Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Balas Milisi Palestina di Peristiwa Nablus, Roket Israel Hujani Gaza

Ilustrasi serangan roket Israel di wilayah Gaza, Palestina. (twitter.com/Qasemebnolhasan)

Jakarta, IDN Times – Israel melancarkan serangan udara ke wilayah Gaza, Kamis (23/2/2023). Serangan itu terjadi setelah beberapa roket ditembakkan dari kantong milisi Palestina.

“Serangan menyebabkan kepulan asap hitam membubung di salah satu lokasi yang ditargetkan di utara kota Gaza,” lapor Al Jazeera.

“IDF menyerang fasilitas pembuatan senjata yang dikelola Hamas pada dini hari Kamis pagi,” lapor The Jerussalem Post, mengutip juru bicara IDF yang tidak disebutkan namanya.

Media itu menambahkan bahwa Israel juga menyasar kompleks militer yang digunakan oleh Hamas untuk menyimpan persenjataan angkatan laut. Kompleks itu tidak jauh dari pemukiman penduduk dan fasilitas publik.

Sejauh ini, belum ada laporan terkait jumlah korban jiwa atas serangan roket Israel.

Konflik kedua negara kembali pecah usai penyerangan yang dilakukan Israel di Nablus pada Rabu kemarin. Peristiwa itu menewaskan setidaknya 11 warga Palestina.

1. Dipicu oleh tembakan roket milisi Palestina

Serangan Israel dimulai ketika roket Palestina mulai ditembakkan pada Kamis. Roket berhasil dijatuhkan oleh sistem pertahanan udara Iron Dome.

Militer Israel mengatakan, sistem pertahanan udaranya mencegat lima roket, sementara yang keenam jatuh di daerah tak berpenghuni.

Serangan itu memicu sirene di kota Sderot dan Ashkelon di Israel. Tidak beberapa lama kemudian, Israel membalas serangan ke Gaza.

Belum diketahui milisi yang menembakkan roket pertama dari wilayah Palestina. Namun setelah insiden di Nablus, milisi The Lions Den bersumpah untuk membalas Israel dengan kerugian dua kali lipat.

2. Palestina mengecam serangan Israel di Nablus

Ilustrasi (Unsplash.com/Ahmed Abu Hameeda)

Jihad Islam Palestina juga mengutuk tindakan Israel pada peristiwa Nablus. Menurut milisi itu, tindakan Israel merupakan kejahatan besar dan harus dibalas dengan perlawanan.

Hamas juga mengeluarkan respons serupa.

“Kami mengamati meningkatnya kejahatan musuh terhadap rakyat kami di Tepi Barat yang diduduki. Kesabaran mereka hampir habis," kata juru bicara Hamas, Abu Obeida.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price, mengatakan Washington sangat prihatin dengan kekerasan yang terus berlanjut dan telah meminta semua pihak untuk memulihkan ketenangan.

“Kami sangat prihatin dengan kekerasan di Israel dan Tepi Barat, termasuk hilangnya nyawa warga sipil hari ini di Nablus,” kata Price.

3. Serangan Nablus terparah sejak 2 dekade

Seorang pria membawa bendera Palestina di tengah asap hitam. (pixabay.com/Hosny_Salah)

Serangan Nablus adalah salah satu operasi Israel paling mematikan di Tepi Barat yang diduduki sejak Intifada kedua atau pemberontakan Palestina periode 2000-2005.

Korban tewas pada Rabu melampaui serangan Israel bulan lalu di kota Jenin.

Di antara yang tewas di Nablus adalah tiga pria Palestina, dan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun. Sedikitnya 100 lainnya terluka. Sekitar 82 dari mereka terkena peluru tajam, kata Kementerian Kesehatan Palestina.

Tentara Israel memblokir semua pintu masuk ke Nablus pada Rabu pagi sebelum mengelilingi rumah dengan dua pejuang Palestina yang dicari, yakni Hossam Isleem dan Mohammad Abdulghani, yang keduanya tewas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us