Belarus Akan Kirim 200 Pasukan ke Suriah untuk Bantu Rusia

Jakarta, IDN Times - Belarus berencana mengirim 200 tentara ke Suriah untuk bergabung bersama pasukan Rusia di negara itu. Hal itu diungkap dalam dokumen pemerintah Rusia yang dirilis pada Senin (7/2/2022), dikutip dari Middle East Eye.
Namun, surat tersebut masih dalam bentuk draft dan belum ditandatangani oleh Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan Negara. Surat itu menyatakan bahwa pasukan Belarusia akan bertindak di bawah kendali operasional militer Rusia di Suriah ketika dikerahkan ke negara itu.
Langkah itu mendapat respon negatif dari pemimpin oposisi Belarusia. Dia mengutuk tindakan tersebut.
1. Akan bekerja sama dalam operasi kemanusiaan

Dilansir AP, rancangan perjanjian antara Rusia dan sekutunya Belarusia telah disahkan oleh Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin. Dalam surat itu, dinyatakan bahwa pasukan Belarusia akan bekerja untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk di luar zona perang.
Moskow juga akan memberikan dukungan logistik, transportasi, dan pelatihan untuk misi tersebut. Lebih lanjut, kesepakatan itu juga akan dilakukan tanpa batas waktu penarikan pasukan.
Sebagai informasi, Rusia dan Belarusia adalah sekutu utama. Negara pecahan Uni Soviet tersebut tumbuh lebih dekat ke Moskow di bawah kepemimpinan Alexander Lukashenko, yang meminta bantuan ekonomi dan keamanan ke Rusia.
Pengerahan pasukan Belarusia ke Suriah bukan kali pertama bagi Moskow untuk meminta negara bekas Uni Soviet dalam misi kemanusiaan. Pada 2019, Armenia mengirim ahli medis, keamanan, dan ranjau ke Aleppo, sebuah kota dengan komunitas diaspora Armenia yang cukup besar.
2. Keterlibatan militer Rusia di Suriah

Militer Rusia telah mengintervensi Suriah sejak 2015. Negara itu bekerja sama dengan Iran untuk membantu pemerintah Presiden Suriah, Bashar Assad, merebut kembali kendali atas sebagian besar negara itu setelah perang saudara.
Selanjutnya, Rezim Assad dan sekutunya berhasil mengambil alih kembali 70 persen wilayahnya. Pada saat yang sama, Rusia telah memanfaatkan keberhasilan militernya untuk memproyeksikan kekuatannya di seluruh Kawasan.
Rusia mengerahkan pembom berkemampuan nuklir ke Suriah dan memperkuat cengkeramannya atas infrastruktur utama. Hal itu juga kemudian memnerikan kesempatan bagi Rusia untuk memperluas pangkalan udara Hmeimim di Latakia.
Dan pada tahun 2017, negara itu menandatangani sewa 49 tahun gratis dengan pemerintah Suriah, atas pangkalan angkatan laut di pelabuhan Tartus Suriah.
3. Pengerahan pasukan kedua negara dilakukan di tengah ketegangan atas Ukraina

Pengerahan pasukan Belarusia ke Suriah dilakukan pada saat ketegangan meningkat antara Rusia dan Barat atas Ukraina. Pekan lalu, enam kapal serbu amfibi Rusia tiba di pangkalan angkatan laut Rusia di Tartus.
Hal itu memicu spekulasi bahwa kapal perang tersebut dapat melakukan perjalanan ke Laut Hitam untuk digunakan dalam kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam beberapa tahun terakhir, Moskow telah mengumpulkan ribuan tentara dari negara pecahan Uni Soviet serta mengerahkan sistem pertahanan udara S-400 Rusia dan pesawat serang Su-25. Menurut para analis dan pejabat negara Barat, hal itu berpotensi digunakan untuk menginvasi Ukraina.