Biden Jual Senjata ke Israel Tanpa Persetujuan Kongres AS

Jakarta, IDN Times - Untuk kedua kalinya pada bulan ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyetujui penjualan senjata darurat ke Israel tanpa persetujuan dan peninjauan dari Kongres AS.
Dilansir CBS, Sabtu (30/12/2023), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengaku telah memberikan info ke Kongres terkait kondisi darurat ini.
Paket bantuan yang disetujui oleh pemerintah Biden adalah peluru artileri M107 155 mm dan peralatan lainnya senilai 147,5 juta dolar AS.
1. AS berkomitmen dalam keamanan Israel
Selain itu, ada pula peralatan termasuk sekring, primer, dan alat pengisi daya. Primer merupakan komponen amunisi yang berfungsi sebagai penyulut yang berisi campuran bahan peledak.
“AS berkomitmen untuk keamanan Israel, dan sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Israel mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat,” demikian pernyataan Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS.
Sementara, peluru artileri yang akan disumbangkan bakal diambil dari persediaan peluru AS sendiri.
2. Jumlah korban tewas di Gaza mencapai 21 ribu orang

Jumlah korban tewas di Jalur Gaza kini mencapai 21.320 orang sejak Israel mulai menyerang pada 7 Oktober 2023 lalu. Selain itu, 55.603 orang lainnya terluka.
“Sedikitnya 210 orang telah terbunuh di Gaza dalam 24 jam terakhir,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al Qedra, dikutip dari Anadolu.
Ia menyatakan, tentara Israel sengaja menargetkan 104 ambulans dan 142 institusi kesehatan di Jalur Gaza.
3. Sebanyak 40 persen penduduk Gaza terancam kelaparan

Badan PBB untuk Pengungsi dan Pekerjaan Palestina (UNRWA) memperingatkan, kurangnya bantuan yang memasuki Jalur Gaza menyebabkan 40 persen penduduknya berisiko mengalami kelaparan.
Pada Kamis (28/12/2023), UNRWA memperbarui peringatannya bahwa saat ini Gaza sedang bergulat dengan bencana kelaparan. Badan tersebut juga mengulangi seruan gencatan senjata kemanusiaan di wilayah kantong itu.
“Setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup, mencari makanan dan air. Kenyataannya adalah kita membutuhkan lebih banyak bantuan. Satu-satunya harapan yang tersisa adalah gencatan senjata kemanusiaan,” kata direktur UNRWA di Gaza, Thomas White.