Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Brasil Ingin Putus Hubungan Militer dengan Israel

Bendera Brasil. (unsplash.com/fdantas)
Bendera Brasil. (unsplash.com/fdantas)
Intinya sih...
  • Brasil akan memutus hubungan militer dengan Israel terkait genosida di Gaza
  • Pemutusan hubungan diplomatik Brasil dengan Israel cukup rumit dan mendukung solusi dua negara dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
  • Brasil kecam penangkapan aktivisnya di Gaza, menolak pembatasan akses bantuan ke Gaza, dan khawatir serangan Israel ke Iran memicu konflik skala besar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Brasil, pada Sabtu (14/6/2025), mengungkapkan rencana untuk memutus hubungan militer dengan Israel. Langkah ini terkait dengan genosida kepada warga Palestina di Gaza. 

“Saya percaya bahwa eskalasi pembunuhan massal di Gaza adalah sebuah genosida yang sebenarnya. Ribuan orang tewas, termasuk anak-anak dan ini sesuatu yang tidak bisa dianggap kecil. Brasil akan menindak aksi ini sesuai prinsip kemanusiaan dan hukum internasional,” tutur Penasehat Kepresidenan Brasil, Celso Amorim, dikutip Mercopress.

Hubungan Brasil-Israel merenggang menyusul agresi militer Israel di Gaza yang berlangsung sejak Oktober 2023. Brasil sudah menarik Duta Besar di Tel-Aviv terkait penolakan terhadap aksi Israel. 

1. Pemutusan hubungan diplomatik Brasil dengan Israel cukup rumit

Pekan ini, Amorim bersama jajaran pemerintahan Brasil mengungkapkan masih mengkaji lebih lanjut kebijakan yang tepat dalam menekan Israel untuk menghentikan aksinya di Gaza. 

“Pemerintah Israel sudah bertindak di luar moral dan etika. Ini sudah jelas terjadi, tapi tidak ada kebijakan atau sanksi internasional. Namun, memutus hubungan diplomatik dengan Israel adalah topik yang rumit dan berdampak pada warga Brasil yang tinggal di Timur Tengah,” tuturnya. 

Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira mengungkapkan bahwa Brasil mendukung solusi dua negara dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina. 

“Kami sudah berulang kali menyatakan bahwa tindakan Israel berlawanan dengan posisi sejarah Brasil yang mendukung kesepakatan perbatasan pada 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina,” tandasnya.

2. Brasil kecam Israel atas penangkapan aktivisnya di Gaza

Kemlu Brasil mengatakan bahwa sudah berbicara dengan keluarga aktivis Thiago Avila yang ditangkap oleh Israel di Gaza. Pihaknya mengecam penangkapan aktivis Freedom Flotilla dan situasi kemanusiaan di Gaza. 

“Kami mengecam adangan kapal Madleen oleh Israel di perairan internasional. Dengan ini Brasil mendesak pembebasan warga negara kami dan mendesak Israel untuk memastikan kesehatan dari Thiago Avila,” ungkapnya, dikutip Brasil de Fato.

Brasilia juga menolak pembatasan akses bantuan ke Gaza dan mendesak Tel-Aviv membuka akses bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan warga Palestina di Gaza. 

3. Brasil khawatir serangan Israel ke Iran memicu konflik skala besar

Bendera Israel. (unsplash.com/levimeirclancy)
Bendera Israel. (unsplash.com/levimeirclancy)

Pada hari yang sama, Brasil mengecam serangan Israel ke Iran yang menunjukkan bahwa Israle telah melakukan pelanggaran kedaulatan negara lain. 

“Kami melihat bahwa serangan yang menargetkan fasilitas nuklir Iran dan pabrik misil hingga menewaskan petinggi militer dan ilmuwan Iran adalah sebuah pelanggaran hukum internasional. Serangan ini mengancam timbulnya konflik skala besar di Timur Tengah,” ujarnya. 

Brasilia mengungkapkan bahwa terdapat risiko besar terhadap stabilitas, perdamaian, dan kehancuran ekonomi dunia. Brasil juga mendesak kedua pihak untuk menahan diri dan tidak saling membalas serangan. 

Pekan lalu, Presiden Brasil Lula da Silva mengkritisi bahwa PBB tidak seperti dulu dan tidak bertindak sebagaimana mestinya. Ia menyebut, PBB mau mengakui pembentukan Israel pada 1947, tapi tidak mampu membentuk Palestina saat ini. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us