Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Burundi Tuding Rwanda Ingin Serang Negaranya

ilustrasi bendera Burundi (unsplash.com/aboodi_vm)

Jakarta, IDN Times - Presiden Burundi Évariste Ndayishimiye, pada Selasa (25/3/2025), menuding Rwanda berniat menyerang negaranya. Pernyataan ini menyusul semakin menegangnya hubungan kedua negara Afrika Timur tersebut. 

"Rwanda berusaha menginisiasi kudeta di Burundi sedekade lalu. Ini sama persis seperti yang mereka lakukan di Republik Demokratik (RD) Kongo saat ini," ungkapnya, dikutip BBC.

Ketegangan Burundi-Rwanda terus berlanjut dalam setahun terakhir. Aksi ini didorong tudingan terhadap Rwanda yang mendukung kelompok pemberontak RED-Tabara yang beroperasi di Burundi. 

Kondisi ini memperparah ancaman konflik besar di kawasan Danau Besar Afrika. Sebelumnya, kelompok pemberontak M23 yang diduga didukung oleh Rwanda melanjutkan serangan di RD Kongo bagian timur. 

1. Klaim Rwanda berusaha menciptakan kerusuhan di Burundi

Ndayishimiye mengungkapkan bahwa Rwanda berniat menciptakan kerusuhan di dalam teritori Burundi. 

"Mereka akan mengatakan bahwa ini adalah permasalahan dalam negeri kita. Padahal masalahnya adalah pada Rwanda. Kami tahu bahwa dia (Presiden Rwanda Paul Kagame) memiliki rencana untuk menyerang Burundi. Kami tidak akan menerima pembunuhan seperti yang mereka lakukan kepada warga Kongo," tuturnya. 

Ia menambahkan, Burundi tidak memiliki rencana apapun untuk menyerang Rwanda. Ia menyebut bahwa permasalahan antara Burundi dan Rwanda dapat diselesaikan lewat jalur diplomasi. 

Ia mengklaim bahwa konflik berkepanjangan di RD Kongo didorong oleh pasukan dari luar negeri. Ia menyebut bahwa ada pihak yang tidak menginginkan perdamaian di RD Kongo karena ingin mengeruk sumber daya alam di sana. 

2. Rwanda tolak tuduhan berniat menyerang Burundi

Menteri Luar Negeri Rwanda, Olivier Nduhungirehe, menampik tuduhan bahwa negaranya berniat menyerang Burundi. Ia menyebut Rwanda dan Burundi terus mengupayakan negosiasi perdamaian. 

"Pernyataan dari Presiden Burundi ini sangat disayangkan, terutama ketika militer dan intelijen dari kedua negara tengah mengadakan diskusi. Keduanya juga sudah menyetujui untuk deeskalasi verbal dan militer," terangnya, dikutip News24

Ia mengatakan bahwa Rwanda sudah mengajukan negosiasi damai dalam beberapa tahun terakhir. Ia pun menyebut, Rwanda sudah menyerahkan para pemberontak yang berniat mengadakan kudeta pada 2015. 

"Tidak ada kepentingan kedua negara berperang. Kami ingin berdialog, tapi kami tidak akan duduk diam jika kami diserang," tambahnya. 

3. Ribuan warga RD Kongo mengungsi ke Burundi

Komisi Tinggi Pengungsi PBB (UNHCR) menyebut semakin meluasnya konflik d RD Kongo mengakibatkan sebanyak 42 ribu sudah mengajukan suaka ke Burundi hanya dalam beberapa pekan.

"Rencana darurat hanya dapat menampung 58 ribu orang dalam 3 bulan. Namun, dalam 2 pekan saja, sudah ada 42 ribu orang yang mencari suaka di Burundi," tutur Perwakilan UNHCR Burundi, Brigitte Mukanga-Eno, dilansir TV5 Monde

Sejak Januari 2025, tercatat sudah ada 15 ribu orang yang mengungsi ke Burundi demi menghindari konflik di RD Kongo. Sedangkan 13 ribu di antaranya mengungsi ke Uganda. Mereka diketahui masuk ke Burundi lewat pintu perbatasan tidak resmi. 

UNHCR memperkirakan bahwa warga Kongo yang kabur ke Burundi jumlahnya akan terus naik. Mengingat semakin meluasnya serangan pemberontak M23 yang sudah mengarah ke Uvira.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us