Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cegah Grup Wagner, Lithuania Tutup 2 Pos Perbatasan dengan Belarusia

Ilustrasi bendera Lithuania. (Pixabay.com/jorono)

Jakarta, IDN Times - Lithuania mengumumkan penutupan dua dari enam pos pemeriksaan perbatasannya dengan Belarusia. Dua pos tersebut merupakan penyeberangan yang tidak digunakan oleh kendaraan niaga dan akan mulai ditutup pada 18 Agustus.

Pemerintah Lithuania mengambil keputusan itu pada Rabu (16/8/2023), sebagai tanggapan atas ancaman keamanan nasional. Kekhawatiran terhadap Belarusia semakin meningkat setelah kehadiran tentara bayaran kelompok Wagner yang terkait dengan Rusia.

1. Lalu lintas dialihkan ke pos perbatasan lain

Ilustrasi pagar perbatasan. (Unsplash.com/Greg Bulla)

Dilansir Associated Press, pemerintah Lituania mengatakan bahwa penyeberangan di Tverecius dan Sumskas akan ditutup. Lalu lintas di dua area itu akan dialihkan ke pos pemeriksaan perbatasan Medininkai, yang merupakan pos pemeriksaan terbesar dari enam pos Lituania.

“Tujuan utamanya adalah menghentikan sementara operasi di dua titik ini mulai 18 Agustus,” kata Wakil Menteri Perhubungan Lituania Agne Vaiciukeviciute, menambahkan bahwa langkah tersebut menawarkan kemungkinan untuk mengarahkan petugas yang melakukan pemeriksaan kontrol perbatasan ke titik lain.

Lituania merupakan pendukung kuat Ukraina dan dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi tempat berlindung bagi banyak orang yang melarikan diri dari tindakan keras otoriter di Belarusia dan meningkatnya penindasan di Rusia.

Wilayah perbatasan telah menjadi perhatian Lituania karena banyak migran yang datang melalui Belarusia. Dinas Perbatasan Negara mengatakan sebanyak 11.211 orang telah ditolak masuk ke Lituania dari Belarusia sejak Januari tahun lalu, dan sepanjang tahun ini ada sekitar 1.543 orang yang datang dari Belarusia belum diizinkan masuk.

Lituania meraih kemerdekaan dari Uni Soviet pada 33 tahun lalu dan merupakan negara demokrasi, yang tergabung dalam Uni Eropa (UE) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

2. Latvia dan Polandia meningkatkan keamanan di perbatasan

Bendera Latvia. (Pexels.com/Mariya Todorova)

Sehari sebelum pengumuman Lituania, negara tetangga Latvia juga mengambil langkah untuk perbatasannya, dengan meningkatkan pasukan keamanan di perbatasan. Keputusan itu diambil karena peningkatan tajam ancaman di perbatasan selama beberapa hari terakhir, ketika 96 orang berupaya melintasi perbatasan terdeteksi.

Dilansir BBC, Perdana Menteri Latvia Krisjanis Karin mengatakan Belarusia perlu mengetahui bahwa negaranya serius mengamankan perbatasannya untuk kebaikan rakyatnya sendiri dan seluruh Eropa.

"Kami telah melihat bahwa musim panas ini tekanan dari Belarusia tidak berkurang, tapi secara bertahap meningkat. Kami hanya meningkatkan kehadiran kami dan mengirimkan sinyal yang jelas kepada masyarakat kami sendiri dan otoritas Belarusia bahwa ini bukan lelucon," kata Karin.

Polandia pada pekan lalu mengumumkan akan mengirim 10 ribu pasukan tambahan ke perbatasannya dengan Belarusia menyusul dugaan serangan oleh helikopter militer Belarusia.

3. Pasukan Wagner dikhawatirkan masuk ke UE

Ilustrasi tentara. (Unsplash.com/Diego González)

Sejak ribuan tentara Wagner tiba di Belarusia pada Juni, kekhwatiran di antara negara-negara tetangganya telah meningkat dan berusaha meningkatkan keamanan di perbatasan.

Rustamas Liubajevas, komandan Layanan Penjaga Perbatasan Negara Lituania, mengatakan ada hingga 4.500 pejuang Wagner di Belarusia, dengan beberapa dari mereka ditempatkan di dekat perbatasan Lituania dan Polandia. 

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan pasukannya akan menjaga perbatasan dari Wagner. Dia memperingatkan bahwa pejuang Wagner dapat menyamar sebagai migran dan memasuki UE.

Pasukan bayaran itu dipindahkan ke Belarusia sebagai kesepakatan dalam mengakhiri pemberontakan bersenjata mereka. Kesepakatan itu membatalkan pasukan merebut kota Rostov dan menuju Moskow, membatalkan pawai sekitar 200 km dari ibu kota.

Berdasarkan perjanjian tersebut, para pejuang Wagner diberi tahu bahwa mereka dapat bergabung dengan tentara reguler Rusia atau pergi ke Belarusia. Perjanjian itu juga memungkinkan pemimpin mereka, Yevgeny Prigozhin menghindari tuntutan pidana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us