Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Chikungunya Melanda Kuba, 33 Orang Tewas

Nyamuk (commons.wikimedia.org/James Gathany)
Nyamuk (commons.wikimedia.org/James Gathany)
Intinya sih...
  • 21 dari 33 korban meninggal berada di bawah usia 18 tahun, menunjukkan rentannya anak dan remaja terhadap epidemi tersebut.
  • Chikungunya menyebar cepat di Kuba, diperparah oleh tingginya kasus dengue yang sudah lama menjadi endemi di negara tersebut.
  • Kekurangan bahan bakar, insektisida, dan peralatan fumigasi menjadi hambatan utama pengendalian nyamuk, disebabkan oleh kondisi ekonomi yang memburuk.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kuba mengonfirmasi total ada 33 kematian akibat wabah dengue dan chikungunya yang melanda negara itu dalam beberapa bulan terakhir. Otoritas kesehatan menyebut epidemi ini telah menjangkiti sedikitnya sepertiga populasi.

Kementerian Kesehatan Kuba menyatakan pada Senin (1/12/2025), bahwa penyebaran kedua virus berlangsung cepat dan menekan sistem layanan kesehatan. Pejabat kesehatan menambahkan bahwa sebagian besar korban meninggal merupakan kelompok usia muda.

1. 21 dari 33 korban meninggal berada di bawah usia 18 tahun

Wakil Menteri Kesehatan Kuba, Carilda Peña, merinci bahwa 12 korban meninggal akibat dengue dan 21 lainnya akibat chikungunya. Ia menyatakan bahwa kedua virus tersebut tengah menyebar luas di seluruh wilayah negara.

Peña menjelaskan bahwa 21 dari 33 korban meninggal berada di bawah usia 18 tahun. Kondisi ini menunjukkan betapa rentannya kelompok anak dan remaja terhadap epidemi tersebut.

“Angka kematian ini sangat mengkhawatirkan, terutama karena sebagian besar korbannya adalah anak-anak,” ujar Carilda Peña, dilansir Devdiscourse.

2. Penyebaran epidemi yang meluas

Chikungunya menyebar sangat cepat di Kuba dalam beberapa bulan terakhir. Situasi ini diperburuk oleh tingginya kasus dengue yang sudah lama menjadi endemi di negara tersebut.

Pada November 2025, pejabat kesehatan Kuba mengatakan bahwa wabah telah menjangkiti berbagai provinsi dan menunjukkan peningkatan signifikan sejak awal tahun. Laporan-laporan lokal menyebut banyak rumah sakit kewalahan menangani lonjakan pasien.

“Kami menghadapi beban kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan fasilitas medis kami bekerja pada kapasitas maksimum,” ujar pejabat kesehatan Kuba, dilansir Red Lake Nation News.

3. Hambatan pengendalian wabah nyamuk

Data dari laporan kesehatan Kuba menunjukkan bahwa kekurangan bahan bakar, insektisida, serta peralatan fumigasi menjadi hambatan utama pengendalian nyamuk. Kondisi ekonomi yang memburuk juga mengurangi kemampuan pemerintah melakukan sanitasi di permukiman.

Pemerintah mengakui bahwa keterbatasan sumber daya menghambat upaya pencegahan, meski tim lapangan tetap melakukan penyuluhan dan pemberantasan sarang nyamuk. Masyarakat juga diminta membersihkan area rumah masing-masing untuk memutus siklus perkembangbiakan Aedes aegypti.

“Tanpa peningkatan pasokan dan dukungan logistik, upaya pengendalian nyamuk tidak akan cukup untuk menahan laju infeksi,” ujar seorang analis kesehatan, dilansir Reuters.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

KLH Ungkap 1 dari 8 Perusahaan di Batang Toru Sumatra

03 Des 2025, 10:48 WIBNews