Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Hukum Mati 16 Orang Terkait Sindikat Kejahatan di Myanmar

ilustrasi perdagangan komoditas gelap (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi perdagangan komoditas gelap (pexels.com/MART PRODUCTION)
Intinya sih...
  • Keluarga Ming mendirikan kompleks kriminal di Kokang, Myanmar
  • Sindikat menggunakan kekerasan brutal untuk mempertahankan kendali
  • China meningkatkan aksi regional perangi sindikat penipuan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Pengadilan China menjatuhkan hukuman mati kepada 16 anggota sindikat penipuan telekomunikasi di Myanmar pada Senin (29/9/2025). Mereka terbukti melakukan kejahatan seperti penipuan, perdagangan narkoba, perjudian, hingga prostitusi terorganisir. Aktivitas kelompok ini disebut melibatkan dana lebih dari 10 miliar yuan atau setara Rp23,3 triliun.

Kasus ini menyeret keluarga Ming yang aktif sejak 2015 dan berpengaruh di wilayah Kokang, Myanmar. Mereka mendirikan kompleks kriminal serta bekerja sama dengan pendukung keuangan untuk menjalankan operasi ilegal.

Dari 16 terdakwa yang dijatuhi hukuman mati, lima orang mendapat penangguhan dua tahun yang memungkinkan vonis mereka dialihkan menjadi penjara seumur hidup, sementara sebelas lainnya, termasuk Ming Guoping dan Ming Zhenzhen, divonis mati tanpa penangguhan.

1. Kompleks kokang jadi markas kriminal keluarga Ming

Dilansir dari Global Times, Pengadilan Menengah Wenzhou di Zhejiang menyebut keluarga Ming menggunakan kekuatan bersenjata di Kokang untuk mendirikan kompleks kejahatan. Nama-nama seperti Wu Hongming, Luo Jianzhang, dan Jiang Ji tercatat sebagai penyandang dana yang mendapat perlindungan dari kelompok bersenjata mereka. Jejaring ini terbangun melalui tokoh utama seperti Ming Xuechang, yang meninggal bunuh diri sebelum persidangan.

Dilansir dari BBC, Laukkai di negara bagian Shan, Myanmar, berubah menjadi pusat perjudian, narkoba, dan penipuan. Awalnya kota itu hanya menampung kasino yang melayani warga China, tetapi kemudian menjadi kedok untuk pencucian uang, perdagangan manusia, serta operasi penipuan online. Salah satu kompleks paling terkenal milik keluarga Ming, Crouching Tiger Villa, menahan lebih dari 10 ribu pekerja yang kerap mengalami pemukulan dan penyiksaan.

2. Sindikat gunakan kekerasan brutal untuk pertahankan kendali

ilustrasi mafia (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi mafia (pexels.com/cottonbro studio)

Pengadilan mengungkap bahwa anggota bersenjata keluarga Ming menembaki tawanan asal China hingga menewaskan empat orang dan melukai empat lainnya. Aksi ini dilakukan untuk menghalangi penyerahan tawanan kepada otoritas China. Kekerasan tersebut mencerminkan cara kelompok itu mempertahankan kekuasaan atas para korban.

Selain itu, mereka juga membunuh atau melukai orang yang berusaha kabur dari pusat operasi. Catatan pengadilan menunjukkan ada 10 orang tewas dan dua lainnya luka-luka akibat tindakan tersebut. Menurut laporan PBB, sindikat ini menahan lebih dari 100 ribu orang asing, sebagian besar warga China, yang dipaksa bekerja berjam-jam dalam penipuan online skala besar hingga memicu kerugian global.

3. China tingkatkan aksi regional perangi sindikat penipuan

Bendera China (pexels.com/aboodi vesakaran)
Bendera China (pexels.com/aboodi vesakaran)

Kementerian Keamanan Publik China menggelar operasi nasional untuk memberantas penipuan telekomunikasi. Upaya ini dilakukan dengan menggandeng negara-negara Asia Tenggara seperti Myanmar, Kamboja, dan Thailand. Data menunjukkan hingga akhir 2023, lebih dari 53 ribu tersangka penipuan telah diserahkan Myanmar ke China.

Situasi di lapangan berubah ketika aliansi pemberontak berhasil mengusir militer Myanmar dari sebagian besar wilayah Shan. Laukkai pun jatuh ke tangan mereka, yang kemudian memfasilitasi penyerahan anggota keluarga Ming ke otoritas China. Putusan pengadilan di Wenzhou bahkan dihadiri lebih dari 160 orang, termasuk anggota kongres rakyat dan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China.

Beijing juga mendorong negara tetangga untuk menindak tegas jaringan serupa. Tekanan itu membuat Thailand menargetkan pusat-pusat penipuan lintas negara. Berdasarkan pengadilan, keluarga Ming dan jaringan kriminal lain terbukti menipu korban melalui investasi palsu, penipuan phishing, dan pemerasan yang merugikan banyak warga China.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

AHY: Infrastruktur Harus Tangguh- Berkelanjutan Hadapi Risiko Bencana

01 Okt 2025, 09:31 WIBNews