China Ultimatum Pihak yang Ikut Campur di Isu Taiwan

- Kementerian Luar Negeri China bertekad melindungi kedaulatan atas Taiwan.
- Penjualan senjata AS ke Taiwan dianggap melanggar prinsip "Satu China" dan tiga komunike bersama China-AS.
- Pemerintah China menjatuhkan sanksi kepada perusahaan dan individu dari AS yang menyuplai senjata kepada Taiwan.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri China menyatakan tekad melindungi kedaulantan atas Taiwan. Beijing tidak akan membiarkan garis yang telah ditetapkan dilanggar.
"Tidak ada negara, organisasi, atau individu yang boleh meremehkan determinasi, kehendak yang teguh, dan kapabilitas yang luas dari pemerintah dan rakyat China untuk melindungi kedaulatan negara dan integritas teritorialnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian dalam konferensi pers, dikutip dari ANTARA, Selasa (16/7/2024).
“Tidak seorang pun boleh percaya bahwa mereka dapat melintasi garis dalam masalah Taiwan tanpa hukuman," katanya menambahkan.
1. Taiwan jadi 'red line' hubungan AS dan China

Lin menegaskan isu Taiwan menjadi ‘garis merah’ utama dalam hubungan China dan Amerika Serikat (AS). Penjualan senjata AS melanggar kebijakan Satu China dan tiga komunike AS-China, lanjutnya.
"Ini juga merupakan campur tangan yang serius dalam urusan internal China yang merusak kedaulatan dan integritas teritorial China," tambah Lin.
2. China jatuhkan sanksi ke perusahaan dan individu yang sumbang senjata ke Taiwan

Pemerintah China menjatuhkan sanksi kepada perusahaan dan individu dari AS yang menyuplai senjata kepada Taiwan.
"China mengambil tindakan balasan terhadap kontraktor utama AS yang baru-baru ini menjual senjata ke Taiwan, para eksekutif senior mereka, dan terhadap perusahaan militer yang terlibat dalam penjualan senjata AS ke Taiwan maupun yang menghadiri Forum Bisnis Pertahanan Taiwan-AS di Taiwan dalam beberapa tahun terakhir," ungkap Lin.
3. Langgar prinsip 'Satu China'

Penjualan senjata AS ke Taiwan, lanjutnya, sangat melanggar prinsip "Satu China" dan tiga komunike bersama China-AS, khususnya Komunike 17 Agustus 1982, mencampuri urusan dalam negeri China dan melemahkan kedaulatan dan integritas wilayah China.
"Taiwan adalah inti dari kepentingan China dan merupakan garis merah pertama yang tidak boleh dilewati dalam hubungan China-AS. Tidak ada negara, organisasi, atau individu yang boleh meremehkan keinginan dan kemampuan pemerintah dan rakyat China untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah kami," tambah Lin.