Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Di Bawah Hujan Rudal Rusia, Warga Ukraina Rayakan Paskah

ilustrasi kendaraan peluncur rudal Rusia (Facebook.com/Минобороны России)

Jakarta, IDN Times - Minggu, 24 April 2022 adalah hari penting bagi umat Kristen Ortodoks, agama mayoritas warga Rusia dan Ukraina. Pada hari tersebut, mereka merayakan Paskah. Tapi tanggal itu juga bertepatan dengan dua bulan invasi Rusia ke Ukraina yang telah dimulai sejak 24 Februari lalu.

Warga Ukraina pun harus merayakan hari suci itu di bawah serangan rudal dan artileri Rusia. Pada Sabtu (23/4/22) malam, angkatan bersenjata Rusia kembali menghujani Ukraina dengan rudal dan artileri. Bahkan juru bicara Kementrian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan lebih dari 400 rudal dan artileri mengenai fasilitas militer Ukraina.

Menanggapi peningkatan serangan Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa kekejaman yang dilakukan pasukan Moskow tidak akan pernah bisa menghancurkan Ukraina. Dia menegaskan negaranya akan memenangkan perang yang telah diluncurkan Rusia sejak 24 Februari tersebut.

1. Rudal dan artileri Rusia kenai lebih dari 400 target di Ukraina

ilustrasi pasukan Rusia (Twitter.com/Минобороны России)

Intensitas serangan Rusia ke Ukraina terus mengalami peningkatan, bahkan ketika sebagian besar umar Kristen Ortodoks dua negara itu merayakan Paskah. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov menjelaskan serangan baru telah diluncurkan dengan rudal dan artileri.

"Pasukan rudal dan artileri melakukan 423 tugas tembakan pada malam hari," kata Konashenkov, dikutip dari media Rusia, Tass. Dia juga menjelaskan bahwa dalam serangan itu, 26 pos komando, 367 titik peralatan militer dan 25 garis pertahanan Ukraina terkena serangan.

Tidak ada penjelasan yang rinci mengenai kerusakan atau korban di pihak personel militer Ukraina yang diakibatkan ratusan serangan tersebut. Klaim Rusia itu juga belum mendapatkan tangapan dari pihak Ukraina.

2. Kejahatan akan dihukum, kata Zelenskyy

Dalam perayaan Paskah yang secara tradisional dimaknai dengan refleksi dan kelahiran kembali, eskalasi serangan militer Rusia justru mengalami peningkatan di timur dan selatan Ukraina. Seruan gencatan senjata dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selama empat hari pada Pekan Paskah tidak menemukan kesepakatan.

Dalam pidato pada Sabtu malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan renungan pentingnya hari suci itu. Dia mengatakan meski ada serangan dari Rusia, "tetapi akan ada Kebangkitan. Kehidupan akan mengalahkan kematian. Kebenaran akan mengalahkan kebohongan apa pun. Dan kejahatan akan dihukum."

"Hari ini, kami masih percaya pada kemenangan baru Ukraina dan kami semua yakin bahwa kami tidak akan dihancurkan oleh gerombolan atau kejahatan apa pun," kata Zelenskyy dikutip CNN.

Pada Paskah yang diselimuti bayangan perang kali ini, warga Ukraina yang sebelumnya mengungsi ke Polandia, bahkan banyak yang pulang ke Ukraina untuk menjadi bagian dari orang-orang terdekatnya dalam memperingati Paskah.

"Saya tidak pernah sebahagia ini dalam hidup saya. Ketika saya akhirnya melihat suami saya lagi, pada malam pertama saya di sini, saya masih merasa seperti ini adalah mimpi," kata Anna-Mariia Nykyforchyn, salah satu pengungsi Ukraina di Polandia yang pulang ke Lviv.

3. Sekjen PBB akan temui Putin dan Zelenskyy

Sekjen PBB, Antonio Guterres. (Twitter.com/Kenneth Roth)

Setelah seruan gencatan senjata pada Pekan Paskah tidak menemukan kesepakatan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akan melakukan pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin dan Presiden Volodymyr Zelenskyy. Rencananya pertemuan akan dilaksanakan pekan depan.

Kremlin telah memberikan konfirmasi tentang rencana pertemuan itu. Dikutip dari The Moscow Times, Presiden Putin akan bertemu Guterres pada hari Selasa di Moskow. Lalu dua hari setelahnya pada Kamis, Guterres akan bertemu dengan Presiden Zelenskyy di Kiev.

Guterres telah mengirim surat kepada pejabat tinggi dua belah pihak yang bertikai, berusaha mendorong dilakukan dialog untuk menghentikan perang yang mematikan dan menghancurkan itu.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan "pada saat bahaya dan konsekuensi besar ini, dia (Guterres) ingin membahas langkah-langkah mendesak untuk mewujudkan perdamaian di Ukraina."

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us