Dijadikan Transit, Ekuador Setop Pembebasan Visa bagi Warga China

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ekuador, pada Selasa (18/6/2024), mengumumkan pembatalan aturan bebas visa bagi warga China. Kebijakan ini menyusul lonjakan masuknya warga negara China ke Ekuador untuk berjalan ke Amerika Serikat (AS) lewat Amerika Tengah.
Belakangan ini, migran ilegal asal berbagai negara di Asia, terutama China terus berdatangan di perbatasan Meksiko-AS. Mayoritas dari mereka datang melalui negara-negara di Amerika Selatan, seperti Ekuador untuk menempuh perjalanan panjang ke AS.
Pada 2023, CBP (Customs and Border Protection) AS menangkap 37 ribu warga China yang masuk ke AS secara ilegal dari teritori Meksiko. Ketika ditanya, mereka melarikan diri dari iklim politik yang makin represif dan perlambatan ekonomi di China.
1. Penangguhan bebas visa akan diberlakukan mulai 1 Juli 2024
Ekuador mengatakan bahwa penangguhan aturan bebas visa bagi warga China ini akan diberlakukan untuk sementara. Pihaknya menilai adanya kekhawatiran terkait migrasi ilegal asal China ke Benua Amerika.
Dilaporkan Associated Press, penangguhan aturan bebas visa ini akan berlangsung mulai 1 Juli 2024. Dengan ini, Ekuador mengharuskan warga China yang hendak masuk ke negaranya untuk mengurus visa terlebih dahulu.
"Kemlu Ekuador mengatakan bahwa ini komtimen terhadap orang yang berkunjung ke Ekuador dapat terjamin keamanannya dan mencegah mereka dijadikan sebagai korban penyelundupan manusia atau migran. Ini juga memastikan normalnya operasi maskapai penerbangan," terangnya.
Sementara itu, Ekuador merupakan 1 dari 2 negara di Benua Amerika yang menawarkan bebas visa bagi warga negara China. Selain Ekuador, Suriname juga menjadi rute awal migrasi bagi warga negara China untuk masuk ke AS.
2. Separuh dari warga China yang masuk belum keluar dari Ekuador
Ekuador mengatakan bahwa separuh dari warga negara China yang masuk ke negaranya dalam beberapa bulan terakhir tidak pergi. Mereka bahkan belum pergi setelah batas waktu 90 hari kunjungan di Ekuador.
"Warga negara China yang masuk tetap bertahan di Ekuador atau meninggalkan negaranya lewat rute migrasi untuk menuju ke destinasi lain di Benua Amerika," terang Kemlu Ekuador, dilansir CNN.
"Kami melihat bahwa Ekuador telah menjadi destinasi awal dari perjalanan panjang para migran asal China yang ingin mengadu nasib di AS. Ini dinamai dengan 'zou xian' atau memiliki arti rute berjalan," tambahnya.
Sepanjang 2023, otoritas Ekuador sudah mencatat masuknya 48.381 warga China dan sebanyak 24.240 di antaranya sudah meninggalkan Ekuador. Saat ini, masih ada 24.141 warga China yang bertahan dan menjadi warga asing terbanyak di Ekuador.
3. China dukung perlawanan terhadap penyelundupan migran
Juru bicara Kemlu China, Lin Jian, mengatakan bahwa kesepakatan pembebasan visa bagi warga China dan Ekuador sudah disetujui pada Agustus 2016. Keputusan ini penting untuk mempromosikan perjalanan dan kerja sama kedua negara.
Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah China akan menolak segala bentuk penyelundupan manusia, termasuk penyelundupan warganya ke AS.
"Dalam beberapa tahun terakhir, aparat penegak hukum China sudah berjuang keras melawan kriminalitas di perbatasan negara dan akan tegas dalam melawan penyelundupan manusia dan individu yang terlibat dalam imigrasi ilegal," katanya, dikutip CBS News.
"Upaya ini menunjukkan hasil yang bagus. Pada saat yang sama, China juga bekerja sama dengan negara-negara tertentu dalam melawan aktivitas penyelundupan manusia, pemulangan imigran ilegal, dan melanjutkan ketertiban dalam perjalanan antarnegara," sambungnya.