Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dikutuk AS, China Tuduh Washington Injak-injak Kedaulatan Negara Lain

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin (twitter.com/MFA_China)

Jakarta, IDN Times - Parlemen China menuduh Amerika Serikat (AS) menginjak-injak kedaulatan negara-negara lain, usai negara itu mengesahkan keputusan untuk mengutuk dugaan intrusi balon mata-mata Beijing ke wilayah udaranya.

Komite Urusan Luar Negeri Kongres Rakyat Nasional mengulangi desakannya bahwa balon tersebut merupakan pesawat penelitian cuaca sipil tak berawak. Namun, klaim tersebut ditolak AS, dengan mengutip rute penerbangan dan muatan peralatan pengawasan yang dibawa balon tersebut. 

"Faktanya, AS yang dengan ceroboh mencampuri urusan dalam negeri negara lain, melanggar kedaulatan mereka, dan melakukan pengawasan terhadap negara lain," kata Komite pada Kamis (16/2/2023), dikutip dari Associated Press. 

1. Parlemen AS kutuk intrusi balon mata-mata China

Balon pengintai milik China yang terbang di wilayah udara AS (twitter.com/neiltyson)

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS mengesahkan resolusi untuk mengutuk China atas pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatannya, dan upaya untuk menipu masyarakat internasional melalui klaim palsu tentang kampanye pengumpulan intelijen.

Pejabat negara itu mengatakan, armada balon tersebut merupakan metode pengumpulan intelijen yang dilakukan Beijing, dengan pengoperasian yang relatif murah dan sulit dideteksi.

Komite Hubungan Luar Negeri China menilai resolusi tersebut dengan sengaja membesar-besarkan ancaman yang ditimbulkan negaranya. Pihaknya mengatakan, hal tersebut murni kejahatan dan manipulasi politik.

Komite juga menuduh beberapa politisi Kongres negara rivalnya telah mengobarkan api, dan menunjukkan rancangan jahatnya untuk menentang dan menahan negaranya.

Selain itu, berbagai departemen pemerintahan lainnya juga telah menyuarakan protesnya setiap hari terhadap penanganan konflik oleh Washington, yang dinilai bereaksi berlebihan dan melanggar semangat hukum internasional.

2. China peringatkan tindakan balasan

Laporan terbaru Kementerian Luar Negeri China, pada Rabu (15/2/2023), menyebut balon milik AS juga terpantau terbang di atas wilayah Xinjiang dan Tibet. 

Juru bicara Kementerian, Wang Wenbin, mengatakan bahwa Washington telah mengeskalasi situasi, dan menggunakannya sebagai dalih untuk memberikan sanksi ilegal kepada perusahaan dan institusi negaranya.

Wang juga dengan tegas menentang hal tersebut, dan mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan balasan terhadap entitas AS yang terkait, karena diklaim merusak kedaulatan dan keamanan negaranya.

"AS telah menyalahgunakan kekuatan, bereaksi berlebihan, mengeskalasi situasi, dan menggunakan ini sebagai dalih untuk memberikan sanksi ilegal kepada perusahaan dan institusi China," ungkap Wang.

"China dengan tegas menentang hal ini dan akan mengambil tindakan balasan terhadap entitas AS terkait yang merusak kedaulatan dan keamanan China sesuai dengan hukum," sambungnya, dikutip dari Reuters. 

3. AS tetap akan berkomunikasi dengan China

ilustrasi bendera China (pixabay.com/glaborde7)

Penembakan balon mata-mata China pada 4 Februari lalu telah memperparah gesekan diplomatik antara Washington dan Beijing. Konflik tersebut telah menyeret kedua negara dalam perdebatan atas objek-objek terbang di wilayah udaranya. Hal tersebut menunda upaya keduanya untuk memperbaiki hubungan. 

Meskipun begitu, Presiden Joe Biden menyatakan bahwa dirinya percaya hubungan antara kedua negara tersebut tidak melemah. 

Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman, mengungkapkan bahwa komunikasi dengan China tidak akan berhenti. Dia menambahkan, apabila kondisinya telah memungkinkan, pihaknya akan kembali menggelar pertemuan secara langsung dengan rivalnya itu.

"Kami berharap ketika kondisi memungkinkan bahwa kami akan bertemu lagi secara langsung," kata Sherman, dikutip dari The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us