Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Donald Trump Selamat dari Pemakzulan Kedua

Mantan Presiden AS Donald Trump saat melakukan reli kampanye di Bandara Muskegon di Muskegon, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (17/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump lolos dari pemakzulan keduanya pada Sabtu (13/2/2021) setelah Senat AS gagal mengumpulkan minimal 67 suara.

Dalam sidang pemakzulan, hanya 57 anggota Senat yang setuju pemakzulan Trump, 50 di antaranya dari Partai Demokrat dan tujuh dari Partai Republik. Sedangkan 43 anggota Senat dari Partai Republik memilih untuk membebaskan Presiden ke-45 AS itu.

Senat AS berusaha memakzulkan Trump terkait kerusuhan Capitol pada 6 Januari 2021. Senat menuduh Trump melakukan penghasutan sehingga terjadi pengepungan Capitol. Peristiwa itu mengakibatkan banyak kematian dan membuat lingkungan politik menjadi kacau.

1. Perlu dua pertiga suara untuk bisa memakzulkan Trump

Donald Trump menari dengan musik saat ia akan turun dari panggung pada akhir reli kampanye di Carson City, Nevada, Amerika Serikat, Minggu (18/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Dilansir dari Business Insider, Minggu (14/2/2021), diperlukan dua pertiga suara untuk bisa menghukum seorang pejabat federal dan memberhentikan mereka dari jabatannya. Dalam hal vonis dimakzulkan atau tidak, Senat juga dapat memberikan suara apakah akan melarang pejabat itu untuk memegang jabatan publik lagi.

Dalam pemakzulan kedua Trump, hanya 57 anggota senat yang setuju, atau kurang dari 67 suara. Tujuh di antaranya dari Partai Republik, partai tempat Trump bernaung selama ini. Anggota Senat Republik yang mendukung pemakzulan Trump yakni Sens. Mitt Romney dari Utah, Lisa Murkowski dari Alaska, Bill Cassidy dari Louisiana, Susan Collins dari Maine, Richard Burr dari North Carolina, Ben Sasse dari Nebraska, dan Pat Toomey dari Pennsylvania.

2. Trump berterima kasih kepada senator dan mencerca pengkritiknya

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara saat reli kampanye di Carson City, Nevada, Amerika Serikat, Minggu (18/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Trump sendiri berterima kasih kepada para senator yang memilih untuk membebaskannya dari pemakzulan. Dia mencerca para pengkritiknya dan menyebut pengadilan pemakzulan sebagai "fase lain dari perburuan penyihir terbesar dalam sejarah negara kita."

"Tidak ada presiden yang pernah mengalami hal seperti itu, dan itu berlanjut karena lawan kami tidak dapat melupakan hampir 75 juta orang, jumlah tertinggi yang pernah ada untuk presiden yang duduk, yang memilih kami beberapa bulan yang lalu," ungkap Trump.

3. Pemungutan suara terjadi setelah sidang pemakzulan yang penuh gejolak

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuka masker pelindungnya saat ia berdiri di Balkon Truman Gedung Putih setelah kembali dari rumah sakit di Walter Reed Medical Center untuk perawatan penyakit virus korona (COVID-19), di Washington, Amerika Serikat, Senin (5/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Erin Scott)

Pemungutan suara terakhir untuk pemakzulan Trump terjadi setelah persidangan yang penuh gejolak. Sebanyak sembilan anggota dewan memutar rekaman video berjam-jam dan pernyataan Trump untuk menunjukkan bagaimana kata-kata taipan properti itu membuka jalan terjadinya kerusuhan Capitol.

Argumen lisan berlangsung sekitar 10 jam. Anggota dewan dari Partai Demokrat, Jamie Raskin menekankan bahwa Trump memiliki "pola dan praktik" untuk menghasut kekerasan sebelum pengepungan, yang menunjukkan bahwa pemberontakan bukanlah insiden yang terisolasi.

"Tindakan menghasut sebelumnya ini menyoroti niat Trump yang jelas" dan "pengetahuan yang tak terhindarkan tentang konsekuensi dari hasutannya dan dampak kekerasan yang dia keluarkan pada rakyat kami dan Republik kami," kata Raskin, Kamis.

4. Trump disebut bisa menjadi standar pemimpin yang buruk bagi AS

Donald Trump ketika mengadakan reli kampanye di Londonderry, New Hampshire, Amerika Serikat, Jumat (28/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Diberitakan sebelumnya, dalam sidang lanjutan pemakzulan Donald Trump, Partai Demokrat menekankan bahwa Trump akan menjadi standar pemimpin yang buruk bagi AS jika hak politiknya tidak dicabut.
 
Politikus Partai Republik itu menjadi presiden pertama dalam sejarah Negeri Paman Sam yang dimakzulkan dua kali dalam satu masa kepemimpinan. Pemakzulan kedua diajukan kepada Senat atas provokasi Trump terkait kerusuhan di Gedung Capitol yang menewaskan lima orang pada 6 Januari 2021.
 
“Jika Anda tidak menganggap ini (kerusakan yang disebabkan oleh provokasi Trump) sebagai kejahatan kemudian melihatnya sebagai pelanggaran ringan, Anda telah menetapkan standar baru yang mengerikan untuk pelanggaran yang dilakukan oleh Presiden,” kata Jamie Raskin, anggota dewan dari Partai Demokrat, sebagaimana dilaporkan New York Times, Jumat (12/2/2021).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us