Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Erdogan Tagih Janji Swedia-Finlandia: Atau Kami Veto di NATO

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan. (twitter.com/Recep Tayyip Erdoğan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan, pada Senin (18/7/2022) mengancam akan memveto keanggotaan Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO.

Ancaman itu merupakan peringatan bagi kedua negara, jika mereka tidak menepati janji yang mereka buat untuk mendapatkan dukungan Turki bulan lalu, dilansir dari DW.

1. Erdogan kembali peringatkan Swedia dan Finlandia

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan (Twitter/@tcbestepe)

Tawaran dari Swedia dan Finlandia, yang memutuskan untuk bergabung dengan NATO setelah puluhan tahun menjadi negara netral, didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina. Pada awalnya, tawaran mereka diblokir oleh Turki atas klaim negara-negara Skandinavia itu mendukung terorisme.

Kemudian, ketiga negara menandatangani kesepakatan pada pertemuan puncak NATO di Madrid pada bulan Juli. Ankara mencabut hak vetonya sebagai imbalan atas janji dari Stockholm dan Helsinki tentang kontraterorisme dan ekspor senjata.

Namun, Erdogan bagaimanapun telah memperbarui ancamannya untuk memveto aksesi mereka. 

“Saya ingin mengingatkan sekali lagi bahwa jika negara-negara ini tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan, kami akan membekukan proses aksesi,” kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi setelah pertemuan Kabinet.

“Sikap kami tentang masalah ini sangat jelas. Sisanya terserah mereka," tambahnya dilansir dari PBS.

Ia juga menambahkan bahwa Swedia saat ini tidak menunjukan adanya itikad baik.

2. Apa yang diharapkan Turki dari perjanjian bersama Swedia dan Finlandia?

Pertemuan antara Turki dan Iran untuk membicarakan tindakan melawan terorisme pada Rabu (20/07/2022). (Twitter/tcbestepe)

Ankara menuduh kedua negara mendukung militan Kurdi dan menyediakan tempat yang aman bagi mereka yang melarikan diri dari Turki. Erdogan telah meminta bahwa orang-orang yang dicap sebagai teroris tersebut segera dikembalikan ke Turki.

Erdogan sebelumnya mengatakan bahwa bagian dari perjanjian itu adalah agar Swedia mengekstradisi 73 orang ke Turki untuk diadili. Akan tetapi, Swedia telah membantah menyetujui tindakan semacam itu.

Negara Skandinavia telah menerima orang-orang yang melarikan diri dari penganiayaan di Turki. Banyak penentang Erdogan termasuk anggota parlemen, aktivis hak asasi manusia, dan jurnalis sering kali berakhir di penjara atas apa yang umumnya dianggap tuduhan palsu.

Selain dari permintaan untuk mengekstradisi orang-orang tersebut, Ankara juga menginginkan Stockholm dan Helsinki untuk mencabut pelarangan ekspor senjata yang dilayangkan ke Turki pada 2019.

3. AS masih memantau dinamika ketiga negara

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price. (Twitter/nedprice)

Komentar yang diberikan oleh Erdogan pada Senin kepada kedua negara Nordik belum mendapatkan respons langsung, baik dari Swedia maupun Finlandia.

Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price tidak menanggapi secara langsung ketika ditanya tentang pernyataan Erdogan. Namun, ia merujuk pada lampu hijau Turki selama KTT NATO untuk keanggotaan NATO negara-negara Nordik, dilansir dari NDTV.

"Turki, Finlandia, Swedia, mereka menandatangani memorandum trilateral di Madrid untuk memulai proses ini. Amerika Serikat akan terus bekerja dengan ketiga negara untuk memastikan bahwa proses dan ratifikasi aksesi ini dapat berjalan lancar secepat dan seefisien mungkin," katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us