Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Filipina Beberkan Keberadaan Militer Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan

Vnexpress
Vnexpress

Berdasarkan laporan dari salah satu media Filipina The Philippine Daily pada hari Rabu (19/04/2018), mereka menerbitkan sebuah berita dengan bukti foto keberadaan dua pesawat militer Tiongkok di salah satu pulau buatan di Laut Tiongkok Selatan, di mana Filipina mengklaimnya dari Tiongkok. Sekarang Pemerintah Filipina sedang mempertimbangkan untuk mengajukan protes terhadap penempatan pesawat militer tersebut, seperti yang dilansir dari Reuters.

1. Pesawat angkut berjenis Xian Y-7 yang terlihat jelas terparkir di bandara buatan militer RRT

The Straits Times

Terlihat dengan jelas 2 pesawat angkut militer RRT berjenis Xian Y-7 berjejer rapi di bandar udara yang dibuat Tiongkok di Pulau Mischief Reef. Pulau itu sendiri adalah pulau buatan yang dibuat Tiongkok dengan menimbun pasir dalam beberapa tahun terakhir sehingga mereka dapat membangun bangunan vital untuk keperluan militer, seperti bandara dan pelabuhan militer.

Tiongkok yang mulai menunjukkan keseriusannya di Laut Tiongkok Selatan terutama Pulau Spartly, secara diam-diam sudah menghimpun kekuatan militer untuk mengantisipasi ancaman dari negara yang mengklaim pulau buatannya tersebut.

Karena kasus ini, Pemerintah Filipina dianggap bisa saja memprotes tindakan Tiongkok yang mendirikan pangkalan militer di Mischief Reef karena pulau karang tersebut berada di wilayah teritorial 200 mil ZEE (Zone Ekonomi Eksklusif) Filipina, dan menjadi salah satu pulau yang diklaim oleh Filipina setelah diduduki secara paksa oleh militer Tiongkok.

2. Tiongkok tidak langsung mengomentari tuduhan tersebut

Betonpolitics

Sampai sekarang Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok masih belum mengeluarkan komentar sedikit pun dari tuduhan dan bukti yang dilampirkan oleh The Philippine Daily. Baik militer, Kedutaan Tiongkok di Manila maupun Menteri Luar Negeri Tiongkok, tidak ada yang menunjukkan keinginan untuk mengomentari hal tersebut.

Foto dari sumber yang tidak diketahui dan autentikasi foto yang cukup mendetail, menjadi asumsi pengamat politik dan sengketa Laut Tiongkok Selatan bahwa alasan tersebut menjadi faktor utama mengapa Tiongkok tidak langsung menanggapinya.

Tidak hanya itu, pengamat juga melihat perkembangan aktivitas yang dilakukan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan, membuat mereka menjadi skeptis atas janji yang telah diumbar Pemerintah RRT yang ingin mewujudkan 'de-eskalasi' ketegangan di daerah sengketa.  

3. Bisa menjadi pemicu memuncaknya ketegangan Laut Tiongkok Selatan

Business World

Kehadiran kekuatan militer RRT di Laut Tiongkok Selatan dan klaimnya terhadap sebagian besar porsi laut tersebut, terbukti menyebabkan ketegangan internasional antara negara yang berbatasan langsung dengan Laut Tiongkok Selatan. Negara-negara anggota ASEAN, seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam, menjadi pemain utama dalam permasalahan klaim Laut Tiongkok Selatan oleh RRT.

Sedangkan Indonesia yang tidak memiliki kepentingan apapun, sedikit demi sedikit ikut terseret dalam persengketaan ini ketika nelayan dan kapal militer Tiongkok melanggar batas teritorial Pulau Natuna. Sekarang dengan munculnya bukti baru kehadiran pesawat angkut militer di salah satu pulau buatan di wilayah sengketa, hal ini dapat menjadi pemicu eskalasi konflik antara RRT dan negara yang terlibat lainnya, termasuk Amerika Serikat.

Share
Topics
Editorial Team
Karl Gading S.
EditorKarl Gading S.
Follow Us