Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gawat! 157 Anak di Zimbabwe Meninggal akibat Wabah Campak

Ilustrasi vaksinasi campak. (Pixabay.com/12019)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Zimbabwe pada hari Selasa (16/8/2022) mengonfirmasi bahwa wabah campak yang saat ini merebak telah menewaskan 157 anak-anak. Jumlah itu meningkat dua kali lipat dalam waktu kurang dari seminggu.

Kasus campak telah menyebar dengan cepat di Zimbabwe sejak pihak berwenang melaporkan kasus pertama pada awal bulan ini. Sebagian besar kasus terjadi pada mereka yang belum divaksinasi.

Merebaknya wabah campak membuat sektor kesehatan Zimbabwe semakin tertekan. Kesehatan negara itu sudah memiliki masalah, yaitu kekurangan obat-obatan dan petugas medis yang mogok kerja.

1. Pemerintah menyalahkan sekte agama yang tidak percaya vaksinasi

Melansir Reuters, Menteri Informasi Monica Mutsvangwa dalam keterangan setelah pengarahan di kabinet menyampaikan bahwa kasus telah melonjak dari 1.036 menjadi 2.056 kasus, hanya dalam empat hari.

Sebagian besar kasus yang dikonfirmasi adalah anak-anak berusia antara enam bulan hingga 15 tahun. Mereka merupakan anggota dari sekte gereja apostolik yang tidak mempercayai khasiat dari vaksinasi.

Mutsvangwa telah membenarkan bahwa sebagian besar kasus ditemukan pada mereka yang tidak divaksin. Dia memberitahu bahwa pemerintah telah mengajukan undang-undang khusus untuk mengatasi masalah tersebut.

"Telah dicatat bahwa sebagian besar kasus belum menerima vaksinasi untuk melindungi dari campak. Pemerintah telah meminta Undang-Undang Unit Perlindungan Sipil untuk menangani keadaan darurat ini," kata Mutsvangwa.

2. Pemerintah akan menjangkau pemuka agama untuk meningkatkan vaksinasi

Ilustrasi vaksinasi campak. (Pixabay.com/kfuhlert)

Pemerintah pada pekan lalu, menyalahkan sekte gereja apostolik atas peningkatan infeksi yang saat ini terjadi. Sebab, sekte tersebut tidak percaya terhadap vaksinasi.

Kini, Zimbabwe telah meningkatkan program vaksinasi, terutama untuk anak-anak, sebelum sekolah dibuka pada bulan depan. Agar kampanye vaksinasi dapat berjalan lancar, pemerintah telah menjangkau para pemimpin adat dan agama untuk meminta dukungan.

3. WHO telah mengingatkan potensi penyebaran wabah campak

Bendera World Health Organization (WHO) (Dok. Wikimedia.org)

Melansir VOA News, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada beberapa bulan yang lalu yakni pada April, memperingatkan bahwa benua Afrika akan menghadapi ledakan penyakit yang dapat dicegah karena keterlambatan vaksinasi terhadap anak-anak. WHO memperkirakan kasus campak di benua itu dapat melonjak hingga 400 persen.

Virus campak banyak menyerang anak-anak dengan komplikasi paling serius dapat menyebabkan kebutaan, pembengkakan otak, diare, dan infeksi saluran pernapasan parah. Gejala yang ditimbulkan setelah terpapar penyakit ini berupa ruam merah yang muncul pertama kali di wajah dan kemudian dapat menyebar ke seluruh tubuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us