Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Imbas Balon Sampah, Korsel Bakal Tangguhkan Pakta Militer dengan Korut

Bendera Korea Selatan (Korsel) (pexels.com/byunghyun lee)
Intinya sih...
  • Korsel akan menangguhkan perjanjian militer antar-Korea setelah Korut mengirim ratusan balon berisi sampah selama seminggu terakhir.
  • Seoul menyebut tindakan ini adil dan sah, serta akan mengizinkan latihan militer di sepanjang Zona Demiliterisasi yang sebelumnya dibatasi.
  • Kesepakatan militer 2018 bertujuan menurunkan ketegangan di Semenanjung Korea, namun telah dibatalkan setelah peluncuran satelit mata-mata Pyongyang.

Jakarta, IDN Times - Dewan Keamanan Nasional (NSC) mengatakan bahwa Korea Selatan (Korsel) berencana menangguhkan perjanjian militer antar-Korea, yang dibuat pada 2018 untuk mengurangi ketegangan dengan Korea Utara (Korut), pada Senin (3/6/2024). Itu dilakukan setelah Pyongyang mengirim balon berisi sampah selama seminggu terakhir.

Seoul mengatakan akan menangguhkan seluruh perjanjian tersebut sampai rasa saling percaya antara kedua negara pulih. NSC menyebut pihaknya akan mengajukan rencana penangguhan tersebut kepada kabinet, yang diperkirakan akan disetujui pada pertemuan yang dijadwalkan pada Selasa.

Pyongyang telah meluncurkan ratusan balon berisi sampah ke Negeri Ginseng itu sejak Selasa lalu. Total sekitar 1.000 balon yang membawa kotoran, puntung rokok, sobekan kain, dan kertas bekas telah ditemukan di berbagai penjuru Korsel, dilansir Associated Press.

Seoul sebelumnya mengatakan akan mengambil tindakan yang tidak dapat ditoleransi terhadap Pyongyang akibat serangan balon tersebut. Tindakan itu dapat mencakup propaganda yang menggelegar dari pengeras suara yang ditempatkan di perbatasan yang ditujukan ke Korut.

1. Korsel bakal izinkan latihan militer di sepanjang Zona Demiliterisasi (DMZ)

Korsel menyebut tindakannya pada Senin adil dan sah. Pihaknya juga mengatakan akan mengizinkan latihan militer di sepanjang Zona Demiliterisasi (DMZ) yang sebelumnya telah dibatasi oleh perjanjian tersebut. Hal ini memungkinkan Seoul untuk mengambil tindakan yang lebih penuh dan cepat terhadap provokasi Korut. 

Kesepakatan militer pada 2018, yang ditandatangani di tengah mencairnya hubungan kedua negara pada masa mantan Presiden Korsel, Moon Jae-in, dan Pemimpin Korut, Kim Jong Un, bertujuan menurunkan ketegangan di Semenanjung Korea di tengah kekhawatiran akan peningkatan ketegangan, terutama di sepanjang perbatasan yang dijaga ketat.

Dikutip The Japan Times, berdasarkan kesepakatan tersebut kedua belah pihak sepakat untuk memberlakukan zona penyangga di mana latihan penembakan dengan peluru tajam dihentikan, zona larangan terbang, dan beberapa pos penjagaan dibubarkan, serta langkah-langkah lainnya.

2. Korsel-Korut langgar perjanjian militer setelah Pyongyang luncurkan satelit mata-mata

ilustrasi bendera Korea Selatan (unsplash.com/Daniel Bernard)

Perjanjian militer pada 2018 merupakan kesepakatan paling substantif yang dihasilkan dari pertemuan puncak Korsel-Korut. Ketegangan meningkat setelah peluncuran satelit mata-mata Pyongyang pada November lalu, yang mendorong kedua negara rival tersebut untuk mengambil langkah-langkah yang melanggar perjanjian tersebut. 

Kesepakatan tersebut telah dibatalkan ketika Korut pada tahun lalu menyatakan pihaknya tidak lagi terikat oleh perjanjian tersebut. Sejak saat itu, negara rival Barat itu mengerahkan pasukan dan senjatanya, serta perangkat keras militer tipe baru di sepanjang Garis Demarkasi Militer antara kedua negara tersebut.

Sementara itu, Korsel menangguhkan sebagian perjanjian tersebut menyusul keberhasilan peluncuran satelit oleh Pyongyang. Sekutu Barat itu juga melanjutkan pengawasan udara garis depannya. NSC mengatakan bahwa dengan terus mematuhi pakta tersebut, menunjukkan ada banyak masalah dalam postur kesiapan militer Seoul. 

3. Korut ancam kirim balon lagi jika Korsel kembali sebarkan selebaran anti-Pyongyang

bendera Korea Utara (pixabay.com/Chickenonline)

Dilansir Reuters, Korut mengatakan bahwa balon-balon yang dikirimnya merupakan pembalasan atas kampanye propaganda yang dilakukan aktivis Korsel, yang secara teratur mengirimkan balon berisi selebaran anti-Pyongyang berisi makanan, obat-obatan, uang, serta stik USB yang berisi video musik dan drama K-pop melintasi perbatasan.

Korut mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya akan sementara berhenti mengirimkan balon-balon tersebut. Namun, negara itu berjanji akan memulai kembali pengiriman tidak menyenangkan tersebut jika penyebaran selebaran dari Korsel dilanjutkan.

"Jika klan Korea Selatan kembali menyebarkan selebaran anti-DPRK, kami akan meresponsnya dengan menyebarkan kertas bekas dan sampah secara intensif ratusan kali lipat jumlah selebaran yang tersebar dan jumlah kasus, seperti yang telah kami peringatkan," kata Wakil Menteri Pertahanan Korut, Kim Kang Il.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us