India dan Pakistan Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata

- India dan Pakistan saling tuduh pelanggaran kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi AS.
- Ledakan besar terdengar di Srinagar, India setelah pengumuman gencatan senjata, menimbulkan kepanikan warga.
- Gencatan senjata dimediasi AS melalui negosiasi intensif, tetapi masalah dasar antara kedua negara masih belum terselesaikan.
Jakarta, IDN Times - India dan Pakistan saling menuduh pelanggaran kesepakatan gencatan senjata hanya beberapa jam setelah perjanjian yang dimediasi Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (10/5/2025). Ledakan terdengar di berbagai wilayah Srinagar dan Kashmir yang dikelola India, memunculkan kekhawatiran akan nasib kesepakatan tersebut.
Konflik antara kedua negara berkekuatan nuklir ini merupakan yang terparah dalam beberapa dekade terakhir. Gencatan senjata awalnya disambut gembira oleh warga di kedua sisi perbatasan sebelum tuduhan pelanggaran mulai bermunculan.
1. Tuduhan pelanggaran dari kedua pihak
Ledakan besar terdengar di Srinagar pada Sabtu (10/5/2025) malam, beberapa jam setelah pengumuman gencatan senjata. Pemadaman listrik terjadi di beberapa lokasi, menambah kepanikan warga. Pejabat Kashmir Omar Abdullah mengonfirmasi kejadian ini melalui media sosial.
Menteri Luar Negeri India Vikram Misri menuduh Pakistan melanggar kesepakatan. Misri menyatakan militer India telah diarahkan untuk merespons pelanggaran dengan tegas.
"Selama beberapa jam terakhir, terjadi pelanggaran berulang dari kesepakatan yang dicapai sore ini antara direktur jenderal operasi militer India dan Pakistan. Kami meminta Pakistan mengambil langkah yang tepat untuk merespons isu ini," ujar Misri, dilansir Al Jazeera.
Kementerian Luar Negeri Pakistan membantah tuduhan tersebut. Mereka justru balik menyalahkan India atas pelanggaran di beberapa wilayah. Namun, Islamabad tetap berkomitmen pada implementasi gencatan senjata. Pakistan juga meminta masalah ini diselesaikan melalui komunikasi pada tingkat yang sesuai.
Warga Srinagar melaporkan kekacauan akibat ledakan tanpa ada peringatan sebelumnya. Salah satu ledakan sangat kuat hingga membuat dinding rumah bergetar. Proyektil terlihat melintasi langit malam sementara listrik padam.
2. AS berperan sebagai mediator
Gencatan senjata ini dimediasi beberapa negara termasuk AS. Presiden AS Donald Trump menjadi pihak pertama yang mengumumkan kesepakatan tersebut melalui platform Truth Social. Trump memuji kedua negara yang bersedia mencapai kesepakatan.
Melansir CNN, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Wakil Presiden JD Vance terlibat dalam negosiasi intensif dengan pejabat tinggi kedua negara. Sumber dari pemerintah AS mengatakan keterlibatan mereka dipicu oleh laporan intelijen mengkhawatirkan.
"Saya senang mengumumkan pemerintah India dan Pakistan telah sepakat untuk gencatan senjata segera dan memulai pembicaraan tentang berbagai masalah di lokasi netral. Kami memuji Perdana Menteri India Narendra Modi dan PM Pakistan Shehbaz Sharif atas kebijaksanaan mereka dalam memilih jalan perdamaian," tulis Rubio di platform X, dikutip The Guardian.
Namun, Kementerian Informasi India membantah adanya rencana pembicaraan lanjutan di tempat lain. Sementara, PM Sharif berterima kasih kepada Trump atas perannya dalam kesepakatan ini.
3. Warga perbatasan lega setelah gencatan senjata tercapai

Penduduk setempat mengaku lega atas tercapainya gencatan senjata.
"Semua keluarga pengungsi mulai menari kegirangan. Sebagai penduduk daerah perbatasan, saya tidak bisa mengungkapkan betapa berartinya pengumuman gencatan senjata ini bagi kami. Sekarang semua orang bersiap untuk pulang ke rumah," kata Tanveer Chalko, penduduk Uri berusia 30 tahun, dilansir The Guardian.
Namun, masalah dasar antara kedua negara masih belum selesai, termasuk Perjanjian Perairan Indus. India telah menarik diri dari perjanjian ini bulan lalu, mengancam pertanian Pakistan yang bergantung pada air Sungai Indus.
Ketegangan berawal dari serangan 22 April yang menewaskan 26 wisatawan di Pahalgam, Kashmir India. India menyalahkan militan yang diduga didukung Pakistan, sementara Islamabad membantah.
Melansir BBC, serangan udara antar kedua negara sejak Rabu (7/5/2025) menewaskan 36 orang di Pakistan dan 21 warga sipil di India. Eskalasi sempat memuncak pada Jumat malam (9/5/2025) saat kedua negara saling tuduh menyerang pangkalan udara.