Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Indonesia Dukung WHO Sebagai Organisasi Pilar Kesehatan Dunia

Menkes Budi Gunadi Sadikin saat Sidang World Health Assembly (WHA) 78, Palais de Nations, Jenewa. (IDN Times/Uni Lubis)
Intinya sih...
  • Indonesia komitmen dukung WHO dengan dana US$30 juta untuk kebutuhan finansial jangka panjang
  • Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sampaikan komitmen Indonesia di sidang umum Majelis Kesehatan Dunia (WHA) ke-78 di Jenewa
  • Indonesia juga mendukung hasil negosiasi Kesepakatan Pandemi, luncurkan program pemeriksaan kesehatan gratis secara nasional

Jenewa, IDN Times – Pemerintah Indonesia menyampaikan dukungan dana senilai US$30 juta dolar untuk mendukung kebutuhan finansial jangka panjang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

“Kita harus terus mendukung WHO sebagai pilar utama Kerjasama kesehatan global, terutama dalam lima tahun terakhir target pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs),” kata Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, di sidang umum Majelis Kesehatan Dunia (WHA) ke-78. Sidang umum ini berlangsung di Palais de Nations, kantor pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss, Senin (19/5/2025), sekitar Pukul 17.00 waktu setempat atau siang hari di Indonesia.

Budi tiba di Jenewa sekitar dua jam sebelum gilirannya menyampaikan pidato mewakili Indonesia.  WHA, organ pilar utama WHO dalam merumuskan peraturan dan kesepakatan penting di dunia Kesehatan, berangggotakan 194 negara anggota WHO, dan setiap tahun menggelar hajatan tahunan di Jenewa.  Setiap negara mendapatkan giliran pidato selama dua menit, yang disampaikan menteri Kesehatan atau pejabat tinggi bidang Kesehatan dari negara anggota. Tema WHA 78 adalah “One World for Health”, atau Kesehatan Untuk Semua”.

1. Indonesia mendukung hasil negosiasi Kesepakatan Pandemi

Sidang World Health Assembly (WHA) 78, Palais de Nations, Jenewa. (IDN Times/Uni Lubis)

WHA 78 sarat bahasan mengenai masa depan dan reformasi di tubuh WHO, dan krisis keuangan yang membelit organisasi itu, terutama sesudah Amerika Serikat menarik dukungan pendanaannya.  Selain itu dunia juga tengah menghadapi situasi ekonomi, politik dan krisis geopolitik yang menciptakan banyak ketidakpastian.

Dukungan sejumlah negara terhadap WHO, termasuk Indonesia tentu tidak mudah untuk menutup lubang pendanaan yang ditinggalkan AS, yang selama ini berkontribusi sekitar 14 persen terhadap struktur dana WHO.

Di acara tahun ini, juga dibahas konklusi dari hasi negosiasi Kesepakatan Dana Pandemi (sempat disebut di awal proses sebagai “pandemic fund”).  Menurut jadwal, WHA 78 akan menggelar rapat konsensus Kesepakatan Pandemi pada hari Selasa (20/5/2025).

Menkes Budi menyampaikan Indonesia mendukung hasil dari proses negosiasi Kesepakatan Pandemi yang berlangsung lebih dari tiga tahun. “Ini sebuah kemenangan bagi multilateralism dan kami mendukung adopsi kesepakatan berdasarkan konsensus,” ujar Budi.

2. Pemerintah RI sampaikan komitmen dukung uji klinis vaksin Tuberclosis

Sidang World Health Assembly (WHA) 78, Palais de Nations, Jenewa. (IDN Times/Uni Lubis)

“Tema One World for Health, harus direalisasikan lewat kebijakan konkret di setiap negara anggota,” kata Budi. Indonesia menunjukkan komitmennya dengan melakukan pemeriksaan kesehatan gratis secara nasional, dengan target 280 juta penduduk. 

Diluncurkan sejak Februari 2025, program ini berhasil memeriksa empat juta orang per bulan, dan terus akan ditingkatkan. “Deteksi dini menyelamatkan nyawa dan meringankan tekanan terhadap sistem kesehatan,” kata Budi di depan ratusan peserta majelis umum WHA 78.

Pemerintah Indonesia juga mempercepat upaya untuk mengakhiri Tuberculosis, termasuk ikut serta dan mendukung pengembangan dan uji klinis vaksi TB yang baru di Indonesia.  “Segera kita juga akan menjadi tuan rumah Pusat Kolaborasi WHO untuk Perawat dan Bidan, hal yang memperkuat kemampuan tenaga medis dan kapasitas regional,” ujar Budi.

Di ujung pidatonya, Menkes menyampaikan komitmen Indonesia menguatkan kolaborasi dengan negara tetangga, termasuk dengan Kawasan Pasifik Barat, dengan semangat berbagi tanggung jawab dan tentunya, dengan dukungan majelis WHA.

“Dasar sikap kami tetap sama, berbagi tanggung jawab, berbagi dan kolaborasi aksi, dan berbagi harapan, untuk One World One Health,” kata Budi.

3. Sebanyak 29 Pimpinan Kesehatan dunia antre bertemu dengan Menkes Budi di WHA 78

Menkes Budi Gunadi Sadikin saat Sidang World Health Assembly (WHA) 78, Palais de Nations, Jenewa. (IDN Times/Uni Lubis)

WHA 78 digelar mulai 19-27 Mei 2025.  Ada ratusan kegiatan.  Kegiatan pendamping bahkan sudah dimulai 17 Mei 2025.  Indonesia secara khusus memonitor 92 kegiatan pendamping, dan sebagian menampilkan anggota delegasi RI sebagai pembicara maupun penanggap di berbagai sesi yang membahas soal kesiapan menghadapi pandemi, peran keluarga dan pendamping pasien, perkembangan dan kebuuhan vaksin beragam penyakit termasuk Tuberculosis (TB). Selain itu juga reformasi WHO dan, yang banyak disinggung di rapat majelis umum WHA, adalah dukungan kepada kondisi warga di Gaza, yang menjadi korban serangan Israel.

Dari Indonesia hampir semua anggota delegasi bertugas sebagai pembicara, penanggap dan pelapor.  Selain Menkes Budi dan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan  Kunta Wibawa, ada Monica Ruth Nirmala (Staf khusus Menkes bidang Pengembangan dan Kebijakan Sistem Kesehatan), Ina Agustina (Direktur bidang Penyakit Menular Kemenkes), Bonanza Perwira T (Penasihat Senior Menkes bidang Politik Kesehatan dan Globalisasi). 

Selain itu ada Rachim (Direktur Eksekutif Rumah Sakit Hasan Sadikin), Reni Wigati (Direktur Medik dan Perawatan RS Dharmais), Renan Sukmawan (Ketua Kolegium Medicine Kardiologi dan Vaskular), Ketut Putu Yasa (Ketua Kolegium Operasi Thoracic dan Kardiovaskular),  Ade Jubaedah (Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia), Damar P. Susilaradeya  (Koordinator Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan Kemenkes), Shadiq Akasya (Direktur Utama Biofarma) dan Pejabat Perwakilan Tetap RI di Jenewa.

Selama dua hari mengikuti acara di Jenewa, sebanyak 29 Pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia termasuk sembilan menteri kesehatan meminta waktu bertemu dengan Menkes Budi.  Salah satu isu penting adalah Majelis Percepatan Vaksin TB, di mana Menkes Budi mendapatkan kepercayaan dari WHO untuk memimpin bersama Menteri Kesehatan Brasil. Budi memimpin rapat pejabat tinggi lintas negara dan organisasi di Gedung UNAIDS, Jenewa (20/5/2025). 

“Saya berkomitmen kuat untuk itu, dan akan menyediakan waktu khusus untuk memastikan percepatan penyediaan vaksin TB bisa berjalan lancar, dan bisa melindungi masyarakat,” kata Budi.

Sesudah menyampaikan posisi Indonesia di Majelis Umum WHA 78, Menkes mengadakan pertemuan dengan CEO Phillips, Roy Jakobs, dimana menkes menekankan pemtingnya transfer teknologi atas peralatan canggih kesehatan yang diproduksi Phillips dan digunakan di Indonesia. 

“Saya ingin memastikan agar kalian bisa menerima tenaga kesehatan Indonesia untuk belajar, dan juga kalian harus membangun produksi lokal agar industri kesehatan kami juga tumbuh,” kata Budi.  

Kegiatan Menkes Budi dilanjutkan dengan menjadi pembicara di  MPP, dengan tema membangun pendekatan ketahanan lokal dan regional dalam kesiapan menghadapi pandemi dan keamanan kesehatan. Di hari pertama kehadiran di WHA 78, Budi juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Kesehatan Brasil dan acara dengan menteri kesehatan negara anggota BRICS di kediaman resmi Duta Besar Brasil di Jenewa.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Umi Kalsum
EditorUmi Kalsum
Follow Us