Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Iran Ingin Keluar dari Perjanjian Pelucutan Senjata Nuklir

Ilustrasi bendera Iran. (unsplash.com/sina drakhshani)
Intinya sih...
  • Perang Israel dan Iran terus berlanjut. Ketegangan regional meningkat sejak Jumat setelah Israel melancarkan serangan udara terkoordinasi terhadap beberapa lokasi di Iran.
  • Iran klaim tak kembangkan senjata nuklir.

Jakarta, IDN Times – Di tengah ketegangan dengan Israel, Iran berencana menarik diri dari Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NPT) 1968. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengumumkan pada Senin (16/6/2025) bahwa parlemen Iran, Majlis, saat ini sudah mulai mempersiapkan Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait hal tersebut.

“Mengingat perkembangan terkini, kami akan mengambil keputusan yang tepat. Pemerintah harus memberlakukan RUU parlemen, tetapi usulan tersebut baru saja disiapkan dan kami akan berkoordinasi dengan parlemen pada tahap selanjutnya,” kata Baghaei, dilansir dari Al Arabiya.

Sementara itu, media pemerintah Iran mengatakan bahwa belum ada keputusan resmi yang dibuat parlemen terkait rencana keluar dari NPT.

NPT, yang diratifikasi Iran pada 1970, menjamin hak negara-negara untuk mengembangkan tenaga nuklir sipil sebagai imbalan atas kewajiban mereka untuk melepaskan senjata atom dan bekerja sama dengan pengawas nuklir PBB, IAEA.

1. Israel satu-satunya negara kawasan yang punya senjata nuklir

Ilustrasi bendera Israel. (unsplash.com/Stanislav Vdovin)

Baghaei mengatakan, keputusan untuk menarik diri dari NPT tak berarti Iran ingin mengembangkan senjata nuklir. Namun perkembangan seperti serangan Israel secara alami telah memengaruhi keputusan strategis negara untuk bertindak lebih jauh.

Terkait kepemilikan senjata nuklir, ia justru menyoroti Israel yang menjadi satu-satunya negara Timur Tengah yang memilikinya. Negara tersebut tidak menandatangani NPT, tetapi tidak pernah secara resmi mengakui persenjataannya. 

"Rezim Zionis adalah satu-satunya pemilik senjata pemusnah massal di kawasan itu," katanya.

2. Iran klaim tak kembangkan senjata nuklir

Peluncuran Rudal Fateh 110 milik Iran. (commons.wikimedia.org/Mehr News Agency, free license)

Dilansir dari Anadolu Agency, Baghaei mengklaim bahwa negaranya sama sekali tak mengembangkan senjata nuklir. Ia menekankan bahwa negaranya menganggap senjata pemusnah massal apa pun, termasuk senjata nuklir, bertentangan dengan ajaran dan kepercayaan agama.

Serupa dengan itu, Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, juga menegaskan bahwa Iran tidak bermaksud mengembangkan nuklir hingga tingkat senjata. Namun pihaknya akan memperjuangkan haknya atas energi dan penelitian nuklir, sebagaimana dikutip dari The Guardian. 

Senjata nuklir menjadi alasan utama Israel untuk meluncurkan serangan pre-emptive sejak Jumat lalu. Selama ini, seluruh dunia, termasuk Israel, melihat Iran memiliki senjata tersebut dan menjadikannya sebagai entitas ancaman di kawasan Timur Tengah.

Namun Iran selalu membantah tuduhan tersebut. Minggu lalu, pengawas nuklir PBB menemukan Iran melanggar kewajiban nuklirnya untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.

3. Perang Israel dan Iran terus berlanjut

Tel Aviv, Ibu Kota Israel. (unsplash.com/Levi Meir Clancy)

Ketegangan regional meningkat sejak Jumat setelah Israel melancarkan serangan udara terkoordinasi terhadap beberapa lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Hal ini mendorong Teheran untuk melancarkan serangan balasan.

Pihak berwenang Israel mengatakan bahwa sedikitnya 24 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan rudal Iran sejak Jumat. Sementara itu, Iran mengatakan bahwa sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari seribu lainnya terluka dalam serangan Israel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us