ISIS Diduga Serang Bus di Suriah Utara, 13 Orang Tewas

Jakarta, IDN Times - Sebelas orang dinyatakan tewas dalam sebuah serangan bus di jalan penghubung Kota Raqqa dan Homs, daerah Al Jira, Suriah Utara. Serangan terjadi pada Senin (20/6/2022) pukul 06.30 waktu setempat.
Kementerian Pertahanan Suriah yang dikutip SANA mengatakan, 11 orang korban di antaranya adalah personel militer dan dua lainnya adalah warga dalam serangan bus sipil tersebut. Sebanyak 3 tentara lainnya mengalami luka-luka.
Al Jazeera melaporkan, sejauh ini belum ada klaim pertanggungjawaban dari kelompok mana pun. Namun demikian, ISIS diduga berada di balik serangan itu. Kelompok itu kerap melakukan serentetan serangan sejak kekalahannya pada 2019.
1. Perdebatan terkait target serangan

Dilansir DW, seorang pejabat militer yang tidak disebutkan namanya mengatakan bus itu dalam perjalanan dari Raqqa, yang sekarang di bawah kendali Kurdi, ke provinsi tengah yang dikuasai pemerintah Homs.
Tidak ada rincian apakah serangan itu merupakan bom pinggir jalan atau penyergapan dengan tembakan senapan mesin.
Observatorium Suriah Untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) membantah laporan SANA dengan mengatakan target serangan bukanlah bus sipil, melainkan bus militer. Jumlah korban tewas juga meningkat menjadi 15 orang.
"Jumlah korban tewas diyakini akan meningkat karena ada beberapa orang yang terluka parah," kata SOHR.
2. ISIS sering melakukan serangan serupa
.jpg)
ISIS telah melakukan serangan serupa dalam beberapa bulan terakhir yang telah menyebabkan puluhan orang tewas atau terluka.
Salah satu penyergapan bus paling mematikan terjadi pada Desember 2020, ketika 28 orang tewas dalam serangan di jalan raya utama di provinsi Deir al-Zor timur Suriah.
3. Raqqa merupakan bekas ibu kota ISIS

ISIS telah menguasai wilayah tersebut selama beberapa tahun yang lalu. Kelompok tersebut memproklamasikan kekhalifahan yang mencakup Suriah timur dan Irak barat pada 2014 yang mana kota Raqqa sebagai ibu kota de-facto mereka.
Namun, mereka berhasil dipukul mundur pada 2019 oleh pasukan koalisi Barat dan Suriah. Meski demikian, sel-sel tidur terus aktif di bagian-bagian yang lebih terpencil di negara itu. Sejak itu, mereka kerap berupaya melakukan serangkaian serangan balasan.