Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Akan Duduki Wilayah Suriah Selatan Tanpa Batas Waktu  

pasukan Israel di perbatasan Suriah. (Israel Defense Forces, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)
pasukan Israel di perbatasan Suriah. (Israel Defense Forces, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengumumkan negaranya akan menduduki wilayah Suriah selatan dalam waktu tidak terbatas. Pernyataan tersebut disampaikan saat mengunjungi Gunung Hermon pada Rabu (12/3/2025).

Israel telah menempatkan sembilan pos militer di wilayah Suriah, termasuk dua pos di Gunung Hermon yang memiliki ketinggian 2.814 meter. Penempatan ini dilakukan setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada Desember 2024 yang digantikan oleh Ahmed al-Sharaa.

"Pasukan Pertahanan Israel (IDF) siap berada di Suriah dalam waktu tidak terbatas. Kami akan menguasai area keamanan di Hermon dan memastikan seluruh zona keamanan di Suriah selatan bebas dari senjata dan ancaman," ujar Katz, dilansir The Guardian.

Tiga brigade Israel di bawah Divisi Regional Bashan ke-210 ditempatkan di wilayah tersebut. Pasukan Israel kini menguasai zona penyangga yang sebelumnya diawasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pasca Perang Yom Kippur 1973.

1. Israel terapkan sistem zona keamanan berlapis

IDF membagi wilayah keamanan Suriah selatan menjadi tiga zona berbeda. Zona pertama merupakan area penyangga lima kilometer dari perbatasan Israel yang kini dikuasai penuh oleh IDF.

Zona kedua mencakup area hingga 15 kilometer ke dalam wilayah Suriah. IDF melakukan puluhan serangan udara di zona ini guna menghancurkan senjata-senjata yang ditinggalkan rezim Assad. Pihak militer Israel melarang kehadiran pasukan Suriah di zona ini.

Zona ketiga disebut sebagai area pengaruh yang membentang hingga 80 kilometer dari perbatasan Israel. Area ini mencapai pinggiran Damaskus dan kota Suwayda yang mayoritas dihuni etnis Druze.

"Setiap pagi saat al-Sharaa membuka mata di istana kepresidenan Damaskus, dia akan melihat IDF mengawasinya dari puncak Hermon," ungkap Katz, dilansir Times of Israel.

Israel melarang penempatan senjata jarak jauh seperti peluncur rudal hingga jarak 65 kilometer dari perbatasan. Kebijakan ini berlaku di semua zona, namun kepolisian Suriah masih diizinkan beroperasi di zona kedua dan ketiga.

2. Israel janji menjaga keamanan warga Druze Suriah

Sekitar 40 ribu warga Suriah tinggal di zona yang dikontrol IDF, mayoritas berasal dari komunitas Druze. Israel berjanji melindungi komunitas ini dari risiko serangan pihak mana pun.

IDF telah membantu memperbaiki infrastruktur dasar seperti saluran air dan listrik bagi penduduk setempat. Bantuan medis juga diberikan kepada warga yang membutuhkan perawatan kesehatan.

Mulai Minggu (16/3/2025), Israel akan mengizinkan warga Druze Suriah bekerja di Dataran Tinggi Golan. Katz menyatakan, Israel ingin mempererat hubungan dengan penduduk lokal di wilayah tersebut.

Melansir Hareetz, Israel membentuk unit koordinasi khusus yang dijalankan Badan Koordinasi Wilayah Pendudukan Israel (COGAT). Unit ini bertugas menjalin hubungan dengan komunitas Druze di desa-desa Suriah dekat perbatasan.

3. Israel khawatir diserang dari Suriah

Israel khawatir anggota Hamas dan Jihad Islam Palestina yang dibebaskan dari penjara Assad akan melancarkan serangan dari wilayah Suriah. Kekhawatiran ini mendorong IDF melakukan puluhan serangan udara dalam beberapa pekan terakhir.

Pendudukan ini juga bertujuan mengganggu jalur penyelundupan senjata Iran ke kelompok militan Hizbullah di Lebanon. Pos-pos IDF di Gunung Hermon memberikan pandangan jelas ke Lembah Beqaa Lebanon yang menjadi basis Hizbullah.

Beberapa analis memperingatkan Israel berisiko terjebak dalam konflik berkepanjangan seperti pendudukan Lebanon tahun 1982-2000. Al-Sharaa berulang kali menyatakan tidak akan membiarkan Suriah digunakan sebagai basis serangan ke Israel.

Langkah Israel menuai kecaman internasional karena dianggap memanfaatkan kejatuhan rezim Assad. Tindakan ini dinilai sebagai upaya Israel untuk kembali memperluas wilayahnya. Sebelumnya, Israel mencaplok Dataran Tinggi Golan yang direbut dari Suriah pada Perang Enam Hari 1967.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us