Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

21 Ribu Anak Palestina Jadi Disabilitas akibat Serangan Israel ke Gaza

ilustrasi anak Palestina di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)
ilustrasi anak Palestina di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)
Intinya sih...
  • CRPD serukan pengiriman alat bantu bagi disabilitas
  • 83 persen penyandang disabilitas kehilangan alat bantuan
  • Penyandang disabilitas kesulitan mengakses bantuan di Gaza
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 21 ribu anak di Gaza menjadi penyandang disabilitas sejak perang genosida Israel di wilayah tersebut pecah pada Oktober 2023.

Dalam laporan yang dirilis pada Rabu (3/9/2025), Komite Hak-Hak Penyandang Disabilitas PBB (CRPD) mengungkapkan bahwa sekitar 40.500 anak menderita cedera baru selama konflik, menyebabkan lebih dari setengahnya mengalami cacat permanen.

Komite itu juga menyebutkan bahwa perintah pengungsian paksa oleh Israel sering kali tidak dapat diakses oleh orang-orang dengan gangguan pendengaran atau penglihatan, sehingga membuat evakuasi mustahil dilakukan.

“Laporan juga menggambarkan penyandang disabilitas terpaksa melarikan diri dalam kondisi yang tidak aman dan tidak bermartabat, seperti merangkak di pasir atau lumpur tanpa bantuan alat bantu mobilitas,” tambahnya, dikutip dari Al Jazeera.

1. CRPD serukan pengiriman alat bantu bagi disabilitas

CRPD menyatakan bahwa 83 persen penyandang disabilitas kehilangan alat bantu mereka, dan sebagian besar di antaranya tidak mampu membeli alat alternatif seperti gerobak keledai. Komite tersebut khawatir bahwa alat bantu seperti kursi roda, alat bantu jalan, tongkat dan prostetik dianggap sebagai “barang dengan kegunaan ganda” oleh otoritas Israel, sehingga tidak dimasukkan dalam pengiriman bantuan.

"Kami menyerukan pengiriman bantuan kemanusiaan besar-besaran kepada penyandang disabilitas yang terkena dampak perang, dan menegaskan bahwa semua pihak perlu mengambil langkah-langkah perlindungan bagi penyandang disabilitas untuk mencegah kekerasan, kerugian, kematian, dan perampasan hak lebih lanjut," kata CRPD.

2. Penyandang disabilitas kesulitan mengakses bantuan

Laporan itu juga menyoroti dampak tidak proporsional dari pembatasan bantuan kemanusiaan terhadap para penyandang disabilitas. Mereka disebut kesulitan mengakses bantuan, sehingga banyak di antaranya tidak mendapatkan makanan, air bersih, atau sanitasi.

GHF, lembaga swasta yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel, hanya memiliki empat posko bantuan yang tersebar di seluruh wilayah Gaza. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan sistem PBB sebelumnya yang memiliki sekitar 400 posko. Belum lagi warga yang mencari bantuan di posko GHF berisiko ditembak oleh pasukan Israel.

Dalam hal ini, CRPD mendesak Israel untuk mengambil langkah khusus guna melindungi anak-anak penyandang disabilitas dari serangan, serta menerapkan protokol evakuasi yang memperhitungkan kebutuhan penyandang disabilitas.

"Israel juga harus memastikan bahwa para penyandang disabilitas diizinkan kembali dengan aman ke rumah mereka dan mendapatkan bantuan untuk melakukannya,” tambahnya.

3. Kasus malnutrisi pada anak-anak juga terus melonjak

Kasus malnutrisi juga terus meningkat di kalangan anak-anak di Gaza. Menurut sistem Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), diperkirakan 132 ribu anak di bawah usia lima tahun berisiko meninggal akibat malnutrisi akut pada Juni 2026.

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan sedikitnya 370 warga Palestina telah meninggal karena kelaparan di wilayah tersebut. Sebanyak 131 di antaranya adalah anak-anak.

Dilansir dari Anadolu, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 63.700 warga Palestina selama hampir dua tahun perang. Perang ini juga telah menghancurkan wilayah tersebut dan memicu krisis kemanusiaan.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perangnya di wilayah tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

BPJS Ketenagakerjaan Rayakan Harpelnas 2025 dengan Layanan Sepenuh Hati

04 Sep 2025, 21:31 WIBNews