Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Sebut Hamas Bangun Terowongan di Bawah Markas UNRWA di Gaza

protes solidaritas terhadap Palestina (unsplash.com/Iason Raissis)

Jakarta, IDN Times - Militer Israel mengatakan bahwa pasukannya telah menemukan terowongan sepanjang ratusan meter, yang sebagian berada di bawah markas besar UNRWA di Kota Gaza. Mereka menyebut penemuan tersebut sebagai bukti baru keterlibatan lembaga bantuan utama bagi warga Palestina itu dengan kelompok Hamas.

Israel bulan lalu menuduh 12 karyawan UNRWA terlibat dalam serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober. Badan bantuan itu kemudian segera memecat para staf yang tertuduh dan mengumumkan bahwa pihaknya telah membuka penyelidikan atas kasus itu.

Militer Israel mengundang wartawan untuk melihat terowongan itu pada Kamis (8/2/2024). Di dalam terowongan, yang disebut memiliki panjang 700 meter dan kedalaman 18 meter, terdapat ruang kantor, toilet keramik, sebuah ruangan besar berisi server komputer, dan satu lagi berisi tumpukan baterai industri.

“Dua puluh meter di atas kita adalah markas UNRWA. Ini ruang listrik, lihat sekeliling sini. Baterainya, listrik di dinding, semuanya disalurkan dari sini, semua energi untuk terowongan yang Anda lewati ditenagai dari sini," kata letnan kolonel yang hanya menyebutkan nama depannya, Ido.

“Ini adalah salah satu komando pusat intelijen. Tempat ini adalah salah satu unit intelijen Hamas, tempat mereka memimpin sebagian besar pertempuran.”

1. UNRWA tidak tahu menahu soal terowongan itu

Dalam sebuah pernyataan, Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menegaskan bahwa badan tersebut tidak mengetahui adanya fasilitas bawah tanah tersebut, namun penyelidikan independen perlu dilakukan terkait temuan itu.

Ia menambahkan bahwa pihaknya telah mengosongkan markas besarnya pada 12 Oktober, lima hari setelah perang dimulai, sehingga mereka tidak mengetahui bagaimana fasilitas tersebut telah digunakan. UNRWA sebelumnya telah melakukan inspeksi rutin terhadap fasilitas tersebut pada September lalu.

“UNRWA … tidak memiliki keahlian militer dan keamanan maupun kapasitas untuk melakukan inspeksi militer terhadap apa yang ada atau mungkin berada di wilayahnya,” kata badan tersebut, dikutip Reuters.

“Di masa lalu, setiap kali (sebuah) lubang yang mencurigakan ditemukan di dekat atau di bawah lokasi UNRWA, surat protes segera diajukan kepada pihak-pihak yang berkonflik, termasuk otoritas de facto di Gaza (Hamas) dan otoritas Israel.”

2. Israel tuduh UNRWA bekerja sama dengan Hamas

Para pendukung UNRWA mengatakan bahwa badan tersebut merupakan satu-satunya lembaga yang mempunyai sarana untuk membantu warga Palestina yang menghadapi krisis kemanusiaan akibat tindakan Israel. Badan ini membuka layanan sekolah, klinik kesehatan dasar dan layanan sosial lainnya, serta mendistribusikan bantuan.

Namun Israel sejak dulu menuduh UNRWA menoleransi atau bahkan berkolaborasi dengan kegiatan Hamas di dalam atau di sekitar fasilitas PBB, dan mendesak agar badan tersebut diganti. Hamas sendiri membantah pihaknya beroperasi di fasilitas sipil.

"Kami tahu mereka (Hamas) punya orang-orang yang bekerja di UNRWA. Kami ingin setiap organisasi internasional bekerja di Gaza. Itu tidak menjadi masalah. Masalah kami adalah Hamas," kata Ido kepada wartawan.

3. Israel bertujuan menghancurkan semua jaringan terowongan Hamas

Perang di Gaza dimulai setelah kelompok Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat 250 lainnya disandera di Gaza. Sejak itu, pesawat perang dan pasukan darat Israel telah membunuh lebih dari 27 ribu warga Palestina di Jalur Gaza, menimbulkan bencana kemanusiaan dan kerusakan yang masif.

Hamas mengakui membangun terowongan ratusan kilometer di seluruh Gaza. Salah satu tujuan utama serangan Israel adalah menghancurkan jaringan terowongan mereka, yang disebut digunakan untuk memindahkan para pejuang, senjata, dan pasokan ke seluruh wilayah. Mereka menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan telah mengungkap banyak terowongan di dekat masjid, sekolah dan fasilitas PBB.

“Tentara Israel menduduki markas terbesar UNRWA kami. Itulah yang keterlaluan," kata Direktur Komunikasi di UNRWA, Juliette Touma, dikutip Associated Press.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us