Istri Prajurit Rusia Minta Suami Mereka Dipulangkan dari Ukraina

- Perempuan Rusia protes di luar Kementerian Pertahanan Moskow, menuntut kembalinya tentara dari Ukraina.
- Sebanyak 15 perempuan berkumpul dengan tuntutan pribadi kepada Menteri Pertahanan Andrei Belousov.
- Protes menunjukkan kemarahan dan keputusasaan keluarga tentara akibat perang di Ukraina yang belum berakhir.
Jakarta, IDN Times - Sekelompok perempuan Rusia menggelar protes kecil-kecilan di luar gedung Kementerian Pertahanan di ibu kota, Moskow, pada Senin (3/6/2024). Mereka menuntut pemerintah untuk mengembalikan para tentara yang dikerahkan di garis depan di Ukraina.
Selama berbulan-bulan, sejumlah kelompok perempuan Rusia telah mengorganisir demonstrasi sporadis untuk menekan pihak berwenang agar mengembalikan suami, anak laki-laki, dan saudara laki-laki mereka yang dimobilisasi di medan perang.
1. Menhan diminta terapkan batasan tentang masa tugas tentara
Sekitar 15 perempuan, beberapa di antaranya membawa anak kecil, berkumpul di luar gedung kementerian sambil memegang kertas yang bertuliskan "Bawa pulang suami saya yang dimobilisasi" dan mengunggah foto mereka di media sosial.
Dilansir Reuters, Paulina, salah satu perempuan yang ikut dalam protes tersebut, mengatakan bahwa mereka berkumpul untuk mengajukan permohonan secara pribadi kepada Menteri Pertahanan Andrei Belousov. Mereka ingin pejabat itu menerapkan batasan ketat mengenai berapa lama tentara dapat bertugas sebelum mereka dirotasi keluar dari tugas aktif.
Paulina, yang berusia 20 tahun, mengatakan bahwa suaminya ikut bertempur di Ukraina.
2. Tidak ada yang ditangkap dalam protes tersebut
Para perempuan tersebut menggelar protes tanpa mengundang awak media. Pada Februari, sejumlah jurnalis ditangkap ketika meliput demonstrasi yang dilakukan oleh kelompok bernama Put Domoy (Jalan Pulang). Pihak berwenang Rusia pekan lalu mencap kelompok itu sebagai “agen asing”, yang memiliki konotasi negatif sebagai mata-mata.
Paulina menegaskan bahwa aksi hari Senin itu tidak berafiliasi dengan Put Domoy dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditangkap. Namun, tidak ada pejabat kementerian yang keluar untuk menemui mereka.
“Kami meminta Anda untuk memanggil Menteri Pertahanan,” kata para perempuan tersebut di depan seorang polisi.
"Apakah Anda melihatnya? Saya melahirkan dan tiga bulan kemudian mereka mengambil suami saya," kata perempuan lainnya sambil menunjuk putrinya yang masih balita.
3. Rusia kerahkan 300 ribu tentara cadangan ke Ukraina pada September 2022
Protes tersebut menunjukkan kemarahan dan keputusasaan yang mencengkeram beberapa keluarga tentara, ketika perang di Ukraina memasuki tahun ketiga dan belum terlihat tanda-tanda akan berakhir.
Presiden Rusia Vladimir Putin memobilisasi 300 ribu tentara cadangan pada September 2022. Ia telah bersumpah bahwa pasukan Rusia, yang saat ini bergerak maju di beberapa garis depan, tidak akan berhenti sampai mereka mencapai tujuan "operasi militer khusus” mereka.
Kremlin mengklaim bahwa tindakan mereka di Ukraina mendapat dukungan besar dari rakyat Rusia.