Jepang, AS, dan Korsel Sepakati Latihan Pertahanan Bersama

Jakarta, IDN Times - Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Korea Selatan (AS) sepakat untuk meningkatkan kerja sama keamanan trilateral, dengan melanjutkan latihan militer bersama. Terakhir, kegiatan tersebut diadakan pada tahun 2017, dilansir Asahi Shimbun (12/6/2022).
Kesepakatan ini merupakan respons atas uji coba rudal balistik terbaru Korea Utara (Korut) dan kekhawatiran uji coba nuklir Pyongyang selanjutnya.
Hal ini disepakati setelah bertemunya para menteri pertahanan (Menhan) dari ketiga negara, yakni Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi, Menteri Pertahanan AS Lloyd J Austin III, dan Menteri Pertahanan Korsel Lee Jong-sup di sela-sela Dialog Shangri-La pada Sabtu di Singapura.
1. Peluncuran rudal balistik nuklir Korut, memicu ketegangan regional

Pertemuan tingkat menteri tersebut juga membahas mengenai upaya mengatasi tantangan keamanan bersama di kawasan Indo-Pasifik. Serta, komitmen untuk bekerja sama secara erat demi perdamaian dan stabilitas yang tidak hanya untuk kawasan, tetapi juga untuk seluruh dunia.
Dalam pernyataan bersama para menteri, bahwa AS, Jepang, dan Korea Selatan berkomitmen untuk bekerja sama erat untuk mencapai denuklirisasi lengkap dan pembentukan perdamaian permanen di Semenanjung Korea, dilansir dari situs Departemen Pertahanan AS.
Terkait upaya mengatasi penembakan rudal Korut, ketiga negara juga berkomitmen untuk "melakukan peringatan rudal trilateral dan latihan pencarian dan pelacakan rudal balistik".
Washington, Tokyo, dan Seoul juga berjanji untuk mengidentifikasi tindakan trilateral lebih lanjut, guna menangani pelanggaran hukum berulang yang dilakukan oleh Korut terkait peluncuran rudal balistik.
2. Bahas pengaruh China di Selat Taiwan

Selain berbagi keprihatinan yang mendalam soal program senjata pemusnah massal dan rudal balistik Korea Utara, ketiga negara juga menyoroti "pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan".
Dalam pernyataan bersamanya, ketiga negara juga berbagi keprihatinan soal kegiatan yang tidak sesuai basis aturan internasional, dan menekankan pentingnya kebebasan navigasi dan penerbangan. Mereka menegaskan kembali bahwa "semua perselisihan harus diselesaikan dengan cara damai sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional".
Disebutkan bahwa pertemuan ini merupakan pertemuan tatap muka pertama para menteri sejak November 2019, dikutip dari Kyodo News.
Jepang, AS, dan Korsel juga sepakat untuk memperdalam kerja sama keamanan trilateral untuk mempromosikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, termasuk berbagi informasi, konsultasi kebijakan tingkat tinggi, dan latihan gabungan.
Terkait ketegangan kawasan yang meningkat yang dipicu oleh kegiatan militer Korut dan China, mereka menyatakan penentangan yang kuat terhadap setiap tindakan sepihak yang berusaha mengubah status quo dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
China dalam dua tahun terakhir, meningkatkan tekanan pada Taiwan dengan mengirim pesawat militer ke zona pertahanan udara Taiwan. Pulau demokrasi yang memiliki pemerintahan sendiri itu, diklaim oleh Beijing sebagai wilayahnya dan akan dipersatukan kembali 'dengan kekerasan jika perlu'.
3. Hubungan trilateral AS, Jepang, dan Korsel
Dilansir Asahi Shimbun, Dalam hal keamanan, baik Jepang dan Korsel bergantung pada payung nuklir AS, dan Menhan Austin menegaskan kembali bahwa AS tetap berkomitmen untuk memberikan kemampuan pencegahan yang diperluas ke kedua negara.
Terakhir kali Jepang, AS, dan Korsel melakukan latihan bersama pada Desember 2017, di mana saat itu latihan bersama diadakan enam kali dari 2016-2017, di saat Pyongyang memulai serangkaian peluncuran rudal.
Namun, kegiatan trilateral tersebut ditangguhkan sejak memanasnya hubungan bilateral antara Tokyo dan Seoul terkait perselisihan soal kompensasi kepada pekerja paksa selama pemerintahan kolonial Jepang (1910-1945) di Semenanjung Korea dan perselisihan yang melibatkan Angkatan Laut Korea Selatan dan pesawat patroli Pasukan Bela Diri Jepang.