Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jerman Akan Kirim Tentara Permanen ke Pertahanan Timur NATO

bendera Jerman (pexels.com/luna-groothedde)

Jakarta, IDN Times - Jerman, pada Selasa (1/4/2025), mengungkapkan rencana untuk mengirimkan tentara secara permanen di pertahanan timur NATO. Tentara Jerman ini akan diterjunkan di Lithuania sesuai perjanjian kedua negara. 

Komandan Militer Jerman di Lithuania, Christoph Huber, mengatakan bahwa tentara ini akan masuk dalam Brigade Bersenjata ke-45. Tentara tersebut berfungsi melindungi teritori NATO dan Jerman dari ancaman Rusia.

"Kami memiliki misi yang jelas, yakni untuk memastikan perlindungan, kebebasan, dan keamanan di negara sekutu kami, Lithuania yang terletak di pertahanan timur NATO. Dengan ini, kami akan melindungi teritori NATO dan Jerman sendiri," tuturnya, dilansir Politico.

1. Mengubah pandangan usai Perang Dunia II

Kepala Staf Militer Jerman, Carsten Breuer, mengatakan bahwa Jerman butuh meningkatkan pertahanannya. Ia percaya bahwa agresi Rusia tidak akan berhenti di Ukraina saja. 

"Kami terancam oleh Rusia dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kami harus melakukan apapun untuk mencegah ini semua. Ini bukan mengenai seberapa banyak waktu yang dibutuhkan. Ini lebih kepada seberapa banyak waktu Putin memberikan waktu kepada kami untuk bersiap," tuturnya, dikutip BBC

Tak hanya mengenai produksi senjata Rusia, Breuer juga menyebut serangan hybrid dan siber Rusia menjadi ancaman tersendiri. Ia pun mengingatkan soal drone yang terbang di atas fasilitas militer Jerman beberapa waktu lalu. 

Sementara itu, Markus Ziener dari German Marshall Fund di Berlin menyebut bahwa Jerman memulai dua perang dunia. sehingga, mayoritas rakyat Jerman masih menganggap menjauh dari konflik adalah yang terbaik. 

2. Tuding Rusia mengulur proses perdamaian di Ukraina

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, menuding Putin sengaja membuat proses perdamaian di Ukraina tersendat. 

"Ukraina sudah siap memulai gencatan senjata. Ini adalah langkah Putin untuk mengulur waktu. Ia tidak ingin damai dan terus melanjutkan agresinya yang jelas melanggar hukum internasional," terang Baerbock, dikutip The Moscow Times

Putin disebut berpura-pura untuk setuju bernegosiasi dengan Ukraina. Dia tidak mau mengubah tujuan utamanya untuk merebut Ukraina. 

Pada Maret, Jerman sudah menyetujui bantuan militer baru ke Ukraina sebesar 3 miliar euro (Rp53,6 triliun). Baerbock menyebut bantuan ini berfungsi menunjukkan bahwa Jerman selalu berada di sisi Ukraina. 

3. Intelijen Jerman klaim Rusia persiapkan perang dengan NATO

Badan Intelijen Federal Jerman (BND) mengungkapkan bahwa Rusia sedang merencanakan konfrontasi skala besar terhadap NATO. Moskow juga menganggap Barat sebagai musuh sistemik. 

"Berdasarkan penilaian kami, Putin masih belum puas dengan Ukraina. Pada akhir dekade ini, Rusia sepertinya akan menciptakan semua kondisi yang dibutuhkan untuk mampu berperang skala besar dengan NATO," ungkapnya, dilansir Ukrainska Pravda.

Sementara itu, Badan Intelijen Lithuania (VSD) percaya bahwa Rusia masih belum berada dalam posisi untuk mengadakan perang besar melawan NATO. Namun, aksi militer terhadap salah satu negara NATO mungkin terjadi. 

Rusia disebut masih melihat seberapa serius negara-negara NATO memenuhi kewajibannya dalam memberikan bantuan keamanan sesuai dalam Pasal 5 dalam Perjanjian Darurat NATO.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us