Menteri Turki soal Karikatur Nabi Muhammad: Ini Provokasi dan Ujaran Kebencian

Jakarta, IDN Times - Turki telah meluncurkan penyelidikan terhadap majalah satir Leman karena menerbitkan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad. Sang kartunis telah ditahan untuk diinterogasi pada Senin (20/6/2025).
Kantor kepala kejaksaan menyatakan bahwa pihaknya telah membuka penyelidikan berdasarkan Pasal 216 KUHP Turki, yang mengatur tentang penghinaan terhadap nilai-nilai agama secara terbuka. Surat perintah penangkapan juga dikeluarkan terhadap pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana Leman.
Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, membagikan video di platform sosial X yang menunjukkan kartunis tersebut, yang diidentifikasi sebagai D.P., diborgol di sebuah tangga.
“Orang bernama D.P. yang membuat gambar keji ini telah ditangkap dan ditahan. Orang-orang yang tidak tahu malu ini akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan hukum,” tulisnya.
1. Kartun tersebut dianggap menghina Islam
Kartun tersebut, yang dimuat di majalah Leman edisi 26 Juni, menggambarkan Nabi Muhammad dan Nabi Musa berjabat tangan di atas sebuah kota yang dibombardir. Ilustrasi itu merujuk pada konflik baru-baru ini antara Israel dan Iran.
Media Turki melaporkan puluhan pengunjuk rasa berkumpul di depan kantor Leman di Istanbul setelah gambar tersebut menyebar di media sosial. Mereka menuduh majalah itu menghina agama Islam dan menuntut tindakan hukum.
“Kekejian ini bukanlah humor ataupun kebebasan berpendapat, ini adalah provokasi terang-terangan dan kejahatan kebencian!” tulis seorang pengguna media sosial.
Meskipun Turki menerapkan sistem hukum sekuler, undang-undangnya memungkinkan hukuman penjara hingga satu tahun bagi siapa pun yang secara terbuka menghina nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat.
2. Pihak majalah sebut publik telah salah paham
Menanggapi banyaknya protes, Leman segera mengeluarkan permintaan maaf di media sosial dan menyatakan bahwa kartun tersebut telah disalahpahami. Pihaknya menjelaskan bahwa sang kartunis bermaksud menyoroti penderitaan seorang pria Muslim yang tewas dalam serangan Israel, bukan menghina Islam.
“Nama Muhammad adalah salah satu nama yang paling banyak digunakan di dunia oleh umat Islam untuk menghormati Nabi. Kartun tersebut tidak menggambarkan Nabi dan tidak dibuat untuk mengejek nilai-nilai agama," kata majalah tersebut, dikutip dari DW.
Leman, majalah yang terkenal dengan satire provokatifnya, juga pernah menuai kritik atas ilustrasi-ilustrasi kontroversialnya, termasuk penggambaran upaya kudeta di Turki pada 2016 dan tokoh-tokoh keagamaan seperti penyair dan sufi abad ke-13, Rumi.
3. Dianggap sebagai penghinaan terhadap sensitivitas agama dan keharmonisan sosial
Menteri Kehakiman Turki, Yilmaz Tunc, mengatakan bahwa kartun tersebut merupakan penghinaan terhadap sensitivitas agama dan keharmonisan sosial.
“Tidak ada kebebasan yang memberikan hak untuk menjadikan nilai-nilai sakral, suatu keyakinan sebagai bahan humor dengan cara yang buruk,” kata Tunc dalam sebuah pernyataan.
Direktur Komunikasi Kepresidenan, Fahrettin Altun, turut mengecam penerbitan kartun tersebut. Ia menyatakan bahwa Turki tidak membiarkan orang-orang sembrono menyerang nilai-nilai tertinggi bangsa secara tidak bermoral.
“Mentalitas yang sakit ini pasti akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan hukum," tambahnya, dikutip dari Turkiye Today.