Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenangan Trump Berisiko Adanya Resesi di Kanada

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau dan Presiden AS Terpilih, Donald Trump. (x.com/@JustinTrudeau)
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau dan Presiden AS Terpilih, Donald Trump. (x.com/@JustinTrudeau)
Intinya sih...
  • Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS memicu tantangan besar bagi Kanada di sektor ekonomi dan keamanan
  • Trump berencana menerapkan tarif minimum 10 persen untuk semua impor ke AS, yang diprediksi menurunkan PDB riil Kanada sebesar 1,7 persen hingga akhir 2028
  • Ketegangan antara Trump-Trudeau dan ancaman tidak memberikan perlindungan militer kepada anggota NATO bisa memberikan tekanan berat pada Kanada

Jakarta, IDN Times - Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) diprediksi akan membawa tantangan besar bagi Kanada, terutama di sektor ekonomi dan keamanan. Para analis memperkirakan kebijakan Trump bisa memicu resesi di negara tersebut.

Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau mengakui masa kepemimpinan Trump kedua akan jauh lebih menantang bagi negaranya.

Kamar Dagang Kanada memperingatkan kebijakan proteksionisme Trump akan memberi dampak negatif signifikan pada ekonomi mereka. Hal ini karena 75 persen ekspor Kanada bergantung pada pasar AS.

Sementara itu, Menteri Keuangan Kanada, Chrystia Freeland, berusaha menenangkan publik. 

"Saya ingin menegaskan dengan sepenuh hati kepada seluruh warga Kanada bahwa kita akan mampu melewati tantangan ini. Hubungan kita dengan AS dan tim Trump cukup kokoh," kata Freeland, dilansir dari CTV News. 

1. Tarif impor 10 persen bisa akibatkan kerugian ekonomi besar

Melansir CBC, Trump berencana menerapkan tarif minimum 10 persen untuk semua impor ke AS. Lembaga analisis Desjardins Economics memperkirakan kebijakan Trump akan menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) riil Kanada sebesar 1,7 persen hingga akhir 2028.

Kamar Dagang Kanada memprediksi kebijakan ini akan menurunkan pendapatan riil negara sebesar 0,9 persen per tahun dan produktivitas tenaga kerja hampir 1 persen. Jika negara lain membalas dengan kebijakan serupa dan memicu perang dagang, pendapatan riil bisa turun hingga 1,5 persen per tahun.

"Dampak kebijakan ini bisa memicu guncangan ekonomi terbesar dalam seabad terakhir dan berpotensi mendorong Kanada ke jurang resesi," jelas David Doyle, Kepala Ekonom Macquarie untuk Amerika, dilansir dari Reuters. 

Kanada sebagai produsen minyak mentah terbesar keempat dunia juga dinilai rentan terhadap rencana Trump meningkatkan produksi energi AS.

2. Hubungan Trump-Trudeau tidak terlalu baik

Trump berencana merundingkan ulang Perjanjian Perdagangan Amerika Utara (USMCA) yang melibatkan AS, Kanada, dan Meksiko pada 2026. Ia menyatakan akan membuat kesepakatan yang lebih menguntungkan AS.

Ketegangan Trump-Trudeau telah terjadi sejak pertemuan G7 2018 di Quebec. Saat itu, ketika Trump mengkritik keras kepemimpinan Trudeau. Pada 2022, Trump juga mengecam kebijakan vaksinasi wajib Trudeau untuk sopir truk yang melintasi perbatasan.

Duta Besar Kanada untuk AS, Kirsten Hillman menjelaskan pihaknya sudah melakukan pendekatan intensif dengan tim Trump.

"Kami terus berupaya meyakinkan mereka bahwa kebijakan tarif bukanlah solusi terbaik untuk kedua negara," jelasnya.

3. Kanada hadapi tekanan di bidang pertahanan dan imigrasi

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. (x.com/JustinTrudeau)

Trump mengancam tidak akan memberikan perlindungan militer kepada negara anggota NATO yang belum memenuhi target anggaran pertahanan 2 persen dari PDB.

Sementara Kanada baru berencana mencapai target tersebut pada 2032. Ottawa jauh tertinggal dari dua pertiga anggota NATO lainnya yang sudah memenuhi target.

Mantan Menteri Imigrasi Konservatif Kanada, Jason Kenney memperingatkan Kanada harus bersiap menghadapi lonjakan pengungsi. Menurutnya, kebijakan deportasi massal Trump akan memaksa jutaan imigran ilegal mencari perlindungan ke Kanada.

"Dalam hitungan bulan, kita bisa menghadapi krisis serius terkait tunawisma dan tekanan berat pada sistem kesejahteraan sosial," jelasnya kepada media National Post.

Kim Richard Nossal, profesor politik Queen's University Kingston menambahkan, kebijakan Trump bisa mendorong AS dan Eropa ke dalam permusuhan. Situasi ini menempatkan Kanada pada posisi sulit, terlebih dengan kemungkinan tuntutan peningkatan anggaran pertahanan yang jauh lebih besar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us