Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kepala HAM PBB Kecam Tindakan Israel di Tepi Barat

Volker Turk, kepala komisioner tinggi HAM PBB (Twitter.com/Volker Türk)
Intinya sih...
  • Kepala OHCHR PBB mengecam tindakan pasukan Israel di Tepi Barat.
  • Israel menggunakan kekuatan tidak proporsional dan menolak bantuan medis bagi korban.
  • Lebih dari 80 kasus melanggar hukum HAM internasional oleh pasukan Israel.

Jakarta, IDN Times - Kepala Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM (OHCHR), Volker Turk, mengecam tindakan pasukan kamanan Israel (ISF) di Tepi Barat. Pada Selasa (4/6/2024), dia menyerukan diakhirinya kekerasan oleh ISF dan pemukim Yahudi di wilayah tersebut yang telah menewaskan lebih dari 500 orang sejak perang terjadi pada Oktober lalu.

Turk mengatakan, Israel telah menggunkan kekuatan yang tidak perlu dan tidak proporsional di Tepi Barat yang diduduki secara ilegal. Dia juga mengecam Israel yang dianggap telah melakukan penolakan sistematis bantuan medis untuk para korban yang terluka parah akibat serangan.

1. Impunitas pelaku kejahatan pasukan Israel di Tepi Barat

Ilustrasi (Pixabay.com/hosny_salah)

Perang di Gaza sejak Oktober berdampak pada Tepi Barat. Penduduk di wilayah tersebut telah menjadi korban kekerasan ISF dan para pemukim ilegal Yahudi. Turk mengatakan, warga di Tepi Barat menjadi sasaran pertumpahan darah yang belum pernah terjadi sebelumnya dari hari ke hari.

"Impunitas yang meluas atas kejahatan semacam ini sudah menjadi hal biasa sejak lama di Tepi Barat yang diduduki," katanya, dikutip Al Jazeera. Menurutnya, hal tersebut telah menciptakan lingkungan untuk lebih banyak pembunuhan di luar hukum yang dilakukan oleh ISF.

2. PBB serukan agar Israel menghentikan tindakan pelanggaran HAM

OHCHR telah memantau lebih dari 80 kasus yang menunjukkan pasukan Israel secara konsisten melanggar hukum HAM internasional.

"Pembunuhan, perusakan, dan pelanggaran HAM yang meluas tidak dapat diterima, dan harus segera dihentikan," kata Turk, dikutip VOA News.

"Israel tidak hanya harus mengadopsi tapi juga menegakkan aturan keterlibatan yang sepenuhnya sejalan dengan norma dan standar HAM yang berlaku," tambahnya.

Beberapa kejahatan pembunuhan Israel disebutkan oleh Turk. Salah satunya adalah penembakan Ahmed Ashraf Hamidat berusia 16 tahun yang ditembak mati pada 1 Juni. Serangan itu juga melukai Mohammed Musa al-Bitar berusia 17 tahun yang meninggal sehari kemudian.

Turk mengatakan, keduanya ditembak dari belakang pada jarak sekitar 70 meter saat melarikan diri setelah melempar batu ke pos militer Israel di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel secara ilegal.

3. Pola serangan Israel berniat membunuh, bukan meredakan ketegangan

ilustrasi (Pixabay.com/hosnysalah)

Sejauh ini, pasukan keamanan Israel belum memberikan tanggapan atas pernyataan yang dikeluarkan oleh Turk. Tapi misi Israel di Jenewa mengatakan, tindakan pasukannya dilakukan sebagai respons atas eskalasi yang terjadi.

"Israel akan terus melakukan operasi melawan terorisme Palestina, dari mana pun ia berasal, sejalan dengan hukum internasional, untuk melindungi dan membela penduduk kami," ujarnya, dikutip Reuters.

Dalam beberapa bulan terakhir ISF telah melakukan tindakan kekerasan di Tepi Barat, melakukan pembunuhan dan melakukan ribuan penangkapan.

Dilansir dari laman resmi OHCHR, ISF dituduh memiliki pola menembak bagian tubuh atas serta menolak bantuan medis bagi mereka yang terluka parah akibat serangan Israel.

"(Ini) menunjukkan niat untuk membunuh yang merupakan pelanggaran terhadap hak untuk hidup, dan bukan penerapan kekerasan secara bertahap sebagai upaya untuk meredakan situasi tegang," ujar Turk.

"Kekerasan yang dilakukan ISF dan pemukim Israel, dengan latar belakang skala pembunuhan dan kehancuran yang terus berlanjut di Gaza, telah menimbulkan ketakutan dan ketidakamanan di kalangan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki," tambahnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us