Kesaksian Dokter Inggris di Gaza: Tentara Israel Tembak Anak di Kepala

- Dokter bedah asal Inggris mengungkapkan anak-anak di Gaza disengaja menjadi sasaran penembak jitu Israel, dengan 60-70% pasien adalah perempuan dan anak-anak.
- Mamode menyatakan bahwa apa yang terjadi di Gaza merupakan tindakan genosida, dengan korban sering berasal dari zona aman yang seharusnya tidak menjadi sasaran serangan.
- Ketua komite Sarah Champion menyebut kesaksian Mamode sebagai mengerikan, dan menegaskan perlunya Inggris menganggap serius kemungkinan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional di Gaza.
Jakarta, IDN Times - Seorang dokter bedah asal Inggris yang bekerja selama sebulan di Gaza mengungkapkan bahwa ia menyaksikan anak-anak menderita luka tembak di kepala akibat serangan penembak jitu Israel.
"Kami melihat sejumlah anak dengan luka tembak di kepala akibat tembakan jitu, satu tembakan di kepala. Tidak ada luka lainnya. Jadi jelas, mereka sengaja menjadi sasaran penembak jitu Israel, dan itu terjadi setiap hari," kata Nizam Mamode dalam sesi Komite Pembangunan Internasional di House of Commons Inggris pekan ini.
Mamode bekerja di Rumah Sakit Nasser di Gaza dari pertengahan Agustus hingga September 2024. Ia menyebutkan bahwa 60-70 persen pasien yang mereka rawat di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
"Tidak masalah siapa Anda di Gaza. Jika Anda orang Palestina, Anda adalah targetnya," tambahnya, dikutip dari Anadolu.
- https://www.aa.com.tr/en/middle-east/israeli-snipers-targeted-children-with-single-shot-to-the-head-in-gaza-uk-surgeon/3392291
- https://www.aljazeera.com/news/2024/11/14/israels-warfare-methods-in-gaza-consistent-with-genocide-un-committee
- https://www.aljazeera.com/news/liveblog/2024/11/14/live-israel-bombs-gaza-camps-6-israeli-soldiers-killed-in-south-lebanon
1. Apa yang terjadi di Gaza adalah genosida
Mamode telah bekerja di beberapa zona konflik berbahaya sebelumnya. Namun, ia mengaku belum pernah menyaksikan situasi mengerikan seperti yang ia temui di Gaza.
“Saya belum pernah berada di daerah konflik di mana bantuan medis dibatasi sedemikian rupa. Mereka tidak mengizinkan pasokan bantuan masuk, mengebom fasilitas layanan kesehatan, menyerang ambulans, membunuh petugas kesehatan. Jika semua itu tidak terjadi, maka puluhan ribu nyawa akan terselamatkan,” ujarnya.
Mamode mengatakan bahwa tentara mana pun yang terlibat dalam perang memiliki tanggung jawab terhadap penduduk sipil di kedua belah pihak, namun ia justru melihat hal yang sebaliknya di Jalur Gaza. Ia sepakat bahwa apa yang terjadi di wilayah Palestina tersebut merupakan tindakan genosida.
"Sangat sulit untuk menemukan kata lain untuk menggambarkannya, mengingat apa yang telah kita saksikan. Dan saya yakin bahwa orang-orang Palestina merasa bahwa itulah yang sedang terjadi pada mereka, dengan rasa pasrah bahwa mereka semua hanya menunggu untuk mati tanpa ada kesempatan untuk melarikan diri. Jadi, dalam satu kata, ya," jelasnya.
2. Israel juga targetkan zona aman dalam serangannya
Ahli bedah tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar korban berasal dari zona aman, yang seharusnya tidak menjadi sasaran serangan. Banyak dari mereka bahkan tidak menerima perintah untuk evakuasi sama sekali.
"Ada sebuah kendaraan yang meledak lima meter dari unit gawat darurat di jalan utama. Kami tentu saja tidak mendapat peringatan apa pun. Dan jika saya sedang menyeberang jalan untuk membeli sesuatu, itu akan menjadi akhir dari hidup saya," tutur Mamode.
Wisma-wisma yang ditetapkan sebagai tempat aman juga disebut menjadi sasaran serangan Israel.
"Tujuan di balik itu adalah untuk menghalangi pekerja kemanusiaan datang, dan saya pikir ini sama seperti penembakan terhadap konvoi PBB terkait serangan terhadap rumah sakit, ambulans, dan sebagainya," katanya, seraya menambahkan bahwa apa yang terjadi di Gaza adalah hukuman kolektif, sebuah upaya konsisten untuk memusnahkan sebagian besar penduduk.
3. Inggris perlu menganggap serius kemungkinan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional di Gaza
Setelah sesi tersebut berakhir, ketua komite Sarah Champion menyebut kesaksian yang disampaikan oleh Mamode sangat mendalam dan mengerikan. Ia mengatakan bahwa berdasarkan bukti-bukti yang ada, Inggris perlu menganggap serius kemungkinan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional di Gaza.
“Komite akan melakukan semua yang kami bisa untuk menindaklanjuti kesaksian luar biasa Profesor Mamode dan memastikan bahwa pengalamannya didengar dengan jelas dan jelas. Jika para pemimpin belum mendengarkan, mereka harus mendengarkannya sekarang juga,” tambahnya.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, agresi militer Israel di wilayah tersebut telah menewaskan sedikitnya 43.736 warga Palestina dan melukai 103.370 lainnya sejak 7 Oktober 2023. Komite PBB, dalam laporannya yang diterbitkan pada Kamis (14/11/2024), menuduh Israel menerapkan kelaparan dalam metode perangnya.
“Sejak awal perang, para pejabat Israel secara terbuka mendukung kebijakan yang menghilangkan kebutuhan pokok warga Palestina untuk menopang kehidupan – makanan, air, dan bahan bakar. Pernyataan-pernyataan ini, ditambah dengan campur tangan bantuan kemanusiaan yang sistematis dan melanggar hukum, memperjelas niat Israel untuk memanfaatkan pasokan penyelamat jiwa demi keuntungan politik dan militer,” demikian laporan Komite Khusus PBB untuk Menyelidiki Praktik Israel.