Korban Tewas Kecelakaan Pesawat di Nepal Capai 68 Orang

Jakarta, IDN Times - Korban tewas akibat jatuhnya pesawat Yeti Airlines di Pokhara bertambah jadi 68 penumpang. Hal itu disampaikan otoritas Penerbangan Sipil Nepal pada Minggu (14/1/2023).
Sejauh ini, ratusan petugas telah dikerahkan untuk operasi pencarian dan penyelamatan di lereng bukit Pokhara. Namun, operasi dihentikan pada tengah malam dan akan dilanjutkan pada Senin.
Diketahui, pesawat dengan 72 penumpang itu berangkat dari Ibu Kota Kathmandu. Belum jelas apa penyebab kecelakaan itu, namun juru bicara bandara Pokhara menyebut pesawat ATR 72 Yeti Airlines terbang saat cuaca cerah.
1. Pesawat oleng ke kiri-kanan, menukik ke bawah dan jatuh ke jurang
Dilansir Reuters, pesawat itu melakukan kontak dengan bandara Pokhara dari Ngarai Seti pada Minggu pukul 10.50 waktu setempat. Kemudian pesawat itu jatuh.
Warga setempat, yang mengetahui insiden itu, langsung menghampiri lokasi kecelakaan. Dikatakan beberapa bagian pesawat jatuh di dua tempat yang berbeda.
"Separuh pesawat berada di lereng bukit, separuh lainnya jatuh ke ngarai sungai Seti," kata Arun Tamu, warga setempat.
"Saya melihat pesawat bergetar, bergerak ke kiri dan ke kanan, lalu tiba-tiba menukik dan jatuh ke jurang," kata Khum Bahadur Chhetri, saksi lainnya.
Insiden tersebut merupakan kecelakaan udara paling mematikan sejak 1992. Saat itu, pesawat Airbus A300 Pakistan International Airlines jatuh ke lereng bukit saat mendekati Ibu Kota Kathmandu dan menewaskan 167 penumpang, menurut laporan Aviation Safety Network.
Sejak tahun 2000, tercatat 350 orang tewas akibat kecelakaan pesawat dan helikopter di Nepal.
Nepal merupakan rumah bagi delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia. Adanya perubahan cuaca secara tiba-tiba dapat menyebabkan kondisi berbahaya untuk perjalanan udara.
Pada 2013, Uni Eropa melarang maskapai penerbangan Nepal untuk mengudara karena alasan keamanan.
2. Nepal bentuk tim investigasi untuk selidiki kecelakaan
Merespons insiden itu, Otoritas Nepal telah membentuk panel untuk menyelidiki penyebab kecelakaan. Hasilnya akan diumumkan dalam waktu 45 hari, kata Menteri Keuangan, Bishnu Paudel.
Otoritas Penerbangan Sipil mengatakan, penumpang yang berada di dalam pesawat itu termasuk tiga bayi dan tiga anak.
Kemudian, terdapat 15 warga negara asing yang jadi korban. Mereka berasal dari India (lima orang), Rusia (empat), Korea Selatan (dua), Irlandia (satu), Australia (satu), Prancis (satu), dan Argentina (satu).
3. Penerbangan jadi rute favorit bagi wisatawan Nepal karena hemat waktu

Melansir CNA, Pokhara adalah kota terbesar kedua di Nepal yang terselip di bawah pegunungan Annapurna. Perjalanan wisata dari Kathmandu ke Pokhara jadi salah satu rute terfavorit di negara itu.
Umumnya, wisatawan lebih memilih jalur penerbangan yang singkat daripada menghabiskan waktu selama enam jam untuk berkendara melalui jalanan berbukit.
Juru bicara Bandara Pokhara menjelaskan, pesawat Yeti Airlines jatuh ketika mendekati bandaranya. Pesawat itu melaju di ketinggian 12.500 dan sedang turun pada kondisi normal. Selain itu, cuaca pada Minggu juga tergolong cerah.