Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korea Utara Tutup Sejumlah Kedubesnya di Seluruh Dunia, Apa Saja?

Bendera Korea Utara. (Unsplash.com/Micha Brändli)

Jakarta, IDN Times - Korea Utara (Korut) bersiap menutup hampir 25 persen kantor perwakilannya di seluruh dunia. Yang telah dikonfirmasi penutupannya adalah Spanyol, Hong Kong, dan beberapa negara di Afrika.

Kedutaan Besar (Kedubes) Korut di Madrid menginformasikan penutupannya kepada Partai Komunis Rakyat Spanyol. Ini disampaikan di situs resmi partai tersebut berdasarkan dokumen diplomatik tertanggal 26 Oktober.

Penutupan ini merupakan pertama yang terkonfirmasi di Eropa. Nantinya, misi diplomatik Korut di Italia yang akan menangani urusan yang berkaitan dengan Spanyol.

Dalam pernyataan terpisah pada Rabu (1/11/2023), Partai Komunis Rakyat Spanyol menghubungkan penutupan kedutaan dengan sanksi ekonomi. Ini dinilai menjadi tantangan administratif dan logistik bagi Kedubes Pyongyang di Madrid

Dikutip dari KBS World, kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada 2001 dan membuka kedubes di Madrid pada 2013. Lalu, pada tahun berikutnya, Kim Hyok-chol menjabat sebagai duta besar (Dubes) Korut pertama.

Pada 2017, Spanyol menyebut Kim sebagai 'persona non grata' dan diperintahkan meninggalkan Spanyol sebagai protes atas uji coba rudal nuklir dan balistik Korut.

1. Penutupan Kedubes di Spanyol menyusul penutupan misi diplomatik di Angola-Uganda

Dilansir Korea Herald, penutupan ini menyusul penghentian Kedubes Korut di Angola dan Uganda. Kedua negara secara historis mempunyai hubungan baik dengan Pyongyang sejak menjalin hubungan diplomatik resmi pada 1970-an. 

Kantor Berita Pusat Korut, KCNA, pada Rabu mengonfirmasi penutupan misi diplomatik di dua negara Afrika tersebut. Dubes Pyongyang untuk Uganda, Jong Tong-hak, melakukan kunjungan perpisahan dengan Presiden Uganda, Yoweri Kaguta Museveni, pada pekan lalu.

Menurut Kementerian Luar Negeri Uganda, Jong memberitahu Museveni bahwa Pyongyang telah mengambil langkah strategis, guna mengurangi jumlah kedubesnya di Afrika. Ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan efisiensi lembaga eksternal negara tersebut. 

Sementara itu, Dubes Korut untuk Angola, Jo Pyong-chol, juga melakukan kunjungan perpisahan dengan Presiden Angola Joao Lourenco pada awal pekan ini.

Kedua negara di Afrika tersebut mengatakan, mereka telah menerapkan sanksi ekonomi terhadap Pyongyang. Ini termasuk repatriasi pekerja Korut dan penghentian semua kontrak pertahanan dengan negara itu.

Pyongyang juga telah memberitahu China tentang keputusannya untuk menutup konsulat jenderalnya di Hong Kong. 

2. Tanggapan Korea Selatan

Bendera Korea Selatan. (Unsplash.com/Stephanie Nakagawa)

Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel) menilai serangkaian penutupan kedubes tetangganya sebagai konsekuensi dari sanksi ekonomi, yang dikenakan pada rezim Kim Jong-un atas uji coba rudal dan nuklir.

"Sanksi yang lebih tinggi dari komunitas internasional terhadap Korut telah menghambat kemampuan negara tersebut untuk menghasilkan mata uang asing melalui misi luar negerinya," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Hal ini menunjukkan sekilas kondisi ekonomi Korut yang buruk dan tidak praktisnya mempertahankan hubungan diplomatik pada tingkat minimal dengan negara-negara yang secara tradisional bersahabat," sambungnya, dikutip dari Asahi Shimbun.

3. Laporan PBB tentang aktivitas diplomatik Korut

Lambang PBB di Markas Besar PBB, New York. (Instagram.com/unitednations)

Menurut laporan dari Panel Pakar PBB, diplomat Korut terlibat dalam kegiatan komersial terlarang di luar negeri. Mereka memanfaatkan hak istimewa, termasuk kekebalan diplomatik dan kantong diplomatik, untuk kegiatan penyelundupan.

Selain itu, para diplomat tersebut diperkirakan telah berpartisipasi dalam usaha komersial untuk menghasilkan uang tunai, yang disalurkan baik untuk operasional kedutaan, maupun untuk mendukung rezim pemimpinnya.

PBB juga mengatakan, Pyongyang dilaporkan mengirimkan tenaga profesional seperti dokter ke kedutaan besarnya di Afrika. Misi negara itu tersebut secara aktif terlibat dalam bisnis ekspor patung dalam berbagai kesempatan, serta berpartisipasi dalam perdagangan senjata.

Hingga Oktober, Korut tersebut memiliki hubungan formal dengan 159 negara. Korut juga mempunyai 53 misi diplomatik di luar negeri, meliputi 47 kedutaan, 3 konsulat dan 3 kantor perwakilan. Angka tersebut masih mencakup kedubes di Spanyol, Angola dan Uganda.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us