Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korsel Balas Balon Sampah Korut dengan Lanjutkan Siaran Propaganda

ilustrasi bendera Korea Selatan. (unsplash.com/Daniel Bernard)

Jakarta, IDN Times - Hubungan Korea Selatan dengan Korea Utara kembali memanas. Pada Minggu (9/6/2024), pemerintah Korea Selatan mengumumkan akan melanjutkan siaran propaganda anti-Korea Utara melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan.

Langkah ini diambil sebagai balasan atas serangan balon sampah dari Korea Utara. Mereka menekankan bahwa aksi provokasi Korea Utara memaksa Seoul untuk membalas. Pyongyang dinilai bertanggung jawab atas eskalasi yang mungkin akan terjadi. 

1. Siaran propaganda terhenti sejak 2018

Dilansir The Guardian, rencana ini sudah diantisipasi sejak pekan lalu. Sebelumnya, Seoul telah menangguhkan perjanjian pelonggaran ketegangan dengan Korea Utara yang ditandatangani pada 2018.Penangguhan perjanjian ini memungkinkan Korsel untuk kembali melakukan kampanye propaganda dan latihan militer di wilayah perbatasan.

Menteri Pertahanan Korea Selatan, Shin Won-sik, memerintahkan para komandan militer untuk mengantisipasi respons Korut akan kampanye ini. Meski demikian, Kementerian Pertahanan belum mengonfirmasi apakah siaran pengeras suara telah benar-benar dimulai pada Minggu sore.

Insiden serupa pernah terjadi pada 2015. Saat itu, Korea Selatan melanjutkan siaran pengeras suara untuk pertama kalinya dalam 11 tahun. Menanggapi itu, Korea Utara langsung merespons dengan menembakkan artileri melintasi perbatasan yang juga dibalas Korsel. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. 

2. Balon sampah Korea Utara picu ketegangan

Ketegangan terkini dipicu oleh kampanye balon sampah yang dilakukan oleh Korea Utara. Militer Korea Selatan mendeteksi Korea Utara telah meluncurkan sekitar 330 balon ke wilayahnya sejak Sabtu malam. Sekitar 80 balon berhasil ditemukan di wilayah Korea Selatan pada Minggu pagi.

Hasil analisis menunjukkan balon-balon tersebut tidak mengandung zat berbahaya. Gelombang serangan terbaru ini hanya menjatuhkan sampah seperti limbah plastik dan kertas. Meski demikian, pemerintah tetap memperingatkan warga untuk menjauhi dan segera melaporkan balon yang ditemukan kepada pihak berwenang.

Sebelumnya, aktivis Korea Selatan juga mengirimkan serangan balon balasan. Balon tersebut berisi uang dolar AS, selebaran propaganda anti-Kim Jong Un, serta USB berisi lagu dan drama populer Korsel.

Melansir dari Associated Press, para analis menilai Pyongyang sangat sensitif terhadap propaganda semacam ini. Mereka khawatir propaganda tersebut dapat melemahkan semangat pasukan garis depan dan warganya yang akhirnya dapat mengikis kekuasaan Kim Jong Un.

3. Korut ingin memecah belah warga Korsel

Para pengamat menilai kampanye balon sampah Korut bertujuan memecah belah opini publik di Korsel terkait pendekatan pemerintah konservatif Seoul terhadap Pyongyang.

Di sisi lain, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga gencar menangkal pengaruh budaya Korsel di negaranya. Upaya ini diyakini sebagai cara Kim untuk memperkuat identitas terpisah Korea Utara dan mengonsolidasi kekuasaan dinasti keluarganya.

Beberapa politisi, kelompok masyarakat, dan penduduk di wilayah perbatasan Korea Selatan telah mendesak pemerintah untuk membujuk aktivis menghentikan peluncuran balon. Mereka khawatir tindakan tersebut dapat memicu bentrokan yang tidak perlu dengan Korea Utara.

Namun, sejauh ini Korea Selatan belum mengeluarkan imbauan resmi. Putusan pengadilan tahun lalu menyatakan bahwa pelarangan penyebaran selebaran anti-Korea Utara merupakan pelanggaran terhadap kebebasan berbicara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us