Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korut Kabari Jepang soal Rencana Peluncuran Satelit Sebelum 4 Juni

Bendera Korea Utara. (Unsplash.com/Micha Brändli)

Jakarta, IDN Times - Korea Utara (Korut) menginformasikan kepada Jepang mengenai rencananya meluncurkan roket pembawa satelit sebelum 4 Juni. Pemberitahuan tersebut disampaikan jelang pertemuan para pemimpin Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan China pada Senin (27/5/2024).

"Peringatan keselamatan dikeluarkan, menetapkan tiga zona bahaya maritim yang diyakini sebagai daerah di mana puing-puing roket dapat jatuh. Dua di sebelah barat Semenanjung Korea dan yang lainnya di sebelah timur pulau Luzon di Filipina," kata Penjaga Pantai Jepang, dikutip dari Kyodo News.

1. Kata Korsel soal peluncuran roket Korut

Para pejabat Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Korsel akan mendesak Korut untuk membatalkan rencananya. Sebab, peluncuran proyektil dengan teknologi rudal balistik merupakan pelanggaran terhadap resolusi PBB.

"Peluncuran satelit oleh Korut merupakan provokasi yang secara serius mengancam keamanan kita dan keamanan regional," kata Kementerian Unifikasi Korsel, dikutip dari Associated Press.

Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida, yang saat ini berada di Seoul, juga mengatakan kepada kementerian dan lembaga terkait pada Senin pagi, guna melakukan upaya maksimal untuk  mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai kemungkinan peluncuran satelit tersebut.

Di sela-sela KTT trilateral, Kishida dan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol menggelar pertemuan bilateral, dan keduanya sepakat untuk bekerja sama dalam menangani ancaman nuklir dan rudal Pyongyang.

2. Persiapan peluncuran satelit mata-mata terlihat di daerah Tongchang-ri

Pada Jumat, seorang pejabat Kepala Staf Gabungan Militer Korsel mengatakan bahwa negaranya telah mendeteksi aktivitas yang mengindikasikan Korut sedang mempersiapkan peluncuran satelit pengintai.

"Tanda-tanda persiapan peluncuran satelit mata-mata militer terlihat di daerah Tongchang-ri di barat laut Korut," kata pejabat tersebut.

PBB telah melarang Pyongyang melakukan peluncuran satelit apa pun karena menganggapnya sebagai kedok untuk menguji teknologi rudal jarak jauhnya.

Namun, Korut menyatakan bahwa mereka mempunyai hak untuk meluncurkan satelit dan menguji rudal. Dikatakan, satelit mata-mata memungkinkannya untuk memantau dengan lebih baik pergerakan Washington dan Seoul, serta meningkatkan kemampuan serangan presisi dari rudal berkemampuan nuklirnya.

3. Korut berencana meluncurkan 3 satelit mata-mata pada 2024

Ilustrasi luar angkasa. (unsplash.com/NASA)

Terakhir kali Pyongyang meluncurkan satelit pengintai adalah pada November lalu. Korut mengklaim satelit tersebut telah berhasil ditempatkan di orbit Bumi, namun Seoul mengatakan bahwa satelit tersebut tampaknya tidak beroperasi.

Pemimpin Korut Kim Jong Un mengatakan pada pertemuan partai pemerintah akhir tahun bahwa negaranya akan meluncurkan tiga satelit mata-mata militer tambahan pada 2024. 

Sejak 2022, Korut telah terlibat dalam serangkaian uji coba rudal yang provokatif, guna memodernisasi dan memperluas persenjataannya. Hal ini mendorong Washington-Seoul-Tokyo untuk memperkuat kemitraan keamanan mereka sebagai responsnya. 

Para ahli mengatakan, Pyongyang kemungkinan besar percaya bahwa perluasan persenjataan akan meningkatkan pengaruhnya dalam diplomasi di masa depan dengan AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us