Korsel: Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Kehilangan Data 4 Menit Terakhir

- Kotak hitam pesawat Jeju Air tidak merekam data 4 menit sebelum kecelakaan fatal
- Pesawat mendarat darurat dan tergelincir tanpa roda pendaratan terbuka, menewaskan 179 dari 181 orang di dalamnya
- Penyelidikan difokuskan pada analisis sumber informasi lain, verifikasi silang komponen kotak hitam, dan transparansi penyelidikan kepada keluarga korban
Jakarta, IDN Times - Kotak hitam pesawat penumpang Jeju Air yang terlibat dalam kecelakaan fatal bulan lalu, ditemukan tidak berisi data dari empat menit terakhir sebelum ledakan, kata otoritas investigasi pada Sabtu (11/1/2025).
Menurut otoritas Korea Selatan (Korsel), analisis oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) terhadap perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR) dari pesawat B737-800 menunjukkan bahwa rekaman berhenti pada kedua perangkat sekitar empat menit sebelum pesawat bertabrakan dengan struktur lokaliser, Yonhap melaporkan.
1. Sekilas tentang insiden kecelakaan Jeju Air
Kecelakaan pesawat Jeju Air terjadi pada 29 Desember 2024. Insiden tersebut menewaskan 179 dari 181 orang di dalamnya. Saat itu, pesawat mendarat darurat menyusul peringatan serangan burung dari menara pengawas dan tergelincir tanpa roda pendaratan terbuka, sesaat setelah pilot pesawat mengumumkan panggilan darurat 'mayday'.
Lalu, pesawat meledak dan terbakar pada pukul 09:03 pagi waktu setempat, setelah menabrak dinding beton yang menampung peralatan penentu lokasi di ujung Bandara Internasional Muan, di Provinsi Jeolla Selatan.
FDR dan CVR berhenti merekam data mulai pukul 08:59 pagi, sehingga menyulitkan penyelidik untuk menganalisis situasi. Menurut pihak berwenang, meskipun data FDR dan CVR penting untuk investigasi, keduanya bukanlah satu-satunya sumber bukti.
"Penyelidikan tersebut melibatkan analisis berbagai sumber informasi, termasuk catatan kontrol lalu lintas udara, rekaman video kecelakaan, dan puing-puing dari lokasi," kata otoritas investigasi.
2. Penyelidikan juga difokuskan pada dinding beton bandara
Komponen kotak hitam dikirim ke NTSB di Washington pekan lalu, guna verifikasi silang untuk memastikan keandalan data. Para investigator Korsel yang dikirim ke NTSB akan kembali ke Korea pada Senin (13/1/2025) untuk melanjutkan penyelidikan mereka di negara asal.
Penyelidikan juga difokuskan pada dinding beton yang ditabrak pesawat, yang dirancang untuk menopang sistem lokaliser yang digunakan untuk membantu pendaratan pesawat. Hal itu termasuk mengapa dinding tersebut dibangun dengan bahan yang begitu kaku dan sangat dekat dengan ujung landasan pacu.
3. Penyelidikan akan dilakukan secara transparan

Dilansir Reuters, Kementerian Transportasi Korsel mengatakan pihak berwenang yang menyelidiki kecelakaan tersebut berencana untuk menganalisa apa yang menyebabkan kotak hitam berhenti merekam.
Pihaknya juga menuturkan bahwa data lain yang tersedia akan digunakan dalam penyelidikan dan mereka akan memastikan penyelidikan tersebut transparan. Informasi terkait hal tersebut akan dibagikan kepada keluarga korban.
Mantan penyelidik kecelakaan kementerian transportasi, Sim Jai-dong, mengatakan penemuan data yang hilang dari menit-menit terakhir yang krusial dari pesawat Boeing tersebut cukup mengejutkan. Ia mengisyaratkan bahwa seluruh daya, termasuk cadangan, mungkin telah terputus, dan ini merupakan hal yang jarang terjadi.
Beberapa anggota keluarga korban mengatakan bahwa kementerian transportasi seharusnya tidak memimpin penyelidikan dan penyelidikan tersebut harus melibatkan para ahli independen. Ini termasuk yang direkomendasikan oleh keluarga korban.