Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Krisis Energi, Jepang Minta Warganya Matikan Listrik 3 Jam per Hari

Kakek bercengkrama di Sumida Park. 8 Desember 2019 (IDN Times/Febriyanti Revitasari)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Jepang mendesak orang-orang yang ada di Tokyo dan daerah sekitarnya untuk menggunakan lebih sedikit listrik. 

Pemberitahuan itu dikeluarkan untuk memperingatkan bahwa pasokan akan berkurang karena Jepang menghadapi gelombang panas.

1. Gelombang panas menghantam Jepang

Ilustrasi gelombang panas (Pixabay)

Bulan Juni merupakan awal musim panas di negeri sakura, biasanya suhunya berada di bawah 30 derajat celcius. 

Namun, dikutip dari BBC, selama akhir pekan suhu di Tokyo naik di atas 35 derajat celcius. Sementara kota Isesaki, yang terletak di barat laut ibu kota Tokyo, mencapai rekor 40,2 derajat celcius. Angka tersebut merupakan angka tertinggi yang pernah tercatat di bulan Juni.

Pemerintah telah memperingatkan krisis listrik selama berminggu-minggu karena adanya peningkatan suhu. 

Warga harus mematikan lampu yang tidak perlu selama 3 jam, tetapi tetap menggunakan AC untuk menghindari sengatan panas. 

2. Pemerintah khawatir terkait pasokan listrik jika suhu terus naik

nippon.com

Dikutip dari Independent, Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang mengatakan, kapasitas pembangkit listrik diharapkan turun menjadi 3,7 persen pada Senin sore di Tokyo dan delapan prefektur sekitarnya. Hal ini diperlukan untuk catu daya yang stabil.

Meskipun penyedia listrik berfungsi untuk meningkatkan pasokan, kementerian mengatakan situasinya tidak dapat diprediksi karena suhu naik. 

"Jika suhu naik lebih tinggi dan ada peningkatan permintaan atau terjadi masalah dalam pasokan, margin cadangan akan turun di bawah 3 persen," kata kementerian tersebut.

3. Krisis listrik sudah lama dialami Jepang

Suasana kota Tokyo, Jepang (IDN Times/Anata)

Pasokan listrik Jepang mulai mengalami pengetatan sejak gempa bumi yang terjadi di wilayah timur laut pada bulan Maret. Akibatnya, beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir menangguhkan operasinya.

Pemerintah juga telah menutup beberapa pabrik bahan bakar fosil yang sudah tua, dengan tujuan mengurangi emisi karbondioksida.

Adanya masalah ini ditambah dengan lonjakan permintaan listrik, yang mengakibatkan krisis listrik terjadi di Jepang. Kondisinya diperburuk imbas sanksi Jepang yang menentang invasi Rusia di Ukraina. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us