Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mali: Serangan Teroris Tewaskan Satu Pasukan Perdamaian PBB

ilustrasi konvoi pasukan perdamaian PBB (Twitter.com/MINUSMA)

Jakarta, IDN Times - Konvoi pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah diserang di Mali utara pada Rabu (1/6/2022). Akibatnya, satu pasukan penjaga perdamaian tewas dan tiga lainnya terluka.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan serangan tersebut adalah insiden kelima di Mali utara, hanya dalam waktu satu minggu. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam keras serangan tersebut. Dia juga mengirimkan belasungkawa kepada keluarga korban pasukan perdamaian.

1. Pasukan PBB ditembaki selama satu jam

Pasukan Perdamaian PBB di Mali (Twitter.com/MINUSMA)

Insiden serangan kelompok militan di Mali utara terjadi dekat kota bernama Kidal. Saat itu, pasukan perdamaian PBB sedang melakukan konvoi. Gerombolan militan melepaskan tembakan senjata ringan dan peluncur roket.

Dilansir France24, serangan berlangsung selama sekitar satu jam, kata juru bicara MINUSMA, Olivier Salgado.

"Sayangnya, salah satu (personel) helm biru meninggal karena luka-lukanya setelah serangan itu," tulisnya dalam unggahan di media sosial.

MINUSMA atau the United Nations Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Mali adalah salah satu misi pasukan perdamaian terbesar PBB. Program itu mulai tahun 2013 dengan sekitar 13 ribu anggota.

2. Pasukan perdamaian PBB berasal dari Yordania

Juru bicara PBB Stephane Dujarric menjelaskan bahwa konvoi tersebut adalah konvoi yang membawa pasokan. Mereka diserang oleh kelompok teroris. Tidak ada rincian informasi tentang berapa banyak orang yang berada di kelompok penyerang tersebut.

Dilansir Associated Press, Dujarric mengatakan penjaga perdamaian yang meninggal berasal dari Yordania. Tiga pasukan lainnya yang mengalami luka-luka akibat serangan tersebut juga berasal dari negara yang sama.

Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk serangan itu. Dia menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban, serta kepada pemerintah dan rakyat Yordania.

"Ini adalah pengingat tragis dari kompleksitas mandat misi PBB dan penjaga perdamaiannya, dan ancaman yang dihadapi penjaga perdamaian setiap hari," kata Dujarric.

3. Dua pasukan PBB sebelumnya juga meninggal

Pasukan Perdamaian PBB patroli di Mali (Twitter.com/MINUSMA)

Sebagai salah satu misi paling berbahaya dari pasukan perdamaian PBB di Mali, mereka kerap mendapatkan serangan dari kelompok militan bersenjata. Bahkan tingkat ancaman serangan itu juga meningkat.

Dalam laman resmi PBB, pada bulan Maret lalu dua pasukan PBB juga meninggal. Konvoi logistik menuju Timbuktu, menabrak alat peledak rakitan di Mopti. Dua pasukan yang meninggal berasal dari Mesir.

Perwakilan Khusus PBB dan kepala MINUSMA, El-Ghassim Wane, mengatakan serangan yang menargetkan pasukan PBB kemungkinan bisa disebut sebagai kejahatan perang menurut hukum internasional. Dia meminta pemerintah Mali untuk mengidentifikasi para pelaku.

Sejak 2013, misi MINUSMA telah kehilangan lebih dari 250 pasukan yang membuat Mali menjadi negara paling mematikan dibandingkan selusin misi perdamaian PBB di seluruh dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us