Menlu Palestina Sebut Israel Lancarkan Perang Balas Dendam di Gaza

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, menyebut bahwa Israel melancarkan perang balas dendam terhadap Hamas, yang bertujuan untuk menghancurkan secara total wilayah yang dilanda perang tersebut. Pernyataan itu diungkap al-Maliki dalam lawatannya ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang berbasis di Den Haag.
"Begitu banyak perang yang terjadi (di Gaza), ini berbeda. Kali ini adalah perang balas dendam," ungkap al-Maliki pada Kamis (26/10/2023).
"Perang ini tidak memiliki tujuan nyata, melainkan kehancuran total di setiap tempat yang layak huni di Gaza. Perang ini tidak diarahkan oleh rencana militer, tidak ada norma yang dihormati. Semua aturan perang internasional telah dilanggar," tambahnya, dikutip Reuters.
Pemboman balasan Israel telah mengguncang Gaza selama hampir tiga minggu. Ribuan korban telah berjatuhan akibat serangan tersebut. Namun, Tel Aviv berdalih serangan yang dilancarkannya sebagai hak untuk membela diri.
1. Palestina serukan gencatan senjata untuk dorong koridor kemanusiaan
Al-Maliki mendesak para pemimpin internasional untuk menekan Israel agar melakukan gencatan senjata penuh guna memastikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dapat disalurkan ke Gaza. Dia menekankan perlunya gencatan senjata sebagai prioritas utama penyaluran bantuan kemanusiaan.
"Pertama kita perlu mengakhiri agresi ini, perang sepihak ini dan kemudian kita perlu menyerukan gencatan senjata. gencatan senjata sangat penting, untuk distribusi bantuan kemanusiaan," ujar al-Maliki, dilansir France24.
Sementara itu, pada pertemuan puncak di Brussels, para pemimpin Uni Eropa memperdebatkan situasi di wilayah perang dan menyerukan jeda kemanusiaan dalam perang Israel-Hamas, agar bantuan kemanusiaan dapat menjangkau warga sipil di Gaza.
2. Palestina dukung penyelidikan ICC terhadap kejahatan perang dalam konflik Israel-Hamas

Dalam lawatannya ke Den Haag, Maliki bertemu dengan pejabat tinggi ICC, termasuk kepala jaksa Karim Khan. Mereka membahas situasi di Gaza yang sangat berbahaya dan mendorong intervensi segera oleh ICC.
Maliki menuduh Israel melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Dia mengungkap pihaknya akan bekerja sama dengan jaksa ICC dan menyatakan dukungan penuhnya terhadap penyelidikan pengadilan internasional tersebut. Dia menambahkan, otoritas negaranya tidak akan mencampuri penyelidikan yang dilakukan.
“Israel, dengan memutus listrik, air, dan bahan bakar, dengan memaksa orang kelaparan, dengan memindahkan orang secara paksa, adalah melakukan kejahatan perang. Yang kami cari adalah akuntabilitas," ujar al-Maliki.
Namun demikian, Israel berpendapat bahwa ICC tidak mempunyai yurisdiksi dalam konflik kedua negara karena Palestina bukanlah negara berdaulat yang merdeka, sementara Tel Aviv bukan negara anggota pengadilan internasional tersebut.
Hal tersebut dibantah jaksa penuntut Khan, yang mengatakan bahwa pengadilan memiliki yurisdiksi atas potensi kejahatan perang yang dilakukan oleh militan Hamas di Israel dan warga Israel di Jalur Gaza, meskipun negara tersebut bukan negara anggotanya.
3. Israel bersiap lancarkan invasi darat ke Gaza
Lawatan al-Maliki ke Den Haag terjadi saat Israel melancarkan serangan singkat semalaman ke wilayah Gaza yang dikuasai Hamas. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan invasi darat ke wilayah tersebut.
Netanyahu menambahkan bahwa persiapannya untuk invasi sedang dalam tahap akhir, dan kabinet perang Israel akan membuat keputusan dengan suara bulat terkait kapan akan melancarkan serangannya tersebut.
"Semalam, IDF (militer Israel) melakukan serangan yang ditargetkan menggunakan tank di Jalur Gaza utara, sebagai bagian dari persiapan untuk tahap pertempuran selanjutnya," bunyi pernyataan militer Israel, dikutip Al Jazeera.
Analis politik, Elijah Magnier, mengatakan bahwa serangan yang dilancarkan militer Israel tersebut merupakan bagian dari strategi untuk menguji kesiapan dan kemampuan para pejuang Hamas, sebelum melancarkan invasinya.