Menlu Retno-Menlu Thailand Bertemu, Bahas Bilateral dan Myanmar

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Thailand Maris Sangiampongsa. Salah satu isu yang dibahas adalah hubungan diplomatik kedua negara yang memasuki 75 tahun pada 2025.
“Saya menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat hubungan bilateral dengan Thailand ke depannya. Saya juga sampaikan Indonesia dan Thailand sebagai founding members of ASEAN memiliki kewajiban yang besar untuk menjaga ASEAN,” kata Retno, dalam keterangannya, Kamis (25/7/2024).
1. Bahas penanganan perdagangan manusia

Selain itu, Retno juga mengangkat sejumlah isu penting, antara lain kerja sama penanganan perdagangan manusia di kawasan.
“Lalu ada upaya peningkatan perdagangan melalui penyelenggaraan Joint Trade Committee, dan mendorong revitalisasi mekanisme konsultasi bilateral,” ucap dia.
2. Apresiasi peran Thailand di isu Myanmar

Retno juga mengangkat isu Myanmar dengan Maris, di mana ia menyampaikan apresiasi bantuan Thailand terkait isu kemanusiaan lintas batas yang diinisiasi juga oleh Thailand.
“Saya kembali menekankan agar dapat disalurkan secara efektif. Bantuan kemanusiaan yang diberikan untuk Myanmar harus juga dikoordinasikan melalui Badan-Badan PBB atau ASEAN, khususnya melalui AHA Center. Indonesia juga siap mendukung partisipasi Thailand dalam open-ended Troika-ASEAN, khusus membahas masalah Myanmar,” tegas Retno.
3. Lakukan pertemuan dengan Laos dan Malaysia bahas troika Myanmar

Sebelumnya, Retno mengadakan pertemuan terkait troika isu Myanmar dengan Menlu Laos dan Menlu Malaysia di sela gelaran ASEAN Ministerial Meeting di Vientiane, Laos.
Troika ini dibentuk atas inisiatif Indonesia selama keketuaan di ASEAN tahun lalu. Troika ini juga digunakan untuk memastikan keberlanjutan dan kesinambungan upaya ASEAN membantu Myanmar keluar dari krisis serta implementasi Lima Poin Konsensus (5PC).
“Kita melihat semakin memburuknya situasi di Myanmar. Kondisi yang semakin memburuk di Myanmar secara langsung berdampak besar bagi upaya menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan,” ungkap dia.
“Saya juga menyampaikan kekhawatiran Indonesia mengenai meningkatnya kejahatan lintas batas, termasuk online scam dan penyelundupan obat-obat terlarang di kawasan. Aktivitas ilegal seperti ini sangat besar dampaknya bagi Asia Tenggara.Warga Asia Tenggara, termasuk WNI, banyak menjadi korban dari kegiatan kriminal ini,” lanjut Retno.