Militer Sudan Rebut Kota Strategis Wad Madani dari RSF

Jakarta, IDN Times - Militer Sudan berhasil merebut kembali Wad Madani, ibu kota negara bagian Gezira, yang sebelumnya lebih dari setahun dikuasai Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Kota strategis ini jatuh ke tangan RSF pada Oktober 2023 setelah serangan mendadak yang memaksa lebih dari 300 ribu orang mengungsi pada Desember tahun itu.
Keberhasilan ini diumumkan Sabtu (11/1/2025) dan dianggap sebagai langkah penting dalam upaya militer untuk merebut kembali wilayah strategis lainnya.
Sejak konflik pecah, perang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan lebih dari 12 juta orang kehilangan tempat tinggal, dengan 3 juta di antaranya melarikan diri ke negara tetangga, dilansir UN.
1. Perebutan Wad Madani tingkatkan posisi militer
Militer Sudan menyatakan bahwa pasukannya telah berhasil memasuki Wad Madani.
“Pimpinan Angkatan Bersenjata mengucapkan selamat kepada rakyat kami atas keberhasilan ini. Saat ini pasukan kami sedang membersihkan sisa-sisa kantong pemberontak di dalam kota,” bunyi pernyataan resmi tentara.
RSF belum memberikan komentar terkait peristiwa ini. Melansir Al Jazeera, kota Wad Madani menjadi medan pertempuran penting dalam perang saudara yang melanda Sudan sejak April 2023.
2. Wad Madani, kota strategis di tengah konflik
Wad Madani memiliki peran strategis dalam jalur perdagangan nasional Sudan. Kota ini juga dikenal sebagai salah satu pusat ekonomi dan transportasi utama yang menghubungkan berbagai wilayah, dilansir dari DW.
Pada awal perang, Wad Madani menjadi tempat perlindungan bagi ribuan keluarga yang kehilangan tempat tinggal. Namun, penguasaan RSF atas kota ini selama lebih dari setahun mengubah fungsi Wad Madani dari tempat perlindungan menjadi arena konflik sengit.
Perebutan kembali Wad Madani menandakan pentingnya kota ini bagi kedua belah pihak.
3. Krisis kemanusiaan terus memburuk
Konflik Sudan telah menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa jutaan lainnya meninggalkan rumah mereka. Menurut laporan PBB, lebih dari 30 juta warga kini membutuhkan bantuan kemanusiaan mendesak, dengan kelaparan dinyatakan di beberapa wilayah.
PBB menyebut perang ini sebagai krisis pengungsian terburuk di dunia. Wad Madani, yang sebelumnya menjadi tempat aman, tidak lagi dapat melindungi pengungsi karena serangan yang terus berlanjut.
Selain itu, tuduhan genosida terhadap RSF dan milisi sekutunya oleh pemerintah Amerika Serikat menambah tekanan internasional terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.
Penguasaan Wad Madani oleh militer Sudan memberikan harapan baru bagi upaya untuk memulihkan stabilitas di negara tersebut. Jika seluruh wilayah Gezira dapat direbut kembali, hal ini diperkirakan akan menjadi titik balik dalam konflik yang telah menghancurkan Sudan secara luas.
Namun, dengan RSF masih menguasai sebagian besar wilayah barat Darfur dan beberapa daerah strategis lainnya, perang ini masih jauh dari kata selesai. Sementara itu, jutaan warga Sudan terus menghadapi ketidakpastian dan kesulitan akibat perang yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.