Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Negara Miskin di COP 27: Negara Kaya Harus Bayar atas Kerusakan Iklim!

Gelaran acara KTT COP 27 di Sharm el-Sheikh, Mesir (twitter.com/COP27P)

Jakarta, IDN Times - Para pemimpin negara miskin di KTT COP 27, pada Selasa (8/11/2022), mengkritik negara-negara maju dan perusahaan minyak sebagai penyebab utama perubahan iklim. Mereka mendesak negara-negara tersebut untuk membayar kerugian yang ditimbulkan akibat krisis iklim. 

Selain itu, negara-negara pulau kecil meminta sebagian dari profit yang dihasilkan industri minyak dan gas agar digunakan untuk meningkatkan pendanaan internasional. Mereka juga menyerukan penerapan pajak karbon global kepada industri migas tersebut. 

"Industri minyak dan gas terus menghasilkan profit hampir 3 miliar dolar AS setiap hari. Sudah saatnya perusahaan-perusahaan ini membayar pajak karbon global atas keuntungan mereka," kata Perdana Menteri (PM) Antigua, Gaston Browne, berbicara atas nama Aliansi Negara-negara Pulau Kecil, dikutip dari Reuters. 

1. Singgung Barat yang lebih memilih mendanai perang daripada menangani perubahan iklim

Gelaran acara KTT COP 27 di Sharm el-Sheikh, Mesir (twitter.com/COP27P)

Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, menyinggung kegagalan dalam pendanaan iklim dan adanya standar ganda.

Ia mengatakan bahwa negara-negara Barat lebih memilih untuk menggelontorkan dana miliaran dolar untuk perang di Ukraina, daripada merespons dampak perubahan iklim. 

"Standar ganda tidak dapat diterima. Bukan rahasia lagi bahwa pembiayaan iklim telah meleset dari target. Negara-negara maju tampaknya tidak memiliki keraguan untuk membelanjakan uang untuk perang," kata Ranil.

2. Negara-negara berkembang butuh 1 triliun dolar per tahun untuk atasi perubahan iklim

Para pemimpin dunia berkumpul di KTT COP 27 di Sharm el-Sheikh, Mesir (twitter.com/COP27P)

Dalam laporan terbaru, disebutkan bahwa negara-negara berkembang membutuhkan dana tambahan sebesar 1 triliun dolar per tahunnya untuk mengambil tindakan penanganan perubahan iklim. 

Laporan tersebut mengatakan, dana itu diperlukan guna mendukung pengurangan emisi, meningkatkan ketahanan, menangani kerusakan akibat perubahan iklim, serta memulihkan alam.

Dalam menjamin pendanaan, laporan tersebut mengatakan bahwa negara-negara berkembang perlu bekerja sama dengan para investor, negara-negara maju, dan bank-bank pembangunan. 

3. Negara-negara Afrika minta dana untuk menangani perubahan iklim ditingkatkan

Presiden Senegal, Macky Sall (twitter.com/COP27P)

Dalam kesempatan yang sama, negara-negara berkembang di Afrika meminta negara-negara kaya untuk meningkatkan pendanaan sebagai upaya adaptasi terhadap kondisi perubahan iklim yang kian memburuk, dilansir Canberra Times.

Mereka mengancam menolak seruan untuk konversi menuju energi yang lebih bersih. Hal ini disampaikan Presiden Senegal, Macky Sall, mewakili negara-negara Afrika.

"Mari kita perjelas, kita mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca. Tapi kami orang-orang Afrika tidak bisa menerima bahwa kepentingan vital kami diabaikan," kata Sall.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us