Paramiliter Sudan Serang Kota El-Fasher, 24 Orang Tewas dan 55 Terluka

- Komunitas internasional didesak ambil tindakan segera guna lindungi warga Sudan.
- Jaringan Dokter Sudan menyatakan bahwa penargetan kawasan pemukiman padat penduduk merupakan pelanggaran nyata terhadap seluruh hukum internasional dan kemanusiaan.
- Pengepungan El-Fasher membuat anak-anak kelaparan dan mengalami malnutrisi.
- Pada Agustus, komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia melaporkan bahwa sedikitnya 89 warga sipil tewas akibat serangan RSF di dalam dan sekitar El-Fasher dalam kurun waktu 10 hari.
Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 24 orang dilaporkan tewas akibat serangan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) di kota El-Fasher di Sudan barat. Sebanyak 55 lainnya juga terluka, termasuk perempuan. Jaringan Dokter Sudan mengatakan bahwa serangan artileri RSF terjadi para Rabu (27/8/2025), menargetkan kawasan pasar pusat dan lingkungan Awlad al-Reef di El-Fasher. RSF belum memberikan komentar mengenai serangan tersebut.
“Kejahatan keji ini menambah deretan kejahatan perang dan tindakan genosida yang menargetkan warga sipil tak bersenjata di El-Fasher selama lebih dari setahun, di tengah pengepungan ketat serta kekurangan parah makanan, obat-obatan, dan layanan dasar,” kata organisasi tersebut, dikutip dari Anadolu.
1. Komunitas internasional didesak ambil tindakan segera guna lindungi warga Sudan
Lebih lanjut, Jaringan Dokter Sudan menyatakan bahwa penargetan kawasan pemukiman padat penduduk merupakan pelanggaran nyata terhadap seluruh hukum internasional dan kemanusiaan. Mereka mendesak komunitas internasional, Dewan Keamanan PBB, dan Uni Afrika untuk segera mengambil tindakan guna menghentikan serangan dan pengepungan di El-Fasher.
El-Fasher, ibu kota provinsi Darfur Utara, telah dikepung oleh RSF sejak Mei 2024 dan merupakan benteng terakhir militer di wilayah Darfur. Adapun Sudan terjerumus ke dalam perang saudara pada April 2023 ketika ketegangan berkepanjangan antara militer dan RSF meletus menjadi pertempuran terbuka.
2. Pengepungan El-Fasher membuat anak-anak kelaparan dan mengalami malnutrisi
Serangan pada Rabu merupakan yang terbaru dari rangkaian serangan terhadap El-Fasher dan sekitarnya. Pada Agustus, komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia melaporkan bahwa sedikitnya 89 warga sipil tewas akibat serangan RSF di dalam dan sekitar El-Fasher dalam kurun waktu 10 hari, termasuk 16 orang yang dieksekusi secara langsung.
"RSF mengepung dan mengubahnya menjadi pusat penderitaan anak-anak, dengan kekurangan gizi, penyakit, dan kekerasan yang merenggut nyawa anak-anak setiap hari,” kata badan anak-anak PBB (UNICEF) dalam pernyataan pada Rabu, dikutip dari Al Jazeera.
Pengepungan ini menyebabkan 260 ribu warga sipil, termasuk 130 ribu anak-anak, terjebak di dalam kota dan hidup dalam kondisi putus asa setelah terputus dari bantuan selama lebih dari 16 bulan. Sekitar 6 ribu anak diperkirakan menderita malnutrisi akut parah dan berisiko meninggal dunia.
3. Lebih dari 40 ribu orang tewas akibat konflik Sudan
Konflik di Sudan telah menewaskan lebih dari 40 ribu orang dan memaksa lebih dari 14 juta lainnya meninggalkan rumah mereka. Kelaparan juga melanda sebagian wilayah negara itu, memaksa beberapa keluarga memakan rumput demi bertahan hidup.
PBB dan kelompok hak asasi manusia mengungkapkan bahwa konflik ini juga diwarnai dengan kekejaman besar, termasuk pembunuhan dan pemerkosaan bermotif etnis. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menyatakan sedang menyelidiki dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di negara itu.



















