Pasukan Ukraina yang Terluka Bakal Dapat Perawatan di Israel

Jakarta, IDN Times – Sebanyak 20 tentara Ukraina yang terluka di medan perang akan mendapatkan perawatan di Israel.
Langkah itu diambil sehari setelah presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengkritik Israel dengan keras karena menolak mengirim sistem pertahanan udara Iron Dome.
"Israel akan menerima perawatan 20 prajurit Ukraina yang terluka parah selama perang," tulis Duta Besar Israel di Ukraina, Michael Brodsky, dilansir Middle East Eye.
1. Beberapa pasien tiba di Israel

Dua pasien pertama tiba pada Minggu untuk perawatan di Pusat Medis Sheba, Tel Aviv. AFP mengabarkan, ada 2 pasien yang tengah menuju ke Israel.
Para korban akan dirawat dengan prostetik dan rehabilitasi.
Sheba Medical Center, rumah sakit terbesar Israel, menjalankan sebuah rumah sakit lapangan di Ukraina barat, beberapa pekan sejak invasi Rusia dimulai.
2. Zelenskyy mengaku kaget karena menolak memberikan senjata

Dalam sebuah wawancara pada Sabtu, Zelenskyy mengaku terkejut atas penolakan Israel untuk memasok senjata pertahanan ke Ukraina.
Ia sejak lama telah meminta untuk membeli sistem pertahanan udara Iron Dome dari Israel, tetapi langkah itu tidak mendapat persetujuan.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi pada Israel. Saya jujur, terus terang saya kaget, karena saya tidak mengerti mengapa mereka tidak bisa memberi kami pertahanan udara," katanya, dilansir Reuters.
3. Alasan penolakan Israel

Israel menolak penjualan sistem pertahanannya, tetapi lebih memilih untuk mengirim alat pelindung seperti helm, guna menjaga hubungannya dengan Moskow.
Rusia dianggap penguasa di Suriah, di mana Israel sering kali melakukan serangan terhadap milisi proksi Iran di wilayah itu.
"Saya mengerti, mereka memiliki situasi yang sulit, mengenai situasi dengan Suriah dan Rusia. Saya menyatakan fakta. Percakapan saya dengan para pemimpin Israel tidak membantu Ukraina," kata Zelenskyy.
Israel juga memiliki hubungan dekat dengan negara bekas Uni Soviet itu. Rusia menyumbang hampir setengah dari imigran Yahudi ke Israel selama setahun terakhir.