Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB Desak M23 Hentikan Serangan di Kongo 

Ilustrasi perang/konflik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak kelompok bersenjata M23 untuk menghentikan serangan dan menarik diri dari Republik Demokratik Kongo (DRC), Minggu (26/1/2025). Kepala penjaga perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix, mengatakan bahwa tindakan M23 melanggar hukum internasional dan Piagam PBB.

Dilansir Al Jazeera, serangan dalam dua hari terakhir menewaskan tiga pasukan penjaga perdamaian PBB, dua dari Afrika Selatan dan satu dari Uruguay. Sebanyak 11 lainnya terluka dan mendapat perawatan di rumah sakit PBB di Goma.

1. PBB Kecam serangan terhadap pasukan perdamaian

Dilansir Anadolu Ajansi, Lacroix mengatakan bahwa serangan terhadap pasukan PBB dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

“MONUSCO tetap berkomitmen mempertahankan mandatnya dalam kondisi sulit,” ujarnya dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB.

Ia meminta Dewan Keamanan bertindak tegas terhadap M23 dan pihak yang mendukungnya.

“Pengorbanan para penjaga perdamaian harus dihargai dengan tindakan nyata. Tidak boleh ada toleransi terhadap ancaman bagi warga sipil dan pasukan PBB,” tambahnya.

Selain itu, Lacroix mendesak semua pihak untuk menaati hukum internasional guna mencegah konflik semakin memburuk.

“Masih ada kesempatan untuk menghindari hal yang lebih buruk, tetapi Dewan Keamanan harus bertindak tanpa penundaan,” katanya.

2. M23 tutup wilayah udara Goma

M23 mengumumkan bahwa wilayah udara di atas Goma ditutup. Mereka menuduh pasukan pemerintah Kongo menggunakan Bandara Goma untuk membawa bom yang digunakan dalam serangan.

Kelompok ini diduga mendapat dukungan dari Rwanda, meskipun Presiden Rwanda Paul Kagame membantahnya. Sementara itu, M23 terus melancarkan serangan dan menguasai beberapa kota strategis di Kongo timur.

Situasi semakin tegang setelah Kongo memutus hubungan diplomatik dengan Rwanda. Menurut laporan media setempat, konflik ini telah menyebabkan sedikitnya 13 pasukan penjaga perdamaian dan tentara asing tewas serta ribuan warga mengungsi.

3. Situasi di Kongo semakin memburuk

Perwakilan khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk DRC, Bintou Keita, mengatakan bahwa pasukan M23 dan Rwanda telah memasuki Munigi, sebuah daerah di pinggiran Goma.

“Warga panik dan banyak yang melarikan diri,” ujarnya.

Keita menambahkan, akses transportasi terputus, sementara bandara tidak bisa digunakan untuk evakuasi dan pengiriman bantuan.

“Kami terjebak. Dewan Keamanan harus segera bertindak untuk melindungi warga sipil dan pekerja kemanusiaan,” tegasnya.

Wakil Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB, Joyce Msuya, menyebut situasi di Kongo semakin berbahaya, dengan lebih dari 21 juta orang membutuhkan bantuan.

“Ini adalah salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia,” katanya.

Msuya juga meminta semua pihak menghindari penggunaan senjata berat di daerah berpenduduk dan menghormati hukum perlindungan sipil.

“Penderitaan rakyat Kongo tidak boleh terus berlanjut tanpa perhatian,” pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us