Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB: Israel Melanggar Hukum Perang karena Gunakan Bom Berat di Gaza

ilustrasi warga Gaza (pixabay.com/hosnysalah)
Intinya sih...
  • Kantor hak asasi manusia PBB (OHCHR) menyoroti serangan Israel di Jalur Gaza yang menggunakan bom seberat dua ribu pon.
  • Israel diduga melakukan pelanggaran hukum perang dengan menjatuhkan bom pada bangunan tempat tinggal, sekolah, kamp pengungsi, dan pasar.
  • Serangan tersebut menyebabkan sedikitnya 218 orang tewas dan menimbulkan kerusakan yang signifikan pada infrastruktur di Gaza.

Jakarta, IDN Times - Kantor hak asasi manusia PBB (OHCHR) mengatakan bom berat yang berulang kali dijatuhkan Israel di Jalur Gaza menunjukkan pelanggaran berulang terhadap hukum perang pada Rabu (19/6/2024).

Dalam laporan terbarunya, OHCHR meyoroti enam serangan Israel pada 9 Oktober - 2 Desember, yang menurutnya mencerminkan pola yang mengkhawatirkan. Israel diduga menjatuhkan bom seberat dua ribu pon pada bangunan tempat tinggal, sekolah, kamp pengungsi dan pasar. Sedikitnya 218 orang dilaporkan tewas dalam serangan-serangan tersebut.

“Persyaratan untuk memilih cara dan metode peperangan yang menghindari atau setidaknya meminimalkan kerugian sipil tampaknya telah terus-menerus dilanggar dalam kampanye pemboman Israel,” kata ketua hak asasi manusia PBB Volker Turk dalam sebuah pernyataan.

1. Sekitar 9 bom GBU-31 seberat dua ribu pon dijatuhkan di Kota Gaza pada 2 Desember

Salah satu serangan yang tercantum dalam laporan OHCHR adalah serangan terhadap lingkungan Ash Shujaiyeh di Kota Gaza pada 2 Desember 2023. Serangan itu menewaskan sedikitnya 60 orang dan menghancurkan 15 bangunan serta merusak 14 lainnya.

Tingkat kerusakan dan kawah yang terlihat pada citra satelit menunjukkan bahwa Israel menggunakan sekitar sembilan bom GBU-31 seberat dua ribu pon.

"GBU-31, bersama dengan GBU-32 seberat seribu pon dan GBU-39 seberat 250 pon, sebagian besar digunakan untuk menembus beberapa lantai beton dan dapat meruntuhkan bangunan tinggi," kata juru bicara kantor hak asasi manusia PBB Jeremy Laurence.

“Mengingat betapa padatnya penduduk di wilayah yang menjadi sasaran, penggunaan senjata peledak dengan dampak luas seperti itu kemungkinan besar merupakan serangan sembarangan yang dilarang," tambahnya.

2. Senjata yang digunakan oleh militer Israel jauh lebih merusak dibandingkan Hamas

Ajith Sunghay, kepala kantor OHCHR di wilayah Palestina, mengatakan bahwa laporan itu berfokus pada tindakan Israel karena senjata yang digunakan oleh militer Israel jauh lebih merusak.

"Rudal-rudal yang ditembakkan oleh Hamas, meskipun benar-benar tidak dapat diterima, tidak menyebabkan pembunuhan yang signifikan selama perang," ujarnya.

Insiden-insiden yang dimuat dalam laporan tersebut tidak mencakup ledakan di kompleks rumah sakit Al-Ahli di Gaza pada awal-awal perang. Saat itu, kelompok Hamas mengatakan bahwa ratusan orang tewas dalam serangan tersebut. Namun, Israel membantah bertanggung jawab dan menyalahkan roket yang diluncurkan oleh militan Jihad Islam sebagai penyebabnya.

Sunghay mengatakan bahwa serangan tersebut tidak masuk ke dalam laporan lantaran timnya tidak memiliki cukup informasi mengenai kejadian itu.

Selain itu, laporan OHCHR menyatakan bahwa menargetkan sasaran secara acak tidak hanya melanggar hukum perang, namun juga prinsip kemanusiaan.

"Ketika dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematis terhadap penduduk sipil, sesuai dengan kebijakan resmi negara atau organisasi, hal itu juga dapat dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan," demikian disebutkan dalam laporan tersebut.

3. Israel sebut laporan OHCHR bias dan bertujuan melindungi Hamas

Adapun laporan OHCHR itu menuai kecaman dari Israel. Pihaknya mengatakan bahwa laporan tersebut bertujuan untuk mengecam dan mengasingkan Israel, sekaligus melindungi kelompok Hamas.

“OHCHR menggemakan narasi Hamas dan menyebarkan tuduhan tidak berdasar. Laporan ini menunjukkan bias yang mengakar terhadap Israel yang telah ada di OHCHR selama beberapa dekade,” kata Meirav Eilon Shahar, duta besar Israel di Jenewa, dalam sebuah pernyataan.

Dikutip Al Jazeera, sedikitnya 37.396 orang telah tewas dan 85.523 lainnya terluka akibat serangan Israel di Gaza. Konflik terbaru ini berawal ketika pejuang Hamas melancarkan serangan di Israel selatan pada 7 Oktober, yang dilaporkan menewaskan 1.139 orang dan mengakibatkan 251 lainnya disandera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us