Pekerja Bandara Kenya Akhiri Mogok Kerja

- Pekerja di Bandara Internasional Jomo Kenyatta mengakhiri mogok kerja setelah perundingan dengan pemerintah terkait investasi Adani Group sebesar 1,85 miliar dolar AS.
- Serikat pekerja dan pemerintah sepakat untuk meninjau proposal dalam waktu 10 hari dan tidak menghukum pekerja yang ikut aksi.
- Adani Group akan mengelola bandara selama 30 tahun, tetapi protes ini dilakukan karena khawatir akan kehilangan pekerjaan dan mendatangkan pekerja asing.
Jakarta, IDN Times - Pekerja di Bandara Internasional Jomo Kenyatta mengakhiri mogok kerja yang dilakukan pada Rabu (11/9/2024). Keputusan itu diambil setelah perundingan antara pimpinan serikat pekerja dan pemerintah.
Aksi ini dilakukan para pekerja untuk menentang investasi Adani Group sebesar 1,85 miliar dolar AS (Rp28,5 triliun) untuk memodernisasi bandara itu, dengan membangun landasan pacu dan terminal tambahan. Sebagai imbalannya perusahaan tersebut akan mengelola bandara selama 30 tahun.
1. Pekerja yang mogok tidak akan dihukum

Francis Atwoli, sekretaris jenderal Organisasi Serikat Buruh Pusat, mengatakan pemerintah dan Serikat Pekerja Penerbangan Kenya sepakat untuk meninjau dokumen proposal dalam waktu 10 hari, dan jika ada kesepakatan yang berlanjut serikat harus setuju. Kedua pihak sepakat untuk tidak menghukum pekerja yang ikut aksi.
"Pemogokan telah berakhir," kata Moss Ndiema, sekretaris jenderal Serikat Pekerja Penerbangan Kenya, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya pada Rabu, puluhan pekerja di Bandara Internasional Jomo Kenyatta meneriakkan "Adani harus pergi". Siaran televisi menunjukkan seorang polisi memukul seorang pengunjuk rasa dengan tongkat.
2. Pengadilan memblokir sementara usulan pembangunan bandara

Serikat Pekerja Penerbangan Kenya melakukan protes ini karena berpendapat kesepakatan dengan Adani Group akan menyebabkan mereka kehilangan pekerjaan dan mendatangkan pekerja asing.
Pemerintah Kenya mengatakan bandara tersebut beroperasi melebihi kapasitas dan perlu dimodernisasi, tapi tidak akan dijual. Pemerintah mengatakan belum memutuskan mengenai apa yang disebutnya sebagai usulan kemitraan publik-swasta untuk meningkatkan lokasi tersebut.
Pada Senin, pengadilan tinggi Kenya memblokir sementara usulan perusahaan tersebut untuk membangun landasan pacu baru dan meningkatkan terminal penumpang, untuk memberi waktu bagi peninjauan yudisial.
Adani Group merupakan konglomerasi, yang dipimpin oleh salah satu orang terkaya di Asia, miliarder Gautam Adani dari India. Saat ini Adani Group mengoperasikan tujuh bandara di India dan sering menghadapi kritik dari partai-partai oposisi India karena mendapatkan dukungan dari pemerintah yang berkuasa. Pejabat India dan Adani Group membantah tuduhan tersebut.
Perusahaan itu juga mempertimbangkan untuk berinvestasi di dua bandara di Vietnam, menurut pemerintah Vietnam pada Juli.
3. Penerbangan terganggu

Pada Rabu, Kenya Airways, mengumumkan akan ada penundaan penerbangan dan kemungkinan pembatalan karena pemogokan yang sedang berlangsung di bandara, yang melayani Nairobi. Aksi ini mempengaruhi penerbangan lokal yang datang dari kota Mombasa dan Kisumu, dilansir dari Associated Press.
Petugas polisi di Bandara Internasional Jomo Kenyatta telah mengambil alih peran pemeriksaan keamanan karena antrean panjang di luar terminal keberangkatan. Mogok itu menyebabkan ratusan penumpang terlantar, mereka khawatir tidak dapat memastikan apakah penerbangan mereka akan berangkat sesuai jadwal.
Otoritas Bandara Kenya mengatakan pihaknya melibatkan pihak-pihak terkait untuk menormalkan operasi dan mendesak penumpang menghubungi maskapai penerbangan masing-masing guna mengonfirmasi status keberangkatan.