Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemilu Sela AS, Elon Musk Serukan Warga Coblos Partai Republik

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) bersiap melakukan pemilu paruh waktu untuk memilih anggota Kongres, parlemen negara bagian, dan beberapa gubernur pada Selasa (8/11/2022).

Sebelum pemilu digelar, Elon Musk, orang terkaya di dunia dan bos baru Twitter, merekomendasikan kepada pemilih untuk memilih wakil dari Partai Republik.

Ini adalah pertama kalinya seorang kepala eksekutif media sosial raksasa secara eksplisit memihak. Musk juga lebih berseberangan dengan Presiden Joe Biden yang diusung partai Demokrat. Saat ini, Demokrat menguasai Parlemen dan Senat AS.

1. Elon Musk rekomendasikan partai Republik untuk mengimbangi kekuasaan

Elon Musk, yang baru saja mengambil alih Twitter dalam kesepakatan senilai 44 miliar dolar atau sekitar Rp689 triliun, telah mengambil langkah politik secara terbuka. Dia merekomendasikan untuk memilih perwakilan partai Republik dalam pemilu paruh waktu.

"Kekuasaan bersama membatasi ekses terburuk dari kedua belah pihak, oleh karena itu saya merekomendasikan untuk memilih (anggota) Kongres (dari) Republik, mengingat Kepresidenannya adalah Demokrat," kata Musk dalam cuitannya dikutip dari Politico.

Twit itu segera disambut oleh pengikut Twitter-nya yang jumlahnya lebih dari 110 juta orang. Twit Musk telah mendapat lebih dari 200 ribu tanda suka dan lebih dari 40 ribu akun Twitter lain juga telah melakukan retweet.

2. Rekomendasi Musk kepada pemilih independen

Dalam cuitan lainnya, Musk mengatakan bahwa barisan pemilih Demokrat garis keras atau Republik tidak akan pernah memilih pihak lain. Jadi dia memberikan rekomendasi kepada para pemilih independen, orang-orang yang benar-benar memutuskan siapa yang bertanggung jawab.

Melansir Reuters, Musk mengaku sebagai sosok independen yang telah memilih partai Demokrat. Dia juga secara terbuka mengaku akan memilih Demokrat lagi di masa depan.

Namun, orang terkaya di dunia itu telah dilihat bersikap kritis terhadap pemerintahan Biden dan Demokrat.

Ini karena proposal pemerintah untuk mengenakan pajak kepada miliarder dan memberi lebih banyak insentif pajak untuk kendaraan listrik buatan serikat pekerja. Sedangkan Tesla milik Musk, tidak memiliki serikat pekerja di pabriknya di AS.

3. Biden sebut Twitter ikut menyebarkan kebohongan ke seluruh dunia

Presiden AS, Joe Biden (Twitter.com/President Biden)

Pekan lalu, setelah Elon Musk mengambil alih Twitter dan memecat banyak karyawannya, Biden melontarkan kritik dalam sebuah acara penggalangan dana. Melansir US News, Presiden Biden mengatakan bahwa media sosial Twitter telah memuntahkan kebohongan di seluruh dunia.

"Tidak ada editor lagi di Amerika. Tidak ada editor. Bagaimana caranya kita berharap anak-anak dapat memahami apa yang dipertaruhkan?" kata Presiden Biden.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, mengatakan bahwa Presiden AS telah menjelaskan perlunya mengurangi ujaran kebencian dan hoaks serta informasi yang keliru di media sosial.

"Keyakinan itu meluas ke Twitter, meluas ke Facebook dan platform media sosial lainnya di mana pengguna dapat menyebarkan informasi yang salah," kata Jean-Pierre.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us