Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perahu Terbalik, 52 Migran Tenggelam di Samudra Atlantik

Ilustrasi tenggelam. (Unsplash/Nikko Macaspac)

Madrid, IDN Times - Spanyol memiliki sebuah provinsi otonom bernama Las Palmas. Provinsi ini terpisah dari Spanyol dan berada di Samudera Atlantik, sekitar 100 kilometer sebelah barat Maroko. Wilayah ini lebih dikenal dengan nama Kepulauan Canary.

Sebagai wilayah Spanyol, Kepulauan Canary berarti masuk dalam blok Uni Eropa (UE). Kepulauan tersebut sering menjadi tujuan para pencari suaka dari migran yang berasal dari negara-negara Afrika yang miskin dan dilanda konflik.

Pada Kamis (19/8), sebuah perahu karet pembawa 53 migran yang menuju Canary dilaporkan terbalik. Sebanyak 52 orang dikhawatirkan tewas dan hanya satu orang yang mampu diselamatkan oleh Spain’s Maritime Rescue Service.

1. Hanya seorang migran yang bisa diselamatkan

Ada banyak jalur menuju negara-negara UE bagi para migran. Mereka berusaha mencapai negara-negara tersebut untuk menemukan kehidupan yang lebih baik dan nasib yang lebih membahagiakan dibandingkan dengan berada di negaranya sendiri.

Salah satu rute favorit adalah menyeberangi Laut Mediterania. Namun dalam beberapa bulan terakhir, jalur tersebut semakin sulit. Karenanya, banyak para migran kemudian beralih ke rute menuju Kepulauan Canary milik Spanyol.

Namun rute tersebut menurut organisasi hak asasi manusia Walking Borders, adalah rute migrasi paling berbahaya di dunia, katanya dilansir BBC.

Pada hari Kamis lalu, sebuah kapal dagang Evros yang lewat perairan dekat Canary menemukan seorang perempuan yang berpegangan di perahu karet yang terbalik. Kapal dagang itu kemudian melaporkan kepada otoritas berwenang yang dengan sigap meluncur ke lokasi temuan.

Seorang perempuan berusia 30-an tahun ditemukan di perahu karet yang terbalik sekitar 220 kilometer dari Canary. Dia satu-satunya yang selamat. Sebanyak 52 penumpang lain yang bersama perempuan tersebut, dikhawatirkan tewas.

2. Perahu karet pembawa migran berangkat seminggu sebelumnya

Operasi penyelamatan dari tim penyelamat maritim Spanyol menuju lokasi perahu terbalik pembawa migran disebutkan dalam kondisi cuaca yang buruk. Perempuan yang diselamatkan itu, ditemukan berpegangan pada perahu karet dengan dua orang di sebelahnya yang sudah meninggal. Dua orang yang meninggal itu laki-laki dan perempuan.

Dilansir laman Al Jazeera, perempuan yang mampu diselamatkan itu mengalami dehidrasi parah. Dia kemudian diterbangkan ke rumah sakit di Las Palmas, di pulau Gran Canaria, pulau terbesar ketiga di Kepulauan Canary.

Menurut keterangan satu-satunya migran yang berhasil diselamatkan itu, perahu karet berangkat dari pantai Sahara Barat dan penumpangnya berasal dari negara Pantai Gading. Perahu karet itu berangkat seminggu sebelumnya.

Euro News melaporkan bahwa menurut LSM Caminando Sin Fronteras penumpang yang dikhawatirkan tewas adalah 35 pria, 16 wanita, dan satu orang anak lelaki berusia dua tahun.

3. Perahu-perahu migran hilang tanpa jejak

Sebagai salah satu rute migrasi paling berbahaya di dunia, rute untuk mencapai Kepulauan Canary adalah rute yang menyisakan kisah-kisah tragis. Dalam laporan Info Migrants, perahu-perahu yang berusaha mencapai Kepulauan Canary sering tidak layak dan kelebihan muatan.

Selain itu, perahu-perahu yang kemudian gagal mencapai tujuan, seringkali menjadi bangkai di Samudra Atlantik yang sangat sulit untuk diverifikasi. Beberapa pekan terakhir perahu migran berangkat dari pantai barat Afrika, antara Tarfaya di Maroko atau El Aaiun di Sahara Barat. Tapi perahu-perahu itu hilang tanpa jejak.

Dalam dokumen yang diterbitkan badan migrasi PBB IOM, ada peningkatan signifikan arus migrasi ke Kepulauan Canary. Pada tahun 2019, ada 2.609 migran yang mencapai kepulauan tersebut dan naik secara signifikan pada tahun 2020 menjadi 17.377 orang.

Namun jumlah perahu yang hilang juga meningkat. Pada tahun 2019, ada 10 perahu pembawa migran yang hilang yang dilaporkan dan pada tahun 2020 ada 40 perahu yang karam. Dalam perkiraan badan migrasi IOM, angka tersebut kemungkinan lebih besar lagi karena masih banyak yang tidak dilaporkan, atau tidak dihitung karena lenyap tanpa jejak.

Enam bulan pertama tahun 2021 ini, 250 migran dilaporkan tewas ketika berusaha menyeberang ke Kepulauan Canary, dua kali lipat lebih banyak dari jumlah yang tercatat sebelumnya. Sedangkan menurut LSM Caminando Fronteras, sebanyak 2.000 orang kehilangan nyawa ketika mencoba menyeberang pada paruh pertama tahun 2021 ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us