Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Qatar Ungkap Adanya Kemajuan dalam Negosiasi Hamas-Israel 

pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)
pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)
Intinya sih...
  • Qatar melaporkan kemajuan dalam gencatan senjata Israel-Hamas di Gaza.
  • Pertemuan antara Direktur Mossad Israel dan PM Qatar menghasilkan sedikit kemajuan.
  • Hamas bersedia membebaskan sandera Israel jika perang di Gaza diakhiri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Qatar melaporkan adanya kemajuan dalam pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza. Pertemuan terbaru antara Direktur Mossad Israel David Barnea dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani berlangsung di Doha pada Kamis (24/4/2025).

PM Qatar menyampaikan bahwa pembicaraan tersebut menghasilkan perkembangan positif dibandingkan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Namun, kedua pihak masih belum menemukan titik temu tentang cara mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 18 bulan.

Upaya negosiasi ini menjadi sangat mendesak karena situasi kemanusiaan di Gaza yang semakin memburuk. Menurut otoritas kesehatan Gaza, konflik ini telah menewaskan lebih dari 51.400 warga Palestina.

1. PM Qatar akui ada sedikit kemajuan

PM Qatar mengakui hanya ada sedikit kemajuan dari pertemuan tersebut. Pertemuan ini merupakan bagian dari serangkaian upaya mediasi yang melibatkan Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.

"Kami telah melihat sedikit kemajuan pada Kamis dibandingkan pertemuan-pertemuan lain, namun kita masih perlu menemukan jawaban untuk pertanyaan utama bagaimana mengakhiri perang ini. Itulah kunci dari seluruh negosiasi," ujar PM Qatar, dilansir CNA. 

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengadakan pertemuan terpisah dengan PM Qatar di Doha pada Minggu (27/4/2025). Dalam kunjungannya tersebut, Fidan juga bertemu dengan pejabat senior Hamas guna membahas negosiasi gencatan senjata dan situasi kemanusiaan di Gaza.

Israel sebelumnya telah melanjutkan operasi ofensifnya di Gaza pada 18 Maret 2025. Operasi ini menandai runtuhnya gencatan senjata yang disepakati pada Januari lalu. 

2. Hamas-Israel belum mencapai titik temu

Hamas telah bersedia membebaskan seluruh sandera Israel yang masih hidup. Syaratnya, Israel harus mengakhiri perang di Gaza. Sekitar 24 sandera Israel yang ditahan Hamas diperkirakan masih hidup.

Pihak Israel menginginkan pembebasan sandera tanpa memberikan kepastian mengenai pengakhiran konflik. Sebelumnya, Hamas menolak tawaran gencatan senjata 45 hari dari Israel yang mensyaratkan pembebasan 10 sandera.

Hamas disebut bersedia untuk gencatan senjata selama lima tahun. Kelompok ini siap menyerahkan pemerintahan Gaza kepada entitas Palestina yang disepakati di tingkat nasional dan regional.

Dilansir BBC, Hamas bahkan mempertimbangkan untuk meletakkan senjata jika Israel menarik diri secara total dari Gaza. Namun, Israel tampaknya tidak berniat melepaskan wilayah Gaza yang telah diduduki.

"Ketika kedua pihak tidak memiliki tujuan bersama, saya yakin peluang untuk mengakhiri perang ini menjadi sangat tipis," kata Sheikh Mohammed.

3. Urgensi gencatan senjata di tengah memburuknya situasi di Gaza

anak-anak di Gaza mengantre untuk makanan. (UNRWA, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
anak-anak di Gaza mengantre untuk makanan. (UNRWA, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan seluruh gudang bantuan pangan di Gaza telah kosong sejak pekan lalu. Situasi ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang melanda wilayah tersebut.

Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mendesak pencabutan blokade terhadap Gaza. Lembaga tersebut melaporkan warga Gaza terjebak dalam siklus kekerasan dan kekurangan pangan yang mengancam nyawa mereka.

"Bantuan kemanusiaan belum mencapai Gaza selama dua bulan. Ini adalah krisis kemanusiaan yang dilihat dan disaksikan oleh seluruh dunia. Kita perlu menemukan cara menghentikan agresi di Gaza dan memastikan bantuan bisa sampai kepada orang-orang yang sangat membutuhkan," kata Fidan, dilansir Al Jazeera.

Sementara upaya negosiasi masih terus bergulir, Israel masih gencar membombardir Gaza. Pada Minggu (27/4/2025) serangan Israel menewaskan sekitar 50 warga Palestina. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us